
Lakey Jadi Pilot Project Penanganan Persampahan
Dompu, koranlensapos.com - Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pada 5 Juni 2025 ini, HLHS bertema "Ending Plastic Polution" yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia "Hentikan Sampah Plastik".
Di momen Peringatan HLHS 2024 tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu bekerja sama dengan DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu menggelar serangkaian kegiatan. Diawali acara Bincang-Bincang Masalah Lingkungan pada Rabu malam (4/6/2025).Malamnya menginap di dalam tenda di pinggir pantai. Deburan ombak Pantai Lakey mengiringi perjalanan waktu hingga subuh.
Keesokan harinya, Kamis (5/6/2025) pagi dilaksanakan Apel Siaga Memperingati HLHS 2025. Usai itu dilanjutkan dengan aksi pembersihan Pantai Lakey dari sampah-sampah plastik.
Acara bincang-bincang tentang lingkungan pada Rabu malam (4/6/2025) yang berlangsung di halaman Hotel Aman Gati itu dihadiri berbagai elemen. Antara lain Ketua DPRD Dompu, Ir. Muttakun, Dandim 1614/Dompu, Letkol Kav. Riyan Oktiya Virajati, S.T., M.M, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Jufri, S.T., M.Si, Camat Hu'u Muhammad Iswan, S. KM, Camat Woja, Sekcam Woja Buhari, S. Sos,Danramil Hu'u Lettu Inf. Ishaka bersama anggota Kapolsek Hu'u Ipda Syamsul Rizal bersama anggota, Ketua PSOI Muhammad Ali bersama rekan-rekannya, para Kepala Desa, Ketua Pokdarwis Lakey, Mawar Yulia, para tokoh pemuda dan para insan pers.
Acara bincang-bincang itu dipandu Ketua DPD MIO Indonesia Kabupaten Dompu, Sarwon Al-Khan. Sarwon mengatakan persoalan sampah di Kabupaten Dompu secara umum dan Pantai Lakey khususnya cukup serius dan krusial. Ibarat penyakit kronis yang sulit untuk disembuhkan.
"Diharapkan tumbuhnya kesadaran bersama dalam mengatasi persoalan sampah ini karena Festival Lakey akan dilaksanakan di tempat ini pada bulan Juli mendatang," harap Sarwon dalam prolognya.
Menurut Om Won, sapaannya, Program Pemerintah BBF-DJ Gerakan Semesta Dompu Bersih sangat selaras dengan aksi nyata penanganan sampah plastik ini. Maka aksi nyata mengatasi persoalan sampaj menjadi suatu keniscayaan yang mesti dilakukan secara berkesinbungan, bukan sesaat saja.
Pada kesempatan itu, Kadis LH, Jufri mengajak di momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia agar melakukan langkah nyata menyelamatkan bumi dari sampah plastik.
Jufri mengemukakan alasan Lakey dijadikan lokasi Peringatan HLHS 2025 Tingkat Kabupaten Dompu yang dirangkaikan dengan diskusi lingkungann dan pembersihan pantai. Yakni untuk mensinergikan dengan agenda Festival Lakey yang akan dihelat pada 12 - 20 Juli 2025 meendatang.
"Saya ingin Lakey jadi pilot project untuk penanganan persampahan ini. Dan ini merupakan langkah awal kita. Di mana salah satu item kegiatan Festival Lakey itu adalah Zero Waste," jelasnya seraya mengajak semua elemen
bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah-masalah persampahan.
Ditegaskan Jufri, mengatasi sampah setidaknya setiap orang memiliki 3 hal, yakni kesadaran, kejujuran serta tindakan nyata.
"Sadar saja tidak cukup. Kita harus jujur pada diri sendiri, sudahkah kita bisa mengatasi sampah yang ada di rumah tangga kita? Sadar dan jujur pun belum cukup, harus ada tindakan nyata mengatasi sampah terutama dimulai dari rumah tangga kita sendiri," kata Jufri.
Disebutnya 32% sumber sampah berasal dari rumah tangga.
"Secara data statistik, ibu-ibu rumah tangga menghasilkan 32 persen sampah," sebutnya.
Jufri menjelaskan sampah rumah tangga baik semestinya bisa dikelola sendiri agar tidak membebani Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Caranya dengan membuat lubang pembuangan sampah di halaman rumah masing-masing.
"Contoh ini saya lakukan sendiri.
Saya gali lubang di depan rumah saya panjang 1,5 meter, lebar 1m dan kedalaman 1meter. Sampah-sampah sisa makanan, daun-daunan dimasukkan dalam lubang itu. Sehingga beban TPA kita tidak terlalu berat," ujarnya.
Lebih lanjut Kadis LH menekankan pengembangan pariwisata Lakey maupun lainnya harus memprioritaskan 2 hal yakni kebersihan dan keamanam.
"Impossible kita berbicara masalah pariwisata ketika persoalan sampah, ketika persoalan keamanan tidak bisa kita wujudkan," ucapnya.
Mengakhiri uraiannya, Kadis LH menegaskan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi persoalan sampah. Kepedulian dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat sangat diharapkan. Termasuk memberikan masukan dan urun rembuk dalam diskusi tersebut.
"Kami butuh mitra untuk menyelesaikan masalah sampah ini. Kita berdiskusi untuk mencari the best of sollution terhadap persoalan persampahan. DPRD juga diharapkan men-suport dari sisi anggaran. Perlu adanya penyediaan satu armada untuk penanganan sampah di Lakey ini," harapnya. (emo/bersambung).