TEKNOLOGI TEPAT GUNA SaMPAN KUAT RINGAN TIDAK BISA TENGGELAM

Kategori Berita

.

TEKNOLOGI TEPAT GUNA SaMPAN KUAT RINGAN TIDAK BISA TENGGELAM

Koran lensa pos
Kamis, 30 Desember 2021

 Oleh : Agus Dwi Catur*

Persaingan dalam industri maritim merupakan salah satu persaingan yang sangat menentukan bagi negara maritim seperti Indonesia dengan luas lautan 5,8 juta kilometer.  


Sebagai Negara kepulauan sangat memerlukan transportasi laut yang banyak untuk memeratakan pembangunan negara, untuk mengambil potensi ekonomi laut seperti ikan, untuk mempersatukan antar pulau dan untuk stabilitas keamanan negara. Hal-hal tersebut akan sulit tercapai ketika sarana dan prasarananya tidak memadai termasuk di dalamnya kapal dan perahu atau sampan.

Sampan atau perahu merupakan sarana transportasi dalam mencari ikan laut oleh sebagian besar nelayan Indonesia.  Sampan kayu merupakan pilihan yang telah lama digunakan oleh nelayan dalam mencari ikan karena tetap terapung ketika terjadi kebocoran di lambungnya dan tersedia di alam pada masanya.  Semakin terbatasnya kayu sebagai bahan pembuatan sampan maka harga perahu menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh nelayan, penggunaan kayu juga dapat menyebabkan pengundulan hutan dan bukit.
Karena itulah membuat perahu berbahan non-kayu terus dikembangkan untuk menggantikan perahu kayu.  

Salah satu perahu berbahan non kayu adalah perahu berbahan komposit polyester yang diperkuat dengan fiberglass. Perahu dengan bahan laminasi fiberglass tersebut mempunyai kelemahan yaitu tenggelam jika perahu mengalami kebocoran karena berat jenis bahannya lebih besar daripada berat jenis air laut dalam kasus menabrak benda/karang tajam atau terisi air ketika menerjang ombak, membuat perahu kehilangan gaya angkat dan akhirnya tenggelam.  

Untuk keamanan nelayan diperlukan sampan yang tetap mengapung walaupun terjadi kebocoran pada sampan.  

Untuk mendapatkan sifat tersebut, sampan harus dibangun dari bahan perahu yang sangat ringan tetapi kaku dan kuat.  Sifat bahan demikian terdapat pada bahan yang bernama komposit dengan struktur sandwich. Struktur sandwich lambung sampan terdiri dari inti lambung terbuat dari gabus dan kemudian dilapisi oleh lapisan fiberglass sebagai kulit lambung pada bagian dalam dan luar lambung.  Gabus memberi sifat ringan pada sampan, sedangkan laminasi fiberglass memberikan sifat kuat pada sampan.
(Gambar Struktur sandwich pada lambung sampan)

Gabus yang mudah dibentuk adalah berbahan Polyurethane yang berbentuk foam (PU foam) yang merupakan percampuran antara isocyanate cair (dikenal sebagai polyurethane A) dan polyol cair (dikenal sebagai polyurethane B).  Perbandingan isocyanate dan polyol adalah 3 : 2, kedua zat cair tersebut dituang pada wadah pengadukan yang sama kemudian diaduk dengan cepat dengan pengaduk elektrik agar cepat terjadi reaksi.  Reaksi terjadi ditandai dengan keluarnya panas sampai bercampur sempurna dan mulai mengembang. Kemudian campuran dituang ke dalam rongga cetakan berbentuk lambung  sampan yang terbentuk diantara cetakan atas dan cetakan bawah.  Campuran mengembang memenuhi rongga cetakan dan mengeras dalam waktu 10 menit. (PU foam hasil pencetakan dikeluarkan dari cetakan sudah berbentuk lambung sampan yang kemudian dapat dilapisi dengan fiberglass.

(Gambar sketsa cetakan dan gabus PU foam hasil pencetakan)

Pelapisan inti lambung sampan dimulai dengan membentangkan fiberglass  di permukaan inti lambung sampan.  Polyester cair dicampur dengan zat aditif (hardener) dengan perbandingan 99 : 1 kemudian diaduk.  Hardened polyester  tersebut kemudian diratakan dengan rol ataupun dengan kapi plastik.  Pelapisan kulit lambung luar bagian bawah harus lebih tebal daripada bagian atas, karena daerah ini lebih besar menerima gaya lengkung daripada bagian atas.  Lambung luar dilapisi dengan 6 lapis fiberglass masing-masing 300 gr/m2, sedangkan lambung bagian dalam dilapisi dengan 4 lapis fiberglass 300 gr/m2.  Proses pelapisan dilakukan secara  bertahap satu lapis demi satu lapis.
(Gambar pelapisan lambung sampan dengan fiberglass dan sampan yang sudah jadi)

Setelah pelapisan selesai dilakukan proses pendempulan, dimaksudkan agar permukaan lambung menjadi lebih rata dan halus baik lambung bagian luar maupun bagian dalam, juga bertujuan untuk memberikan warna dasar lambung sampan sebelum dilakukan pengecatan akhir.  Untuk dapat berfungsi maka sampan kemudian dilengkapi dengan gawang, kemudi, baruyungan, lengan katir, dudukan dan mesin ketinting.  
Sampan dengan bahan berstruktur sandwich ini telah teruji keandalannya dan mudah perawatannya.  Bila sampan menabrak benda keras atau karang maka yang terluka hanya kulit bagian luar saja, cukup ditambal dengan lapisan fiberglass di area sobekannya. Pembuatan perahu yang kuat ringan dan tidak bisa tenggelam selengkapnya dapat dilihat di link youtube  https://www.youtube.com/watch?v=QV6KDfKPrdk.

Semoga bermanfaat

(*Penulis adalah Dosen di Fakultas Teknik UNRAM, dan Anggota Biro Litbang Ipteks Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup DPW LDII NTB).