Dompu, koranlensapos.com - Keberadaan orang-orang berpakaian ala badut di wilayah perkotaan Dompu kini mulai jadi sorotan. Pasalnya badut-badut ini dinilai mengganggu ketertiban umum. Jumlah mereka pun kian bertambah.
Sorotan tentang keberadaan badut-badut ini salah satunya dilontarkan pemerhati sosial Suherman Ahmad.
"Awal-awalnya, keberadaan badut di Dompu biasa-biasa saja. Saya pribadi menanggapinya sekadar hiburan dan cari makan. Tapi semakin ke sini, kok semakin mengganggu. Awalnya hanya beberapa orang saja dan dilakukan oleh orang dewasa di seputaran lampu merah koramil saja," ungkap Sekum KAHMI Dompu itu.
Komisioner KPU Dompu periode 2014 - 2019 ini menyebut badut-badut ini jumlahnya kian banyak. Parahnya bukan saja dilakukan oleh orang dewasa, tapi anak-anak. Wilayah operasinya juga makin melebar kemana-mana.
"Yang dulunya hanya di lampu merah, kini sudah merambah ke rumah-rumah, melakukan mobilitas kesana kemari di taman kota, di jalanan, di pusat perbelanjaan, di tempat kerumunan dan sebagainya," sebutnya.
Suherman mendesak instansi terkait untuk menertibkan badut-badut tersebut.
"Sudah saatnya, badut anak ini dibina dan ditertibkan. Sebab Perda pun mengaturnya. Dalam Perda ketertiban umum, bukan saja lapak di atas trotoar tapi gelandangan, pengemis, atraksi dengan cara meminta-minta juga dilarang," desaknya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Dompu, Muhammad Syaukani saat diwawancarai koranlensapos.com usai menghadiri Upacara Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Beringin pada 2 Mei 2025 lalu juga memberikan tanggapan terkait keberadaan para badut ini. Syaukani menegaskan pihaknya tetap memantau keberadaan badut-badut itu.
"Bila nanti ada yang berusia anak akan kami koordinasikan dengan DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) dan kalau yang dewasa dan memerlukan bantuan, akan kita arahkan untuk mendapatkan bantuan sosial," ungkap Kadis saat itu. (emo).