Legenda dan Sejarah Kota Salatiga

Kategori Berita

.

Legenda dan Sejarah Kota Salatiga

Koran lensa pos
Selasa, 21 Januari 2025

Di sebuah daerah yang kini dikenal dengan nama Salatiga, terdapat sebuah kisah yang menjadi bagian dari sejarah dan legenda kota ini. Kota kecil nan sejuk yang terletak di kaki Gunung Merbabu ini menyimpan banyak cerita, baik yang berasal dari masa lalu maupun yang diwariskan secara turun-temurun.

Legenda Asal Mula Nama Salatiga
Menurut cerita rakyat, nama "Salatiga" berasal dari kisah seorang raja bernama Ki Ageng Pandanaran. Pada zaman dahulu, Ki Ageng Pandanaran adalah seorang adipati di wilayah Semarang. Ia dikenal sebagai pemimpin yang sangat kaya raya, namun sayangnya, ia mulai tamak dan melupakan tugasnya sebagai pemimpin rakyat. Kekayaannya membuatnya lupa diri hingga ia lebih mementingkan harta daripada kesejahteraan rakyatnya.

Melihat hal ini, Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, memutuskan untuk menegur Ki Ageng Pandanaran. Sunan Kalijaga menyamar sebagai seorang pengemis dan mendatangi kediaman Ki Ageng Pandanaran. Ketika Sunan meminta sedekah, Ki Ageng Pandanaran dengan enggan memberikan sesuatu yang tidak berharga. Namun, istri Ki Ageng Pandanaran merasa iba dan secara diam-diam memberikan perhiasannya kepada Sunan Kalijaga.

Perbuatan istri Ki Ageng Pandanaran ini membuat sang adipati marah besar. Ia merasa dihina oleh istrinya sendiri karena memberikan harta kepada seorang pengemis. Namun, Sunan Kalijaga akhirnya membuka penyamarannya dan menegur Ki Ageng Pandanaran atas keserakahannya. Ia mengingatkan bahwa seorang pemimpin haruslah adil dan tidak boleh tamak.

Ki Ageng Pandanaran akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk meninggalkan segala kekayaannya demi mencari jalan spiritual. Bersama istrinya, ia mengikuti Sunan Kalijaga menuju tempat baru untuk memulai hidup baru. Dalam perjalanan, mereka tiba di sebuah daerah yang indah dengan pemandangan alam yang memukau.

Namun, di tempat itu, tiga orang pengikut Ki Ageng Pandanaran mencoba mencuri harta benda yang masih dibawanya. Perbuatan mereka ketahuan, dan sebagai hukuman, Sunan Kalijaga menyebut tempat itu sebagai "Salah Tiga" (kesalahan tiga orang). Dari waktu ke waktu, nama tersebut berubah menjadi "Salatiga".

Sejarah Kota Salatiga

Selain legenda yang menarik, Salatiga juga memiliki sejarah panjang sejak zaman kolonial Belanda. Kota ini dahulu merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, wilayah Salatiga menjadi bagian dari Kasunanan Surakarta.

Pada masa penjajahan Belanda, Salatiga berkembang menjadi kota administratif yang penting. Letaknya yang strategis di jalur Semarang-Solo membuatnya menjadi tempat persinggahan yang nyaman bagi para pejabat kolonial Belanda. Selain itu, iklimnya yang sejuk menjadikan kota ini sebagai tempat favorit bagi para pejabat Belanda untuk beristirahat.

Peninggalan kolonial masih dapat ditemukan hingga saat ini di Salatiga. Beberapa bangunan tua bergaya Eropa seperti Gereja Blenduk Immanuel dan Gedung Papak menjadi saksi bisu sejarah kota ini. Selain itu, Salatiga juga dikenal sebagai pusat pendidikan sejak zaman Belanda, dengan berdirinya sekolah-sekolah misi yang berkualitas.

Salatiga di Masa Kini

Kini, Salatiga tumbuh menjadi kota kecil yang damai dengan masyarakat yang ramah dan beragam budaya. Kota ini sering disebut sebagai "Indonesia Mini" karena keberagaman etnis dan agama warganya yang hidup rukun berdampingan. Salatiga juga dikenal dengan kuliner khasnya seperti enting-enting gepuk, wedang ronde, dan sate sapi suruh.

Meskipun kecil, Salatiga memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya istimewa. Keindahan alamnya yang memukau, sejarahnya yang kaya, serta keramahan penduduknya menjadikan kota ini sebagai salah satu permata tersembunyi di Jawa Tengah.

Demikianlah kisah legenda dan sejarah Kota Salatiga yang penuh makna. Dari nama "Salah Tiga" hingga menjadi kota yang harmonis seperti sekarang, Salatiga terus menjaga warisan budayanya sambil melangkah maju menuju masa depan.

Kesimpulan
Legenda dan sejarah Salatiga merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas kota ini. Dari kisah "salah tiga" hingga perannya dalam sejarah modern Indonesia, Salatiga terus berkembang menjadi kota yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Dengan melestarikan tradisi lokal serta menjaga warisan sejarahnya, Salatiga tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi warganya tetapi juga menjadi bagian penting dari perjalanan panjang bangsa Indonesia. (sumber: fb Onom Gems).