Sunarko - Pihak Hotel Furaya |
Pekanbaru
Riau, Lensa Post NTB
– Usai wawancara dengan Duty Manager Hotel, Bodyguard hotel Furaya berinisial
SH, ngamuk serang wartawan dan adu jotos nyaris terjadi, Rabu (5/12). Sikap arogan
yang dilakukan salah satu pemilik media online di Riau berinisial SH ini,
berawal dari wawancara yang dilakukan beberapa wartawan yang bergabung di Media
Online Indonesia (MOI) terhadap pelayan Hotel Furaya yang tidak professional
pada saat penyelenggaraaan pelantikan
DPW MOI Riau, minggu lalu.
Dimana
menurut ketua DPW MOI Riau, Anotona Nazara didepan Manager Hotel Furaya, Edik yang
didampingi Sunarko sang pengacara, apa yang dilakukan pihak hotel pada saat itu
sangat merugikan dan mempermalukan kita, karena awalnya telah disepakati jadwal
acara dimulai jam 10.00 WIB pagi hari
hingga selesai sesuai undangan, sementara kejadiannya tidak seperti yang sudah
disepakati, dimana 55 menit kemudian (10.55.WIB) baru dipasang spanduk. Dampak
dari keterlambatan pemasangan spanduk tersebut, tamu undangan memilih pulang, jelasnya.
Sementara
pihak marketing Hotel Furaya membenarkan adanya keterlambatan tersebut, hal itu
disebabkan oleh salah komunikasi antara marketing Nadia dengan pihak
percetakan, kita dari pihak hotel sudah memberi sanksi kepada Nadia sebagai
marketing. Sebagai ucapan permohonan maaf dari pihak hotel atas kejadian itu
pihak hotel memberi dispensasi sejuta rupiah, kata Sunarto.
Namun
apa yang disampaikan Sunarto ditolak pihak DPW MOI Riau, dan kami tetap
membayar sesuai dengan kesepakatan kami, dan untuk selanjutnya kami konfirmasi
atas temuan wartawan yang sudah disampaikan, segera dijawab , jelas Nazara.
Ironisnya,
usai wawancara keluar dari ruangan VIP restoran, tiba-tiba SH yang disinyalir
Bodyguard yang disediakan hotel Furaya, ngamuk dan menyerang wartawan seraya
berkata , “ Untuk apa kalian kemari”
Sontak pernyataan bodyguard Furaya yang bertubuh kekar itu, menambah suasana semakin panas. Adu jotos
sesama wartawan nyaris terjadi. Sikap arogan SH, jadi tontonan tamu-tamu hotel
Furaya. Menurut sumber Bidikonline, salah seorang wartawan senior di Pekanbaru
yang tidak mau disebut jati dirinya, sangat menyesali sikap yang dilakukan
oknum SH yang konon khabarnya pemilik media online di Pekanbaru ini. Seharusnya
kalau kita betul-betul wartawan dan ada kepentingan di hotel tersebut, diam
saja, jangan mau dijadikan tumbal. Kita
harus menjaga profesionalisme wartawan. Melihat sikapnya seperti itu, kita ragu apakah beliau (SH-red) betul-betul
wartawan yang tahu kode etik Jurnalistik,
fungsi dan tugas wartawan atau hanya wartawan karbitan jelas
sumber. (MOI-01)