Firmansyah, S. Psi., M.M. Kes
Oleh: Firmansyah, S.Psi.,M.M.Kes*
Sudah pasti dalam berinteraksi dengan anak (cucu) setiap orang tua (nenek/kakek) memiliki cara masing-masing dalam mengungkapkan bahasa sayang ke anak (cucu).
Cara atau strategi mengungkapkan bahasa sayang ke anak (cucu) sangat bergantung dari pengalaman dan tingkat pendidikan orang tua (nenek/kakek).
Orang tua (nenek/kakek) dengan pengalaman yang kompleks dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi sudah tentu berbeda dengan orang tua (nenek/kakek) dengan pengalaman sederhana dan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Orang tua (nenek/kakek) dengan pengalaman yang kompleks dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi di banyak hal tidak terkecuali dalam penerapan pola asuh mereka memiliki kepahaman yang juga kompleks dan tinggi.
Begitulah Si Arif dan Si Mira, pasangan suami istri (pasutri) mengungkapkan pandangan mereka terkait perbedaan pengalaman dan tingkat pendidikan yang dimiliki orang tua (kakek/nenek) dalam menyampaikan bahasa sayang ke anak (cucu).
"Faktor pengalaman dan tingkat pendidikan yang dimiliki orang tua (kakek/nenek) sangat berpengaruh terhadap penerapan pola asuh tidak terkecuali dalam penyampaian bahasa sayang ke anak (cucu)", kata Arif ke istrinya (Mira).
Dalam kesehariannya Arif dan Mira adalah profesional dengan tingkat pendidikan magister. Sebagai pasangan suami istri Arif dan Mira memang memiliki cara berbeda dalam hal menerapkan pola asuh ke buah hatinya.
Saat Arif dan Mira sedang duduk berdua sambil ngobrol akrab dan hangat antara keduanya sedikit menyinggung cara orang tua (nenek/kakek) mengungkapkan bahasa sayang ke anak (cucu).
"Kepada orang tua (kakek/nenek) saat akan atau sedang berinteraksi dengan anak (cucu) perlu mengungkapkan sesuatu hal dengan bahasa sayang", ujar Arif ke Mira yang duduk di sebelahnya.
Lanjut Arif menjelaskan pengungkapan sesuatu hal saat berinteraksi dengan anak (cucu) dalam bahasa sayang memberikan peluang ke anak (cucu) bisa belajar sesuatu hal yang diharapkan dengan penuh kelembutan (tidak kasar).
"Pembiasaan penyampaian sesuatu hal ke anak (cucu) dengan bahasa sayang mendorong anak (cucu) bisa mengembangkan karakter yang baik dan positif, santun serta bijak saat sedang atau akan berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya.
"Banyaknya dampak baik penerapan bahasa sayang bagi pengembangan karakter anak (cucu) ada baiknya bahasa sayang juga dapat di praktekan orang tua (nenek/kakek) saat akan atau sedang berinteraksi dengan anak (cucu)", terang Arif menegaskan.
Berikutnya Arif pun mencontohkan beberapa bahasa sayang yang bisa diungkapkan ke anak (cucu).
"Dibawah ini saya contohkan beberapa bahasa sayang yang bisa di praktekan orang tua (nenek/kakek) saat berinteraksi dengan anak (cucu)", tutur Arif.
Arif pun menyebutkannya. Adapun beberapa contoh dari bahasa sayang itu adalah;
"Jangan takut untuk mencoba hal baru, bahkan jika kamu gagal. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar, dan itu akan membantumu menjadi lebih kuat."
"Jika kamu membuat kesalahan, jangan khawatir. Belajar dari kesalahan itu dan jadikan sebagai pelajaran untuk masa depan."
"Aku percaya pada kemampuanmu untuk mencapai apa yang kamu inginkan. Tetap semangat dan jangan menyerah."
"Jangan pernah merasa minder dengan diri sendiri. Kamu punya kelebihan dan keunikanmu sendiri."
"Sayang, selalu jadilah orang yang jujur, baik, dan bertanggung jawab."
"Aku selalu bangga denganmu, sayang. Kamu adalah keajaiban dalam hidupku."
"Jangan lupa untuk senyum dan bersyukur atas apa yang kamu miliki."
"Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk bertanya. Ayah Bunda akan selalu berusaha mendukungmu."
"Sayang, selalu jaga kesehatanmu, karena kamu adalah aset berharga bagi kita semua."
"Jangan lupa untuk belajar dan terus mengembangkan diri. Belajar adalah investasi terbaik untuk masa depan."
"Jangan takut untuk mengejar mimpimu, sayang. Aku akan selalu mendukungmu."
"Sayang, selalu bersyukur atas segala kebaikan yang kamu dapatkan."
"Jika kamu membutuhkan dukungan, jangan ragu untuk berbicara denganku. Aku akan selalu ada untuk mendengarkan dan membantu."
"Sayang, ingatlah bahwa kamu adalah anak yang berharga dan penuh cinta."
"Itulah beberapa contoh bahasa sayang yang bisa di praktekan orang tua (nenek/kakek) saat sedang atau akan berinteraksi dengan anak (cucu)", terangnya.
Mendengar penjelasan panjang lebar terkait bahasa sayang yang bisa dipraktekan orang tua (nenek/kakek) saat akan atau sedang berinteraksi dengan anak (cucu) dari suaminya Mira pun membalas dengan merespon tentunya ungkapan-ungkapan dimaksud disampaikan orang tua (kakek/nenek) dengan nuansa keakraban dan kehangatan.
"Nuansa kehangatan dan keakraban yang tercipta akan membuat anak bisa betah berlama-lama untuk berada di tempat saat mereka diajak berbicara (ngobrol)", jelasnya.
Diskusi pun selesai Arif dan Mira kembali kepada tugas rutin masing-masing.
*Penulis: Ahli Muda Pranata Humas Bagian Prokopim Setda Kabupaten Dompu dan seorang Konsultan Psikologi