Dompu, koranlensapos.com - Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Dompu bekerja sama dengan Guru Belajar Foundation menggelar Temu Pendidik Nusantara XII dengan tajuk "Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim". Kegiatan yang berlangsung di Paruga Samakai Dompu pada Ahad (6/7/2025) itu dihadiri ratusan guru dan dibuka Bupati Bambang Firdaus.
Hadir pula Ketua DPRD Dompu, Muttakun, Kepala Dinas Dikpora H. Rifaid, Manager Telkomsel Area Bima, Zulkarnaen Rasyid Adhinugroho, serta Founder Ruang Berkolaborasi (RUBER), Kmas Ardani Amalsyah.
Bupati Bambang Firdaus saat membuka kegiatan tersebut menywmpaikan program Temu Pendidik Nusantara merupakan ajang bertemunya para insan pendidik. Program ini memberikan kesempatan mereka untuk bisa berbagi praktik baik dalam kegiatan proses belajar mengajar. Banyak ide dan hal baru yang didapatkan setelah mengikuti program ini.
Ditekankan BBF, menjadi guru itu bukan sekadar profesi. Menjadi guru itu adalah pengabdian dan sebuah kebanggaan.
"Mari jadi guru yang dicintai oleh murid-muridnya," pintanya.
Bupati mengemukakan para siswa selain membutuhkan ilmu dan materi, mereka juga membutuhkan cinta dan kasih sayang, baik itu dari orang tuanya di rumah, maupun dari para gurunya di sekolah.
"Oleh karena itu saya mengajak para guru dari jenjang SD, SMP dan SMA yang hadir untuk senantiasa memberikan perhatian kepada murid-muridnya. Anak-anak kita ini yang dibutuhkan tidak hanya ilmu dan materi, mereka juga sangat butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan juga para gurunya, jadi mari kita penuhi kebutuhannya, agar anak-anak kita bisa tumbuh dengan dan berkembang dengan bahagia," tegasnya.
Pada momen itu, Bupati Bambang meminta keseriusan para guru di dalam mendidik anak-anak bangsa. Penegasan itu disampaikan Bupati merujuk pada realita masih adanya pelajar tingkat SMA yang belum bisa membaca.
"Pertanyaan saya para gurunya ke mana?," ucapnya heran.
Selanjutnya Bupati menegaskan jika masih terjadi adanya siswa tidak bisa membaca, terutama pada kelas 4 ke atas, maka sanksi tegas berupa pemecatan bakal dikenakan kepada kepala sekolah.
Pada sisi lain, Bupati menyampaikan rasa keprihatinan terhadap kemerosotan akhlak generasi bangsa.
"Bagaimana nasib masa depan anak bangsa ini kalau pendidikan dan akhlak generasi kita mengalami kemerosotan," ujarnya.
Lebih lanjut Bupati berharap melalui acara Temu Pendidik Nusantara yang diinisiasi oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Dompu ini merupakan ajang para guru dan para pendidik untuk saling bertemu dan saling berkonsultasi antar sesama tenaga pendidik guna menghasilkan ide dan metode baru dalam mengajar.
Dikemukakan Bupati pula, upaya memajukan pendidikan di Kabupaten Dompu terus dilakukan. Pada Hardiknas 2 Mei tahun 2025 Pemerintah Daerah telah meluncurkan tiga program prioritas, yaitu:
1). Kurikulum Muatan Lokal Dompu,
Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal telah melalui perjalanan panjang dengan menerima masukan dari berbagi elemen, baik budayawan maupun tokoh- tokoh pendidikan Kabupaten Dompu. Kurikulum Muatan Lokal merupakan salah satu upaya melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal, nilai-nilai budaya, dan potensi daerah Dompu.
2). Penambahan Jam Belajar Literasi Al-Qur’an upaya dalam membentuk generasi yang religius, dan berakhlak mulia,
3). Pemberian Pakaian Gratis Bagi Siswa Kelas 1 SD dan Kelas 7 SMP.
"Program-program ini kami luncurkan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka memajukan pendidikan di daerah yang kita cintai bersama ini," jelas Bupati BBF.
Sebelumnya Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Dompu sekaligus Koordinator Temu Pendidik Nusantara XII Daerah, Ida Faridah menyampaikan Temu Pendidik Nusantara atau TPN merupakan forum tahunan guru seluruh
Indonesia yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-12.
"Alhamdulillah, tahun ini untuk kedua kalinya dipercaya menjadi tuan rumah TPN XII Daerah, bekerja sama dengan Guru Belajar Foundation dengan tema "Iklim Pendidikan, Pendidikan Iklim” ujarnya.
Adapun rangkaian kegiatan TPN XII Dompu Ini antara lain: Takcshow Pendidikan, Kelas Pemimpin dan Kelas Pendidik, Cerdas Cermat Guru, Pameran Karya Guru dan Siswa
"Ini bukan hanya ajang seremoni, tapi juga ruang aktualisasi bagi guru untuk @mteriibat aktif dalam menjawab tantangan besar pendidikan kita hari ini," kata Ida.
Dikatakannya disadari bersama bahwa tantangan terbesar pendidikan di Dompu saat ini adalah rendahnya literasi dan numerasi, yang berkontribusi terhadap rendahnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia) daerah kita.
"Dan kita semua tahu, akar masalahnya bukan hanya pada murid, tapi juga pada kualitas layanan pendidikan dan kompetensi guru," sebutnya.
Untuk itulah, lanjut Ida, melalui TPN ini, IGI Dompu mengambil peran aktif meningkatkan kapasitas guru melalui pendekatan yang kolaboratif, kreatif, dan bermakna.
"Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah fondasi peradaban. Tapi saat ini fondasi itu sedang goyah. Kondisi yang kita hadapi sangat memprihatinkan bahkan bisa disebut darurat," ungkapmya.
Dibeberkan Ida Faridah, jangankan siswa SD, hari ini masih ada siswa SMA yang belum bisa membaca. Bukan karena mereka tak punya potensi, tapi karena sistem belum berhasil memberi pelayanan yang maksimal.
"Ini adalah tanda darurat literasi dan numerasi, dan ini bukan hanya angka di laporan, tapi kenyataan pahit di ruang-ruang kelas kita sendiri," bebernya.
Namun lebih dari Itu, tambahnya ada tantangan yang menyentuh nurani bersama: Yaitu merosotnya moral, etika, dan nilai-nilai spiritual generasi.
"Bayangkan. anak-enak kita sudah duduk di bangku SMA, tepi belum bisa membaca Al-Gur'an. Belum bisa shalat. Bahkan belum bisa berwudhu. Ini bukan hanya menyedihkan. Ini miris den mengkhawatirkan.
Dan ini bukan sekadar kesalahan satu pihak. Ini persoalan kita bersama. Tanggung jawab ini ada di pundak orang tua, guru umum, guru agama, dan pemangku kebijakan pendidikan," tandasnya.
Untak Itu, lanjutnya, IGI Dompu mengajak untuk duduk bersama dan tidak perlu lagi saling menyalahkan.
"Kita perlu kerja sama yang nyata, lintas sektor dan lintas niat. Kita butuh program yang terstruktur, terukur, dan jelas target capaiannya. Bukan sekadar wacana, tapi gerakan bersama yang berdampak," urainya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan Temu Pendidik Nusantara XII Dompe, IGI Dompu telah menyusun langkah konkret. Antara lain Pelatihan Peningkatan Kapasitas Guru PAI, pada momentum Hari Guru Nasional, IGI berencana mengadakan Lomba Ngaji/Membaca Al-Our'an antar guru, mendorong penguatan standar capaian literasi Al-Gur'an murid per jenjang, sejalan dengan program Dompu Mengaji dan Literasi Al-9ur'an.
"Kami juga mengusulkan, sebagai langkah strategis Sertifikasi guru PAI harus disertai capaian kompetensi murid yang mereka bimbing, Misalnya: Kelas 1-3: tuntas Iqra', Kelas 4-6 sudah mulai membaca Al-0ur'an. Untuk mewujudkan ini, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami butuh dukungan dan sinergi dari Dinas Dikpora dan Kementerian Agama. Mari kita bergandengan tangan menyelamatkan generasi ini dari kegelapan literasi dan kemunduran moral. Karena ketika anak kita bisa membaca, berhitung, dan mengaji, saat itulah pendidikan benar-benar membentuk manusia utuh," pungkasnya. (emo).