Ketua FUI Dompu Sebut Tarian Kolosal "Ou Balumba" Berbau Syirik

Kategori Berita

.

Ketua FUI Dompu Sebut Tarian Kolosal "Ou Balumba" Berbau Syirik

Koran lensa pos
Senin, 14 Juli 2025

 

Ketua FUI Dompu, H. M. Amin



Dompu, koranlensapos.com - Masyarakat Kabupaten Dompu dikenal religius. Masyarakat yang mendiami Bumi Nggahi Rawi Pahu sudah sangat lama meninggalkan hal yang berbau mistis, atau keyakinan terhadap para roh halus penjaga laut, samudra, gunung, dan hutan.
Bahkan visi Religius telah ditanam sejak lama. 

"Yang saya ketahui sejak kepemimpinan Bupati Ompu Beko (H. Abubakar Ahmad,red), tahun 2001 sudah memasukkan religius dalam visinya. Visi Religius terus dilanjutkan oleh pemimpin daerah kita sampai sekarang di masa kepemimpinan BBF-DJ," ungkap Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kabupaten Dompu, H. M. Amin.

Dikatakannya tentang Dompu yang religius ini bahkan telah tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001. Dengan demikian dasar hukum tentang Dompu yang mengedepankan sisi religiositas ini memiliki landasan hukum yang kuat dan tidak bisa diabaikan. 

"Dengan demikian setiap derap langkah, tarikan napas, kebijakan, dan program wajib hukumnya mengacu kepada visi religius sebagai payung hukum pembangunan di Bumi Nggahi Rawi Pahu," kata Dosen STKIP YAPIS Dompu tersebut.

Terkait Dompu yang Religius ini, Amin menyoroti Tarian Kolosal "Ou Balumba" yang akan menghadirkan belasan ribu penari di Festival Lakey tanggal 19 Juli 2025 mendatang. Menurutnya ritual dalam tarian tersebut mengandung unsur kesyirikan yang mesti dihindari dan dijauhi. Hal itu diketahuinya merujuk pada keterangan sumber di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu yang dimuat salah satu media online 
"Dalam tarian itu terkesan menggiring para pembaca untuk menjiwai ritual animisme untuk laut seperti yang tertulis di alinea ke 3 setiap dentuman ombak adalah bahasa penjaga laut," ungkapnya.

Disebutnya lagi pada alinea kelima berbunyi, Tarian ini doa dalam bentuk tabuh, seruan manusia kepada laut yang agung.

"Pemujaan kepada laut yang merupakan benda mati menjadi semakin tidak rasional, ketika disebut dua simbol leluhur: Cambuk kulit untuk memanggil petir dan angin pada aline 8, dan periuk tanah lambang rahim bumi yang dipecah sebagai persembahan pada samudra di alinea ke 9," urainya.

Ditegaskan Kepala SMA-IT Utsman Bin Affan Dompu ini, jika ditelaah makna Tarian Ou Balumba dengan kacamata agama, maka kesenjangannya sangat jauh sekali.
"Di mana masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu pada masa sekarang sudah semakin religius, sudah sangat lama meninggalkan hal yang barbau mistis, atau keyakinan terhadap para roh halus penjaga laut, samudra, gunung, dan hutan," tandasnya.

Dikemukakannya, budaya kita di masa lalupun, sangat kental denga- nilai nilai islam. Pemimpinnya bergelar sultan. Hukumnya bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah

"Islam memberi petunjuk kepada umatnya jika memohon berkah mintalah kepada Allah, jangan minta kepada mahluk atau benda mati. Apalagi minta kepada penjaga laut, sungguh jauh sekali dengan petunjuk," tegasnya.

Ketua FUI Dompu ini kemudian mengutip Firman Allah dalam Al-Qur'an yang terjemahannya: Janganlah kamu berdoa (beribadah) kepada selain Allah, sesuatu yang jelas tidak berkuasa memberikan manfaat dan madharat kepadamu. Kalau kamu tetap melakukannya maka kamu benar-benar termasuk orang yang berbuat zalim .” ( QS. Yunus : 106)

Ayat berikut menjelaskan dengan gamblang, manusia tidak usah repot mengumpulkan ribuan manusia untuk melakukan tarian
ritual agar mendapatkan rizki dari laut. Allah sendiri Maha Pengasih dan Maha Pemurah yang menundukan laut untuk manusia agar dapat berlayar dan mencari ikan

Allah berfirman:Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.(An-Nahal:14) 

Menurut para ulama , bahwa
dosa syirik paling cepat mendatangkan musibah. Hal ini sesuai firman Allah: Apa saja musibah yg menimpa kamu itu disebabkan perbuatan tanganmu sendiri (Asyuro: 30)

Amin menegaskan tarian Ou Balumba bukan saja ritual kesyirikan yang dapat mendatangkan musibah, melainkan juga sangat bertentangan dengan ayat-ayat Allah, bertentangan dengan Visi Daerah Dompu yang religius, juga bertentangan kondisi riil laut Hu,u yang terkenal dengan Gelombang yang besar, teratur nan indah.

Untuk itu, Ketua FUI Dompu ini menyarankan kepada panitia pelaksana bahwa tarian kolosal itu silakan dilaksanakan, tetapi narasi, ucapan dan gerakan yang mengandung kesyirikan agar ditiadakan (dibuang).

"Mohon dibuang narasi, ucapan dan gerakan yang berbau kesyirikan," sarannya. (emo).