Festival Literasi di Perpusda Dompu Jadi Momen Spesial -->

Kategori Berita

.

Festival Literasi di Perpusda Dompu Jadi Momen Spesial

Koran lensa pos
Rabu, 10 Desember 2025

 

Penampilan Sere dan tarian khas Dompu pada penyambutan dan pembukaan Festival Literasi di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Dompu, Selasa (9/11/2025)



Dompu, koranlensapos.com - Festival Literasi 2025 pertama kali diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Dompu. Temanya "Literasi Membuka Jendela Dunia Mewujudkan Masyarakat Berpengetahuan dan Berdaya Saing Menuju Dompu Maju".

Kegiatan ini menjadi momen yang sangat dinantikan. Setidaknya oleh para pegiat literasi di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu. 

Jauh-jauh hari, mereka yang bergabung dalam Komunitas Jejak Literasi (KJL) ini sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut momen spesial yang digelar selama 3 hari yakni Selasa, Rabu, dan Kamis (9 - 11 Desember 2025) itu.

Pj. Sekda Dompu, H. Khaerul Insyan saat membuka Festival Literasi di halaman Perpusda Dompu

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Dompu, Wahidin dalam sambutannya pada pembukaan Festival Literasi


Momen paling ditunggu itu pun tiba. Pada Selasa (9/11/2025) pagi, sejumlah anggota KJL sudah mengisi stan yang disiapkan untuk mereka. Apalagi kalau bukan buku-buku hasil karya mereka. Hasil karya terbaik putra-putri dari Tanah Padompo.


Senior KJL Hj. Nurhaidah bersama Yuliana Setia Rahayu di stan KJL saat dikunjungi Ketua GOW Titiek Nurhaedah



Pantauan langsung koranlensapos.com, terlihat tokoh senior KJL, Hj. Nurhaidah duduk di belakang pajangan buku-buku itu. Tak boleh ketinggalan buku karyanya "Sejarah Kerajaan Dompu" yang spesial itu turut serta dalam pajangan itu. 
Pemilik Galeri Padompo ini tidak sendiri. Bersamanya ada bunda Yuliana Setia Rahayu yang juga menghadirkan buah karyanya berjudul "Mengasuh dengan Bahagia". 
Tampak juga Syafrudin, seorang peneliti tentang sejarah dan budaya Dompu. Pejabat yang juga merangkap dosen ini pernah menulis sebuah buku hasil penelitian berjudul "Pola Ruang Pemukiman Berbasis Budaya Lokal Dompu di Desa Hu’u". Ada pula dihadirkan bukunya berjudul "Syurga Hati di Sudut Ka’bah" dan “Aku, Mereka dan Kebaikan Semesta" (kumpulan Cerpen dan Cerita Inspiratif).

Hadir juga Dedy Arsyik dari Makkadana. Kabid Kebudayaan di Disbudpar Dompu ini juga penyunting buku Antologi Sejarah dan Budaya Dompu yang juga diluncurkan pada momen pembukaan Festival Literasi itu.
Ada pula Faisal Ma Waataho (penulis buku Sejarah Sultan Abdurrahman Manuru Kempo),  Suherman Ahmad (seorang pengamat politik dan sosial yang banyak aktif menulis di media sosial). 
Ada lagi penulis muda tapi produktif sekaligus dosen Fahrudin Ahmad. Untuk diketahui, Fahrudin sendiri telah banyak menulis buku. Pimpinan Redaksi Kapahu.com ini telah banyak menulis buku. Antara lain berjudul "Pendidikan Indonesia" (Menyoal Isu-Isu Pendidikan Kekinian), "Menggugat Demokrasi", "Jihad Media" (bersama Risqo Faridatul Ulya, M. Ag), "Ngobrol Pemikiran Islam, Siapa Takut?", serta "Polemik Jilbab, Tasawuf dan Hilangnya Budaya Baca".

Terlihat pula tokoh muda Teguh Wirasakti. Pemuda pendiam berkacamata ini adalah pendiri sekaligus dipercaya sebagai Ketua KJL.

Tak ketinggalan tokoh aktivis wanita Nursyamsiah. Wartawati senior yang juga advokat ini didapuk sebagai moderator dalam sesi Temuwicara yang menghadirkan Pj. Sekda Dompu H. Khaerul Insyan dan Diana Purwati (Dosen STKIP Dompu yang master lulusan salah satu kampus di Adeleide Australia itu).

Sedangkan sang maestro KJL, Ilyas Yasin tidak berkesempatan hadir pada hari pertama Festival Literasi ini karena kondisi kurang sehat. Namun demikian sejumlah buku hasil karyanya turut terpajang di atas meja panjang stan KJL itu.

Terlihat pula buku-buku hasil goresan pena Andi Fardian. Penulis muda asal Desa Ranggo Kecamatan Pajo yang kini menetap di kota gudeg Yogyakarta sangat produktif menulis. Puluhan buku telah ditulisnya. Spesial untuk Dompu sebagai tanah kelahirannya, Andi telah menuangkannya dalam sejumlah buku. Antara lain "Dompu Nggahi Rawi Pahu yang Dirindukan", Lembo Ade" , dan "Kolom-Kolom untuk Dompuku", 

Ketua GOW Titiek Nurhaedah mengunjungi stan Ekskul Jurnalistik SMAN 1 Hu'u

Di ujung timur, ada pajangan buku oleh siswi-siswi Ekskul Jurnalistik SMA 1 Hu'u. Hebatnya, meski masih berstatus pelajar, mereka sudah produktif menulis. Ada 7 buku hasil karya mereka yang sudah terbit. Ada "Coretan Pena", "Life at School", "Semarak HUT SMAN 1 Hu'u ke-34", "Cerita tentang Kita", "Beragam Cerita di Sekolah", "Lentera Memori", dan "Jejak-Jejak Literasi".

"Buku ke-8 in sya'allah akan segera terbit," ungkap mentor Ekskul Jurnalistik SMAN 1 Hu'u, Suradin kepada koranlensapos.com.

Bagi para pegiat literasi ini, festival yang diadakan Perpusda Dompu ini menjadi momen penting dan spesial. Selain mempertunjukkan hasil karya mereka (bukan untuk riya, tapi bernilai ibadah), juga untuk mendorong lahirnya penulis-penulis baru.

Festival Literasi ini dibuka oleh Pj. Sekda Dompj H. Khaerul Insyan. Saat bersamaan Bupati Dompu, Bambang Firdaus membuka kegiatan Lomba Pidato bagi Pelajar yang digelar Kejaksaan Negeri Dompu di Aula Pendopo memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia. 

Pada momen tersebut juga diluncurkan sebuah karya terbaik 29 guru dan siswa-siswi Dompu. Judulnya "Antologi Budaya Dompu". 

Monolog berjudul "Tambora" yang ditampilkan Muhammad Fahri menyedot perhatian publik. Siswa kelas XII SMAN 1 Dompu ini tampak sangat menjiwai dalam menyajikan monolog karya sutradara Wawan Irawan dari Bengkel Sastra ini. Monolog ini mengisahkan tentang pasangan suami istri bersama seorang putra. Mereka hidup bahagia dan sejahtera. Saat anaknya berusia 17 tahun, sang ibu dipindahtugaskan ke daerah asalnya di Bima. Sedangkan sang ayah tetap tinggal di Dompu. Kondisi hidup berpisah itu membuat kehidupan mereka tidak lagi harmonis. Mereka sering cekcok hanya karena persoalan sepele. Tentu saja hal itu membuat sang anak menjadi frustrasi dan depresi. Kedua orang tua sering bertengkar meski di hadapan sang anak. Sang anak mengusir keduanya. Buntutnya terjadi perceraian.  Antara ayah dan ibu yang telah bercerai ini kemudian memperebutkan sang anak yang bernama Tambora itu. 

Acara yang dihadiri Ketua GOW Kabupaten Dompu, Titiek Nurhaedah, sejumlah Pimpinan OPD, Staf Ahli Bupati dan para guru serta siswa siswi ini juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba bertutur, lomba resensi buku, lomba pembuatan video, dan sebagainya.

Gelaran hasil produksi UMKM  berupa tenunan hasil kerajinan muna pa'a, aneka kuliner, batu akik dan sebagainya juga turut memberikan nuansa kemeriahan acara Festival Literasi ini. 

Untuk diketahui, seluruh rangkaian acara Festival Literasi ini disiarkan sscara langsung di facebook Perpusda Dompu. Bagi masyarakat yang tidak berkesempatan hadir, dapat menyaksikan melalui tayangan live ini. (emo).