Papua, Lensa Pos NTB - Ratusan warga Bima di Wamena Papua, meminta untuk dipulangkan ke daerah asal masing-masing, sebab tempat tinggal yang dibangun selama menjadi perantau, telah porak poranda akibat diserang dan dibakar oleh warga pribumi pasca kerusuhan anarkis yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan luka-luka.
Salah satu warga Desa Karumbu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, Mansyur, M. Pd, mengaku, akibat konflik yang terjadi di Wamena Kabupaten Jayawijaya, tidak hanya pihak yang bersangkutan yang dipersoalkan, namun diratakan semua pendatang.” Kami juga dikaitkan dalam kerusuhan anarkis ini, selain pendatang yang diserang, rumah maupun ruko milik warga Bima dibakar oleh kelompok warga, beruntung saat itu warga Bima diselamatkan salah satu anggota Polri asal Bima,” jelasnya.
Katanya, akibat diserang dan tempat tinggal dibakar hingga rata dengan tanah dan kondisi warga Bima di Wamena saat ini sangat memprihatikan, penyerangan kerap kali dilakukan oleh kelompok warga pegunungan.” Kami warga Bima menyelamatkan diri di pengungsian Polres Jayawijaya, untuk menjaga diri serta menghindar dari serangan, sedangkan kami hanya memiliki sajam saja,” katanya
Dijelaskan Mansyur, sementara ini, jaringan komunikasi untuk pendatang dibatasi, satu jam ditarik dengan biaya Rp100 ribu, kalau sudah terjadi penyerangan, semua warga dipengungsian tidak bisa lagi menggunakan jaringan internet.” Sekitar 158 warga Bima di Wamena. Saat ini kita lagi mengamankan diri di pengungsian Polres Jayawijaya,” bebernya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Muhammad Ichwan warga Kelurahan Sambinae Mpunda Kota Bima mengaku, di rantauan dia tinggal bersama istri dan anak, begitupun dengan yang lainnya, warga Bima menempati penampungan sejak hari Senin lalu dan sudah banyak yang jatuh sakit, lebih lebih anak anak dan bayi.” Kondisi yang dialami ini sangat memprihatikan, keamanan kami belum bisa dijamin, saat ini kami belum dievakuasi, kami minta kepada pemerintah agar secepatnya untuk turun tangan,” harapnya.
Dibeberkannya, Pendatang yang dari Batam dan Jawa Timur sudah dilakukan evakuasi langsung oleh Pemerintah masing-masing, tinggal pendatang dari Bima yang belum diperhatikan oleh pemerintah.” Kami sudah lakukan komunikasi dengan pemerintah di Bima dan Provinsi NTB, semoga ada perhatian dan kepedulian terhadap nasib warga Bima di Wamena Papua,”harapnya,
Kami berharap pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Bima agar cepat berkoordinasi dengan TNI dan Polri yang ada disini kami diberikan fasilitasi tempat yang aman, yang lebih penting dibutuhkan kami adalah evakuasi lewat udara, karena semua lokasi darat sudah dikuasai, Harapnya. (USMAN)
Salah satu warga Desa Karumbu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, Mansyur, M. Pd, mengaku, akibat konflik yang terjadi di Wamena Kabupaten Jayawijaya, tidak hanya pihak yang bersangkutan yang dipersoalkan, namun diratakan semua pendatang.” Kami juga dikaitkan dalam kerusuhan anarkis ini, selain pendatang yang diserang, rumah maupun ruko milik warga Bima dibakar oleh kelompok warga, beruntung saat itu warga Bima diselamatkan salah satu anggota Polri asal Bima,” jelasnya.
Katanya, akibat diserang dan tempat tinggal dibakar hingga rata dengan tanah dan kondisi warga Bima di Wamena saat ini sangat memprihatikan, penyerangan kerap kali dilakukan oleh kelompok warga pegunungan.” Kami warga Bima menyelamatkan diri di pengungsian Polres Jayawijaya, untuk menjaga diri serta menghindar dari serangan, sedangkan kami hanya memiliki sajam saja,” katanya
Dijelaskan Mansyur, sementara ini, jaringan komunikasi untuk pendatang dibatasi, satu jam ditarik dengan biaya Rp100 ribu, kalau sudah terjadi penyerangan, semua warga dipengungsian tidak bisa lagi menggunakan jaringan internet.” Sekitar 158 warga Bima di Wamena. Saat ini kita lagi mengamankan diri di pengungsian Polres Jayawijaya,” bebernya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Muhammad Ichwan warga Kelurahan Sambinae Mpunda Kota Bima mengaku, di rantauan dia tinggal bersama istri dan anak, begitupun dengan yang lainnya, warga Bima menempati penampungan sejak hari Senin lalu dan sudah banyak yang jatuh sakit, lebih lebih anak anak dan bayi.” Kondisi yang dialami ini sangat memprihatikan, keamanan kami belum bisa dijamin, saat ini kami belum dievakuasi, kami minta kepada pemerintah agar secepatnya untuk turun tangan,” harapnya.
Dibeberkannya, Pendatang yang dari Batam dan Jawa Timur sudah dilakukan evakuasi langsung oleh Pemerintah masing-masing, tinggal pendatang dari Bima yang belum diperhatikan oleh pemerintah.” Kami sudah lakukan komunikasi dengan pemerintah di Bima dan Provinsi NTB, semoga ada perhatian dan kepedulian terhadap nasib warga Bima di Wamena Papua,”harapnya,
Kami berharap pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Bima agar cepat berkoordinasi dengan TNI dan Polri yang ada disini kami diberikan fasilitasi tempat yang aman, yang lebih penting dibutuhkan kami adalah evakuasi lewat udara, karena semua lokasi darat sudah dikuasai, Harapnya. (USMAN)