Dompu, Lensa Post NTB - Kerajaan Dompu memiliki posisi tawar dalam perdagangan internasional pada masa pra Islam. Hal itu diungkapkan oleh Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) RI, Sony Wibisono dalam acara Desiminasi Ekskavasi Situs Doro Mpana yang digelar oleh Balai Arkeologi Bali di aula Kantor Kelurahan Kandai Satu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu kemarin.
Sony berpendapat demikian bukan tanpa dasar. Penemuan-penemuan di sekitar situs Doro Mpana berupa pecahan gerabah, keramik dan tembikar yang diperkirakan berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Sung (abad IX-XI) dan Dinasti Ming (abad XIII-XV).
"Penemuan-penemuan itu menunjukkan bahwa kerajaan Dompu pada masa itu sudah besar dan terlibat dalam perdagangan internasional," jelasnya.
Lebih lanjut Sony mengemukakan suatu negara yang terlibat dalam jaringan perdagangan internasional tentunya memiliki posisi tawar yang diminati bangsa lain pada saat itu. "Dompu pasti punya posisi tawar dengan kekayaan alam yang dibutuhkan negara lain pada masa itu. Misalnya asam jawa atau kemiri," paparnya.
Sementara itu, budayawan Ir. Nurhaidah membenarkan hal itu. Temuan-temuan di atas menunjukkan adanya aktivitas yang luar biasa di Kerajaan Dompu pada masa itu. Menurutnya Dompu sudah sangat diperhitungkan dalam jaringan perdagangan internasional kala itu. Hal itu dikuatkan pula oleh Sumpah Palapa Maha Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada yang dilanjutkan dengan Ekspedisi Padompo tahun 1357 M.
Kalau Dompo (Dompu) itu biasa-biasa saja, bagaimana mungkin Gajah Mada menargetkan Dompu untuk ditaklukkan ?," ujar putri budayawan almarhum Israil M. Saleh tersebut.(emo).
Sony berpendapat demikian bukan tanpa dasar. Penemuan-penemuan di sekitar situs Doro Mpana berupa pecahan gerabah, keramik dan tembikar yang diperkirakan berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Sung (abad IX-XI) dan Dinasti Ming (abad XIII-XV).
"Penemuan-penemuan itu menunjukkan bahwa kerajaan Dompu pada masa itu sudah besar dan terlibat dalam perdagangan internasional," jelasnya.
Lebih lanjut Sony mengemukakan suatu negara yang terlibat dalam jaringan perdagangan internasional tentunya memiliki posisi tawar yang diminati bangsa lain pada saat itu. "Dompu pasti punya posisi tawar dengan kekayaan alam yang dibutuhkan negara lain pada masa itu. Misalnya asam jawa atau kemiri," paparnya.
Sementara itu, budayawan Ir. Nurhaidah membenarkan hal itu. Temuan-temuan di atas menunjukkan adanya aktivitas yang luar biasa di Kerajaan Dompu pada masa itu. Menurutnya Dompu sudah sangat diperhitungkan dalam jaringan perdagangan internasional kala itu. Hal itu dikuatkan pula oleh Sumpah Palapa Maha Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada yang dilanjutkan dengan Ekspedisi Padompo tahun 1357 M.
Kalau Dompo (Dompu) itu biasa-biasa saja, bagaimana mungkin Gajah Mada menargetkan Dompu untuk ditaklukkan ?," ujar putri budayawan almarhum Israil M. Saleh tersebut.(emo).