Drs. Satria Irawan, Anggota DPRD Kab. Dompu |
Dompu, Lensa Pos NTB - Dampak kerusakan hutan akibat pembukaan lahan untuk penanaman jagung oleh masyarakat sudah dalam kondisi kritis. Hal itu memunculkan keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan.
Salah satunya dilontarkan oleh anggota DPRD Kabupaten Dompu, Drs. Satria Irawan.
Politisi Golkar yang menjadi Legislator dua periode ini mengaku amat prihatin akibat merajalelanya tindakan pengrusakan hutan oleh sebagian oknum masyarakat yang tidak mempertimbangkan dari berbagai aspek.
Menurutnya bila kondisi demikian dibiarkan terus berlangsung, maka cepat atau lambat akan punahlah hutan di Dompu. Tidak ada lagi yang akan diwariskan kepada anak cucu. Belum lagi kekhawatiran timbulnya berbagai dampak ekologis akibat kerusakan hutan tersebut.
Karena itu, menurutnya Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu harus segera mengambil langkah konkret untuk mencegah tindakan pengrusakan hutan yang begitu masif di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini. Salah satu solusi yang ia tawarkan adalah meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Dompu untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) agar masyarakat punya aneka keterampilan sebagai modal dalam menafkahi keluarga.
"Masyarakat membuka lahan di hutan itu karena ingin menghidupi keluarganya dan umumnya mereka tidak punya keterampilan yang lain selain ngoho (berladang liar). Kalau ada BLK mereka bisa belajar banyak keterampilan," jelasnya.
Potret kerusakan hutan di Dompu |
Ia menambahkan bila masyarakat memiliki banyak keterampilan, maka akan bisa melakukan suatu usaha yang mendatangkan hasil untuk menafkahi keluarganya tanpa harus melakukan perladangan ilegal di hutan-hutan.
'Pemerintah daerah harus segera merealisasikan pembangunan BLK ini. Karena di.NTB ini hanya Dompu yang belum punya BLK. Di kabupaten-kabupaten lain sudah ada semua," ujarnya mengakhiri. (AMIN).