Kadis Kesehatan Dompu Sebut Kasus HIV Ibarat Fenomena Gunung Es -->

Kategori Berita

.

Kadis Kesehatan Dompu Sebut Kasus HIV Ibarat Fenomena Gunung Es

Koran lensa pos
Jumat, 19 September 2025

 

Kadis Kesehatan Kabupaten Dompu, Omiyati Fatimah (kerudung hitam) bersama Kabid P2P, Maria Ulfa (kerudung biru)



Dompu, koranlensapos.com - HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tanpa pengobatan, virus ini dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Omiyati Fatimah menyebut kasus HIV ibarat fenomena gunung es. Kemungkinan masih ada pengidap virus tersebut yang belum teridentifikasi. 

"Ini menjadi pekerjaan berat buat kita," ungkapnya saat ditemui koranlensapos.com di ruang kerjanya, Rabu (17/9/2025). 

Diakuinya dalam mengungkap serta memutus mata rantai penularan virus berbahaya itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu tidak bekerja sendiri. Pemda berkolaborasi dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK), Badan Narkotika Nasional (BNN), Lembaga Pemasyarakatan, dan institusi lainnya.

Petugas di tingkat kabupaten hingga kecamatan (Puskesmas) kerap melakukan skrining di kelompok-kelompok sasaran yang dianggap rentan dan berisiko terhadap penularan virus HIV. Skrining awal ini juga menghadirkan dokter spesialis.

"Skrining ini tahapan awal. Bila mengarah pada gejala HIV akan dilakukan pemeriksaan lebih mendetail lagi," ungkap pejabat eselon 2 yang biasa disapa Dae Omi tersebut.

Kadis mengatakan privasi para penderita HIV sangat dirahasiakan. Hal itu untuk melindungi mereka dari stigma dan sikap diskriminasi. 

"Tetap kita harus menjaga privasinya. Benar-benar kita jaga kerahasiaannya sehingga orang yang terduga pun kita jaga benar identitasnya. Tidak akan kami buka," ujarnya.

Dae Omi juga menegaskan pihaknya tidak berdiam diri dalam menangani, mengatasi serta memutus mata rantai penularan HIV. Program sosialisasi dan edukasi gencar dilakukan kepada masyarakat maupun di lembaga-lembaga pendidikan.

"Adanya pasien HIV bisa diketahui karena kami bekerja. Kalau kami berdiam diri, tidak akan ada kasus yang bisa diketahui," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Hj. Maria Ulfa mengungkapkan pengidap HIV di Kabupaten Dompu hingga pertengahan September 2025 sebanyak 128 orang. Dari jumlah tersebut telah meninggal dunia 16 orang. Sisanya yang masih hidup 112 orang. Setiap hari mereka mengonsumsi obat ARV (Antiretroviral) untuk menekan jumlah virus dalam tubuh dan menjaga sistem kekebalan tubuh.

"Ada juga yang lost contact (kehilangan kontak) karena ke luar daerah tapi jumlahnya hanya 1 atau 2 persen saja," sebutnya.

Kabid P2P ini menambahkan, selain melakukan skrining ke kelompok-kelompok rentan dan berisiko, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Sosialisasi ini menyasar pula di sekolah-sekolah. Edukasi juga dilakukan kepada para pengidap HIV untuk memutus mata rantai penularan virus tersebut. Mereka diedukasi agar tidak bergonta-ganti pasangan. 
"Mereka diedukasi untuk menjalankan perilaku hidup sehat. Bila melakukan hubungan (seksual), harus memakai kondom dan tidak menggunakan narkoba," bebernya. 

Disebutnya pemakaian jarum suntik bergantian bagi penyalah guna narkotika berisiko tertularnya virus HIV. "Karena tidak diketahui salah satu pengguna jarum suntik itu terinfeksi HIV atau tidak," paparnya. 

Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga memengaruhi alam bawah sadar seseorang yang membuatnya cenderung berperilaku negatif. Hal ini dapat berisiko terjadinya hubungan seksual di antara mereka yang berpotensi juga tertularnya virus HIV.
"Karena orang menggunakan narkoba itu berhalusinasi tinggi, keadaan tidak sadar. Kadang berperilaku seks juga. Tidak bisa diketahui pasangan seksnya itu orang yang sudah terinveksi HIV atau tidak," jelasnya. (emo).