
Sumbawa Barat, koranlensapos.com - Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Sumbawa Barat NTB meluncurkan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masjid.
Program bertajuk "Dari Masjid Menuju Masyarakat Madani dan Ramah Lingkungan" itu dilaunching secara resmi oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KSB, Dr.TGH. Burhanuddin, S.QH. Kegiatan launching program tersebut digelar di Aula Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat, Jumat (8/8/2025).
Hsdir pula pada acara dimaksud, Kepada Dinas Lingkungan Hidup KSB, Aku Nur Rahmadin, S.Pd., M.M.Inov., Koordinator Komunitas Hijau Biru (KHB) KSB, Herman Usman, S.P dan Ketua P3A Balong Pendi Desa Banjar Kecamatan Taliwang, H. Syamsuddin Ahmad, S.H. serta warga yang aktif dalam pengajian LDII KSB.
Ketua DPD LDII KSB, Ir. H. Bambang Supriadi dalam laporannya menjelaskan PPSBM yaitu suatu program yang dirancang untuk memberikan solusi terhadap masalah persampahan melalui edukasi dan partisipasi jamaah masjid yang dilaksanakan secara sistematis, menyeluruh dan terus menerus. Penerapan sistem pengelolaan sampah yang benar sesuai peraturan perundangan merupakan bagian utama dari tujuan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Dilanjutkan Bambang, PPSBM ini meliputi 6 langkah yaitu:
Pertama, pemilahan sampah di rumah dan di lingkungan masjid;
Kedua, transfer sampah organik dan sampah anorganik bernilai ekonomi dari rumah ke masjid atau lokasi yang ditentukan;
Ketiga, pengolahan sampah organik dan produksi pupuk organik di masjid;
Keempat, aplikasi pupuk organik di lingkungan masjid dan pekarangan rumah;
Kelima, distribusi pupuk organik kepada pengguna; dan
Keenam, pengemasan sampah anorganik bernilai ekonomi (sampah daur ulang) di masjid dan pengiriman ke LPS (dijual).
"Di samping untuk menegakkan peraturan, pengelolaan sampah merupakan bagian dari 8 klaster kontribusi LDII untuk bangsa, ttermasuk dalam klaster ke 6, yaitu ketahanan pangan dan lingkungan," jelasnya.
Secara berurutan Bambang menyebutkan 8 Klaster tersebut adalah Kebangsaan, Dakwah, Pendidikan, Ekonomi Syariah, Kesehatan Herbal, Ketahanan Pangan dan Lingkungan, Teknologi Digital serta Energi Baru Terbarukan.
Dalam bidang dakwah, lanjutnya, LDII menyelenggarakan pengajian di semua jenjang usia, mulai tingkat anak anak (cabe rawit), remaja (muda mudi) hingga dewasa dan lansia dengan intensitas yang cukup tinggi.
"Hal ini merupakan potensi besar yang perlu diaktualisasikan dalam kegiatan lainnya, seperti pengelolaan
sampah," bebernya
Bambang menerangkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga sesuai ketentuan perundangan yang diintegrasikan dengan lingkungan masjid merupakan wujud nyata PPSBM. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA, mencegah aktivitas membuang sampah sembarangan dan aktivitas membakar sampah.
Selain itu bisa memanfaatkan sampah menjadi sumber daya yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan aneka produk.
Tujuan lainnya untuk menciptakan daur hidup dalam pengelolaan sampah, menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah.
"Bagi LDII ini merupakan implementasi 8 Klaster Pengabdian LDII untuk Bangsa yakni Klaster ke-6: Ketahanan Pangan dan Lingkungan) dan menerapkan 29 karakter luhur LDII serta berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Bersih Sampah Tahun 2025. Tidak kalah pentingnya dengan menerapkan PPSBM ini berarti kita telah berkontribusi
mendukung program pengelolaan sampah tingkat Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nasional," urainya.
H. Bambang Supriadi menyebut,
inisiasi PPSBM sebenarnya telah dimulai tahun 2004 lalu dan implementasinya telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Tahun 2025 ini, program tersebut mulai ditingkatkan. Tidak hanya sampah anorganik yang dikumpulkan untuk proses daur ulang, namun sampah organik juga menjadi perhatian. "Sebab potensi sampah organik rumah tangga sangat dominan, bersumber dari dapur, sehingga partisipasi ibu ibu sangat diharapkan," ujarnya.
Disebutnya hingga saat ini PPSBM telah menghimpun sedekah sampah mendekati nilai Rp. 5 juta yang diperuntukkan untuk Pembangunan dan operasional masjid.
Memungkasi laporannya, H. Bambang Supriadi menegaskan PPSBM ini sebagaj wujud komitmen dan keseriusan LDII KSB dalam berkontribusi buat daerah tercinta Bumi Pariri Lema Bariri.
"Sebab hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius KSB, juga di tingkat nasional. Terbukti sampah yang tidak terkelola masih di atas 40 persen," ungkapnya.
Kadis LH KSB, Aku Nur Rahmadin, S.Pd., M.M.Inov mengapresiasi kegiatan yang dilakukan DPD LDII KSB ini.
Menurutnya, semakin banyak orang dan komunitas yang terlibat maka persoalan dan beban dalam pengelolaan sampah kian ringan.
"Terlebih penyelenggaraan acara yang didisain minim sampah, karena tidak ada snack dan minuman berkemasan plastik. Semua organik dan para peserta masing-masing membawa tumbler. Benar-benar sama seperti yang diterapkan di lingkungan kantor Dinas Lingkungan hidup. Jadi, habis acara tidak meninggalkan sampah," ucapnya.
Pada kesempatan tetsebut, Kadis LH juga memberikan materi Kebijakan dan Operasional Pengenalan Sampah KSB. Disebutnya hingga saat ini sampah di KSB masih berakhir di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Batu Putih dengan status open dumping. Namun tahun ini statusnya sudah meningkat menjadi control landfill. Agar tidak semua sampah berakhir di TPA maka sampah yang memiliki nilai diharapkan bisa diolah lebih lanjut, seperti sampah daur ulang minimal dijadikan bahan baku atau dijual. Adapun sampah organik bisa diproses dengan teknik tasorta.
Ketua MUI KSB, TGH. Burhanuddin mengaku sangat tertarik dengan kegiatan ini.
"Karena di samping menegakkan peraturan Allah di mana Allah sangat mencintai kebersihan, juga memiliki nilai ekonomi," ujarnya.
Ketua MUI menyampaikan manfaat pengelolaan sampah dari sisi kebersihan yang dikuatkan dengan dalil-dalil dalam Al-Quran dan Al-Hadits juga. Di antaranya kesucian atau kebersihan bagian dari iman.
Acara juga diselingi dengan penyerahan Majalah Nuansa Persada kepada Ketua MUI dan Kadis LH KSB sebagai tali asih. Majalah tersebut berisi aktivitas LDII seluru Indonesia baik nasional maupun daerah.
Terakhir Ketua DPD LDII lewat materi Implementasi PPSBM mengajak kepada semua pihak untuk mewujudkan sedekah sampah untuk masjid dengan 5M, yaitu: Memilah, Mengumpulkan, Mengolah Sampah Organik, Mengirim Sampah Daur Ulang ke Bank Sampah dan Mengangkut Sampah Residu ke TPA. Bambang memberikan ilustrasi sedekah sampah 3,6 juta per hari jika semua penduduk KSB berkolaborasi. Sedangkan Herman Usman, S.P. dari KHB membawakan materi tentang pemilahan sampah. Tahapan pilah sampah ini sangat menentukan keberhasilan proses pengelolaan selanjutnya.
Menariknya, beberapa pertanyaan dan harapan dari peserta mengemuka saat sesi diskusi berlangsung. Salah satunya Ibu Irmasari dari Kecamatan Maluk bertanya tentang target PPSBM. Menanggapi pertanyaan itu, Ketua DPD LDII KSB memaparkan bahwa melaksanakan pengelolaan sampah sesuai dengan peraturan perundangan adalah target utama PPSBM.
"Sebab hanya dengan target inilah maka perlakuan negatif terhadap sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan dan membakar sampah bisa ditekan. Di satu sisi kita akan mendapat manfaat luar biasa dari sedekah sampah. Orang mungkin sungkan atau malu bersedekah dengan uang seribu rupiah, tapi dengan satu botol kemasan air mineral bekas rasanya senang. Dengan demikian LDII ikut berkontribusi menurunkan timbulan sampah tidak terkelola selama ini, termasuk sampah yang diangkut ke TPA," pungkasnya. (emo).