
Koranlensapos.com - Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi mengemban amanah baru sebagai Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). IPDN adalah perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Upacara pelepasan digelar di Halaman Kantor Pemprov NTB yang dipimpin langsung Gubernur H. Lalu Muhammad Iqbal didampingi Wagub Hj. Indah Damayanti Putri, Senin (14/7/2025) kemarin.
"Ini bukan acara perpisahan, tetapi sebagai bentuk penghormatan kita semua atas pengabdian beliau selama 35 tahun menjadi birokrat di NTB," ungkap Gubernur Iqbal pada kesempatan tersebut.
Dikutip dari SUARANTB.com, pengangkatan Lalu Gita sebagai dosen IPDN telah melalui serangkaian proses administrasi sejak April 2025. Surat permintaan mutasi dari Mendagri kepada Gubernur NTB tertanggal 22 April 2025 dijawab oleh Gubernur pada 24 April 2025. Proses ini kemudian diproses oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan disetujui pada 1 Juni 2025.
“Alhamdulillah, hari Selasa 24 Juni 2025 pukul 16.30, saya dilantik Sekjen Kemendagri – Komjen Pol Tomsi Tohir di Gedung F lantai 3 sebagai Pejabat Fungsional Dosen IPDN,” ujarnya.
Dengan pelantikan tersebut, ia menyatakan mundur dari jabatan Sekda NTB yang telah diembannya selama lebih dari lima tahun. Dia pun meminta agar segera ditunjuk pejabat pelaksana harian (Plh), penjabat (Pj), dan kelak Sekda definitif demi kelangsungan roda pemerintahan daerah.
Dalam surat pamitnya, Lalu Gita menyebut pengabdiannya sebagai pejabat di NTB telah berlangsung selama 35 tahun. Ia pernah dipercaya menempati berbagai posisi strategis, mulai dari konseptor pidato gubernur, Kepala Dinas Pariwisata, Komisaris ITDC, hingga menjabat sebagai Sekda Provinsi NTB dan Penjabat Gubernur NTB.
“Tiada jalan tiada berujung. Tidak ada pesta yang tidak usai. Semuanya, ada awal dan akhir. Everything will be end,” katanya.
Meski telah berpindah peran ke dunia akademik, Lalu Gita menyatakan akan tetap peduli dan berkontribusi bagi NTB. Ia menegaskan bahwa pengabdiannya tidak berakhir, melainkan bertransformasi.
“Insyaallah saya akan terus peduli, ikut terpanggil, ingin terus berkontribusi dan akan setia mendedikasikan diri mendukung suksesnya penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan sosial kemasyarakatan di Bumi Gora NTB di masa yang akan datang sebagai sumpah Satya Bhakti Praja hingga akhir menutup mata,” jelasnya.
Mengakhiri surat pamitnya, Lalu Gita menyampaikan terimakasih kepada Presiden dan Wapres Indonesia ke-7, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, Gubernur NTB, Wakil Gubernur, Sekda pendahulu, serta seluruh jajaran Pemprov NTB. Dirinya juga permohonan maaf serta doa agar NTB terus maju di bawah kepemimpinan saat ini
Pria kelahiraan Puyung, Jonggat, Lombok Tengah pada 1 Oktober 1965 ini memulai karier birokrat sebagai Kepala Sub Bagian Pemberitaan Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa pada 1993. Setahun kemudian, ia dimutasi menjadi Kepala Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa. Pada 1995, ia dipromosikan menjabat Kepala Sub Bagian Penyusunan Program pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dua tahun kemudian, ia diangkat menjadi Kepala Bagian Pengumpulan dan Penyaringan Informasi pada Biro Humas Provinsi NTB.
Pada 2002, pria yang familiar disapa Miq Gite itu diangkat menjabat Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB. Setahun kemudian, ia dipromosikan menjadi Kepala Bagian Humas pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) NTB. Pada 2007, ia diangkat menjadi Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NTB. Setahun kemudian, ia dilantik menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB.[3]
Pada 2013, Lalu Gita diangkat menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov NTB.[3] Pada 2017, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB.Pada 2019, ia terpilih sebagai Sekretaris Daerah Provinsi NTB.
Lalu Gita menamatkan pendidikan di SD Negeri Karang Jangkong (1977), SMP Negeri Mataram (1981), dan SMA Negeri Mataram (1984). Ia meraih gelar Sarjana Administrasi Negara dari Universitas Brawijaya pada 1989. Semasa kuliah, ia pernah menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya pada 1989 dan pada tahun yang sama ia meraih predikat Mahasiswa Teladan Universitas Brawijaya serta menjadi penerima beasiswa Yayasan Supersemar. Ia meraih gelar Magister Administrasi Publik dari Pascasarjana Universitas Gadjah Mada pada 2001. (emo).