PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETANI JAGUNG DI DAERAH KABUPATEN DOMPU/NTB

Kategori Berita

.

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETANI JAGUNG DI DAERAH KABUPATEN DOMPU/NTB

Koran lensa pos
Selasa, 22 Juni 2021

OLEH: Nurul Atun Fujirah 

                       Nurul Atun Fujirah

Pendahuluan
Informasi berperan penting dalam upaya mencapai tujuan.Menurut Dervin dan Nilan dalam Ihsaniyati (2010) informasi berfungsi mengurangi ketidakpastian, khususnya sebagai masukan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, merencanakan, dan meningkatkan pengetahuan. 

Dengan informasi yang baik seseorang atau suatu organisasi akan memiliki keunggulan posisi untuk bersaing. Informasi dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pendidikan, militer, perdagangan maupun pertanian.

Indonesia merupakan Negara agraris dengan sumber daya alam yang tinggi, sehingga potensi pertanian di Indonesia sangat mendukung. Indonesia juga terbentang pada garis khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, kelimpahan sinar matahari yang cukup, tingkat kelembaban udara yang ideal serta budaya masyarakat yang mencintai keanekaragaman hayati. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan dalam pengelolaan lahan pertanian, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. 

Di Indonesia ada berbagai jenis petani. Ada petani Jagung, petani padi, petani sayuran, dan lain-lain. Sektor pertanian yang terbesar di Indonesia adalah sektor pertanian Jagung yaitu memiliki luas pertanian mencapai 130 ribu hektare (ha). Jumlah ini melebihi target seluas 76.689 ha untuk MH dan semuanya berada di luar kawasan hutan dan produksinya 980.000 Ton (2019)

Permasalahan
Kabupaten Dompu merupakan salah satu Provindi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mayoritas penduduknya adalah petani Jagung. Kabupaten Dompu memiliki Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar 200.000 jiwa. Kabupaten Dompu berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa dan Teluk Saleh di barat, Kabupaten Bima di utara dan timur, serta Samudra Hindia di selatan. Dari luas wilayah tersebut lebih dari separuhnya adalah lahan pertanian Jagung. Salah satu sumber informasi bagi petani Kabupaten Dompu adalah penyuluhan dari Dinas Pertanian Provinsi NTB. Menurut Wiriatmadja dalam Sadono (2008)Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah (nonformal) untuk para petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka tahu, mau, mampu, dan berswadaya mengatasi masalahnya secara baik dan memuaskan dan meningkat kesejahteraannya. Permasalahan pertanian di Kabupaten Dompu yaitu walaupun Dompu memiliki lahan pertanian yang luas yaitu mencapai ±2.321,55 km² ,Separuh dari wilayah Kabupaten Dompu digunakan untuk penanaman jagung. Masalah yang sering terjadi ketika waktu panen dihadapkan dengan harga jagung setiap watu harganya menurun. Hal itu karena terbatasnya informasi petani mengenai keadaan dan perkembangan pasar. Selain itu, permasalahan kemarau  masih menjadi faktor utama gagalnya panen, jika musim kemarau jagung sering mengalami layu, sehingga perkembangan pertumbuhan jagung tidak meningkat sehingga mengalami gagal panen. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi petani mengenai iklim/cuaca serta curah hujan. Permasalahan lain yang dihadapi petani jagung dalam mengelola lahan pertanian mereka di antaranya adalah masalah pemilihan benih jagung yang tidak sesuai dengan patokan dari Dinas pertanian ,penggunaan pestisida dan pupuk, menanggulangi cuaca ,hama serta penyakit yang menyerang tanaman jagung serta pengelolahan lahan pertanian pasca panen, salah satunya adalah pengelolaan limbah panen yaitu tongkol jagung, petani biasanya membuang dan membakar nya, padahal tongkol jagung sangat bermanfaat bagi tambahan pengahasilan ekonomi masyarakat, tongkol jagung bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Jika petani memanfaatkannya, maka dapat menekan biaya penghasilan, karena tongkol jagung bisa digunakan untuk swadaya jamur tongkol jagung. Petani tidak memanfaatkan dan membuang limbah tersebut dikarenakan kurangnya informasi petani mengenai manfaat dari tongkol jagung.
Dari beberapa permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan pertanian mereka. Petani jagung dapat menjadikan lahan pertanian mereka menjadi sumber pendapatan utama. Untuk itu para petani harus bisa berkembang serta membutuhkan informasi untuk menanggulangi masalah-masalah pertanian yang mereka hadapi agar pendapatan dari hasil pertanian bisa terus meningkat.

Hadi sapoetro dalam Ma’mir (2001) mengemukakan, usaha peningkatan pendapatan pada dasarnya diarahkanuntuk memberi kesempatan kepada petani untuk memilih jenis usaha tani yang sekiranya memberikanpendapatan yang paling tinggi baginya.


Pembahasan

Kabupaten Dompu merupakan daerah Lumbung Jagung di NTB yang menjadi lokasi pertama Program AKSI Pangan OJK, setelah dua bulan yang lalu diluncurkan di Lembah Harau, Sumatera Barat pada 24 Maret 2017. Daerah yang memiliki 8 kecamatan ini dinilai memiliki kemampuan untuk mendukung ketahanan pangan dengan telah ditetapkan sebagai lumbung jagung nasional. Namun, berbagai kendala di sektor infrastruktur, non infrastruktur dan pembiayaan di sektor pertanian menghambat kemajuan produksi jagung dari wilayah ini. Curah hujan yang terbatas di Kabupaten Dompu menjadi tantangan utama bagi petani dalam menyusun strategi memaksimalkan panen jagung. Selain itu, kecepatan dan ketepatan penyaluran kredit untuk kelompok tani juga menjadi persoalan. Distribusi pupuk dan ketersediaan benih masih terus menjadi kendala.Administrasi Pemerintahan Kabupaten Dompu yang beribukota di Dompu terdiri dari 8 Kecamatan yakni Kecamatan Dompu, Woja, Hu’u, Kempo, Kilo, Pekat, Pajo dan Kecamatan Manggelewa dengan jumlah Desa/kelurahan 57 buah, 9 Kelurahan, 44 Desa definitif, 4 Desa Persiapan. Keadaan Geografis Kabupaten Dompu secara umum dapat digambarkan bahwa sebagian wilayah merupakan daerah yang bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan tanah 15-40 % dan diatas 40 % sebesar 49,97 % dari luas wilayah, daerah datar 18,48 5 serta daerah landai sebesar 31,55 % dari luas wilayah.Tanah dan Air, sebagai sumber penghidupan utama bagi mahluk hidup, termasuk manusia cukup tersedia di Kabupaten Dompu, Persediaan air dimaksud cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk kebutuhan pengairan bagi daerah pertanian. Di kabupaten Dompu terdapat 19 buah sungai besar dengan debit yang bervariasi. Pada musim hujan sering terjadi kebanjiran yang kadang-kadang merusak tanaman pertanian ataupun pemukiman penduduk. Di samping 19 buah sungai besar tersebut masih ada beberapa buah sungai kecil serta mata air yang berair sepanjang tahun, sebagai sumber penghidupan masyarakat. Masalah yang dihadapi petani jagung di kabupaten dompu umumnya disebabkan kurangnya informasi mengenai cuaca untuk melakukan persiapan penanaman jagung. Pada tahun 2020, para petani mengalami gagal panen karena kemarau panjang yang melanda. Hal itu terjadi karena para petani tidak mendapatkan informasi mengenai cuaca yang riil dari pemerintah. Kebanyakan petani jagung melihat cuaca dengan menggunakan keyakinan mereka. Contohnya ketika hujan turun hari Jum'at di bulan November atau akhir tahun maka itu menandakan mulai musim hujan. Inilah suatu kesalahan dan kurangnya pengetahuan mengenai meteorologi (ilmu yang mempelajari tentang cuaca).Dengan demikian setiap orang membutuhkan informasi sebagai penunjang kegiatannya dan pemenuhan kebutuhan.Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Menurut Belkin dalam Suwanto (1997), menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi karena keadaan tidak menentu yang timbul akibat terjadinya kesenjangan (gap) dalam diri manusia antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang dibutuhkannya. Kesenjangan dalam definisi tersebut tampaknya selaras dengan kata “Ketidakpastian” dalam definisi kebutuhan informasi yang lain seperti yang disebutkan oleh Krikelas dalam Purnomowati (2008) “Kebutuhan informasi sebagai pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk mencari informasi, kondisi ketidakpastian inilah yang disebut sebagai ”anomalous state of knowlwgde” kondisi di mana seseorang merasa bahwa tingkat pengetahuannya tidak cukup untuk menghadapi situasi tertentu pada saat itu. Krikelas (dalam Purnomowati, 2008) menyebutkan dari kebutuhan informasi, selanjutnya akan timbul permintaan informasi. Permintaan informasi ini berkaitan dengan usaha seseorang dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi tersebut. Petani jagung seharusnya bisa memperoleh informasi dari berbagai sumber untuk menunjang pertaniannya. Menurut Case (2007: 12) bentuk sumber informasi pada dasarnya ada dua macam yaitu sumber formal dan informal. Sumber informasi formal berbentuk tercetak, seperti buku teks, ensiklopedia, surat kabar, dan lain-lain. Sedangkan sumber informasi informal berasal dari teman,keluarga, dan kolega, tetapi juga bisa berasal dari program TV, lagu pada radio, internet, dan lain-lain. Sumber informasi yang digunakan petani diantaranya adalah melalui informasi dari orang tua atau tetua yang dipercaya atau teman pertanian berdasarkan pengalaman melalui tradisi lisan.Tradisi lisan dapat diartikan sebagaikebiasaan atau adat yang berkembang dalam suatukomunitas masyarakat yang direkam dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui bahasa lisan. Dalam tradisi lisan terkandung kejadian-kejadian sejarah, adat istiadat, cerita, dongeng, peribahasa, lagu, mantra, nilai moral, dan nilai keagamaan. Pudentia dalam Sinaga (2007) memberikan pemahaman tentang hakikat kelisanan (orality) sebagai berikut: Tradisi lisan (oral tradition) mencakup segala hal yang berhubungan dengan sastra, bahasa, sejarah, biografi, dan berbagai pengetahuan serta jenis kesenian lain yang disampaikan dari mulut ke mulut. Jadi, tradisi lisan juga dimanfaatkan oleh petani padiDesa Rowosari sebagai sarana penyampaianinformasi dari pengalaman masa lalu melalui ucapanmaupun nasihat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis secara deskriptif mengenai Perilaku Pencarian Informasi Petani jagung kabupaten Dompu/NTB dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bentuk lisan berupa percakapan atau diskusi dengan petugas penyuluhan maupun dengan anggota petani yang lain, informasi lisan didapat dari hasil perkumpulan pertanian, penyuluhan pertanian, rekan petani, serta tradisi lisan berupa pengalaman orang tua terkait hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan mengenai sedekah bumi dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat sedekah bumi sedang berlangsung. Beberapa informan juga menggunakan bentuk tulisan, yaitu surat kabar, majalah pertanian, majalah dinding serta buku. Bentuk lainnya adalah audio visual seperti televisi dan radio, audio visual banyak dimanfaatkan oleh informan karena cara mendapatkan informasinya mudah tidak perlu kemana-kemana, informasi bisa didapatkan di rumah. Ada juga informan yang memanfaatkan internet, tetapi untuk pengoprasiannya dengan bantuan orang lain.
Informasi yang dibutuhkan petani Jagung adalah informasi yang akurat dan teruji kebenarannya. Petani mendapat penyuluhan mengenai cara menanggulangi kemarau panjang, dan seragan hama. Hal ini membuktikan bahwa informasi yang diperoleh telah teruji kebenarannya. Kriteria informasi yang lain adalah mudah didapatkan dan murah jadi petani tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan informasi. Sumber informasi yang digunakan adalah penyuluhan, saat penyuluhan petani diberi informasi mengenai cara menanggulangi hama serta perkembangan pertanian saat ini. Pengalaman orang tua dan rekan pertanian, para petani melakukan diskusi mengenai masalah yang di hadapi kemudian mencari solusi berdasarkan pengalaman yang telah di miliki orang tua maupun petani yang lain
Pencarian informasi yang dilakukan oleh petani jagung adalah menggunakan cara bertukar pikiran dan berdiskusi secara lisan dengan teman sejawat mengenai informasi tanaman jagung.(*Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang NIM 202010210311024).