Pelayanan Air PDAM Dikeluhkan, Chapunk : Hentikan Penggundulan Hutan

Kategori Berita

.

Pelayanan Air PDAM Dikeluhkan, Chapunk : Hentikan Penggundulan Hutan

Koran lensa pos
Sabtu, 20 November 2021

 

     Potret kerusakan hutan di               Kab. Dompu (foto ist. LP)


Dompu, koranlensapos.com - Pelayanan air bersih yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu kerap dikeluhkan pelanggan. Pasalnya pada musim hujan sangat keruh. Warnanya cokelat kehitaman laksana seduhan kopi susu. Sedangkan di musim kemarau lebih banyak macet bahkan bisa berminggu-minggu. 

Menanggapi keluhan masyarakat atas pasokan air PDAM di atas, maka di WAG LakeyNews.Com, Jumat malam (19/11/2021) berlangsung diskusi seru khusus membahas berbagai hal yang menjadi penyebab buruknya pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan milik daerah tersebut.

Diskusi terbuka untuk anggota grup tersebut dipandu oleh Sarwon Al Khan (Pimpinan Redaksi media online LakeyNews.Com) dan Khaerul Rizal. Keduanya merupakan admin WAG dimaksud.

"Setidaknya ada dua "penyakit kronis" air PDAM ini yang selalu terjadi tiap tahun dan berlarut-larut, tidak mampu "diobati dan disembuhkan secara total".
Pertama, pada musim hujan selalu keruh kecokelatan, kotor bahkan disertai lumpur.
Kedua, musim kemarau, pendistribusiannya tidak merata, bahkan di wilayah tertentu tidak menerima pasokan air dalam waktu relatif lama. Itu antara lain saja. Masih banyak masalah lainnya," ungkap Sarwon saat mengawali diskusi tersebut.

Lebih lanjut pria berkumis yang biasa disapa Om Won itu melempar beberapa pertanyaan untuk dicarikan jawabannya melalui forum diskusi grup WA itu. 
- Apa sebenarnya biang kerok dari masalah ini? 
- Mengapa begitu sulit Pemda maupun PDAM mengatasi atau menanganinya?
- Bukankah sejauh ini sudah ber-M-M rupiah yang digelontorkan untuk penanganan air bersih PDAM Dompu?
- Bukankah direktur PDAM sudah beberapa kali diganti?
- Bagaimana upaya dan langkah apa saja untuk mengeluarkan PDAM Dompu dari masalah kronis ini?
- Perlukah PDAM ini dikelola oleh swasta?


"Mari kita diskusikan.
Diskusinya lepas dan bebas saja, dengan tetap mengedepankan adat ketimuran," ucap Ketua DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu itu seraya berharap 
semoga pendapat, pandangan, kritikan, saran, masukan dan tawaran solusi dalam diskusi itu dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait dalam mengatasi masalah air bersih. Selain diharapkan menjadi referensi bagi penentu kebijakan di daerah bermotto Nggahi Rawi Pahu itu.


Salah seorang peserta diskusi, Farid Fadli mengemukakan faktor utama yang menjadi penyebab buruknya pelayanan air oleh PDAM Dompu adalah akibat kerusakan hutan. Karena itu ia menegaskan tidak boleh lagi ada tindak ilegal pengrusakan hutan. 
"Hentikan penggundulan hutan," pintanya.

Kerusakan hutan menyebabkan terjadinya pengikisan tanah oleh gerusan air hujan karena tidak ada lagi akar tanaman yang berfungsi sebagai penahan. Endapan lumpur (sedimentasi) terjadi di mana-mana bahkan memasuki tempat penampungan air yang dikelola oleh PDAM.

"Miris ketika saya melihat legak brondscape ( penampung air) yang dikelola oleh PDAM di utara dusun kamudi, baratnya Saneo," ungkap aktivis lingkungan yang akrab dipanggil Chapunk itu. 
Terkait sedimentasi, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerylia ini juga memperlihatkan video dua tahun yang lalu, saat pembersihan sedimentasi kimia di Dam Mila. 

Ia kembali menegaskan bahwa mata air kian menghilang akibat penggundulan hutan. 

"Saneo Karamabura adalah napas orang kecamatan Dompu dan Woja. Setiap harinya ngoho tetap terjadi.

Maka pantas saja ketika kelangkaan air bersih dan air kotor dialami oleh masyarakat Woja dan Dompu hampir di setiap tahun," sorotnya.

Ia menegaskan terkikis dan hilangnya mata air akibat operasi bumi hangus mata air (pengrusakan hutan,red) oleh orang-orang sesat. 

"Sehingga berapa milyar rupiah pun dialokasikan untuk persoalan air bersih dan air kotor ini, kalau hutan terus digerogoti, maka jangan mimpi mau nikmati air bersih," kritiknya.

Apalagi, lanjutnya PDAM hanya bertindak sebagai penjaga instalator jaringan air, bukan mata air. 

"Namun apapun itu semua, Kalau Mata Air tidak lagi mengalir, maka Air Mata yang akan mengalir," tutupnya. (Bersambung).