Oleh : Suherman
Tadi malam, Sabtu, 7 Desember 2024 melihat aktivitas Kepala Bakesbangpol yang sedang memantau aktivitas razia motor knalpot brong di lampu merah cabang Koramil Dompu.
Razia tersebut dilakukan oleh jajaran TNI dari Ramil Dompu. Ada puluhan motor yang dirazia.
Informasinya di tempat lain juga dilakukan hal yang sama. Seperti cabang cakre, cabang mangge dan tempat lainnya di Kecamatan Woja.
Razia dan pemberlakuan jam malam adalah salah satu cara dalam meminimalisir kenakalan bahkan kejahatan remaja. Ini patut diapresiasi.
Tapi mesti dipahami bersama, cara ini sifatnya hanyalah sementara. Kedepan harus ada upaya-upaya jangka panjang, terstruktur dan sistematis dalam mengurai persoalan darurat kenakalan remaja ini.
Yang lebih mirisnya lagi, hingga jam 11 tadi malam. Masih banyak anak remaja perempuan yang keluyuran. Pertanyaannya mereka mau ke mana malam-malam. Lalu, orang tuanya ke mana ya? Ini persoalan serius yang dialami daerah yang bermotto Nggahi Rawi Pahu.
Menurut saya, ada beberapa masalah yang berpotensi menimbulkan kenakalan bahkan kejahatan remaja.
Pertama, padamnya lampu jalan artinya jalanan kita di Dompu gelap. Karena gelap, kejahatan jalanan berpotensi dilakukan. Termasuk karena gelap, para remaja menjadikan tempat nongki untuk melakukan aktivitas kejahatan, seperti meminum minuman keras dan mengonsumsi narkoba serta melakukan kejahatan fisik seperti melakukan pelemparan dan pemanahan.
Kedua, peredaran narkoba dan minuman keras yang merajalela. Ketika narkoba dan miras dapat dibeli bebas oleh kalangan remaja, maka ini memicu terjadinya kenakalan dan kejahatan.
Remaja yang sudah dipengaruhi oleh alkohol dan narkoba, tidak takut melakukan kenakalan atau kejahatan. Mereka tidak ragu untuk melakukan perbuatan melawan hukum. Karena otaknya sudah dirasuki dan mabuk akibat minuman keras dan narkoba.
Ketiga, di Dompu belum ada ruang yang disediakan untuk memfasilitasi remaja dalam menuangkan dan mengekspresikan ide, pikiran dan minat serta bakatnya
Ada remaja yang hobi balapan. Tapi tidak ada sarana untuk menyalurkan hobi balapannya. Ada remaja yang hobi main game online, tidak ada sarana kompetisi game onlinenya. Ada yang suka nongki, tapi tidak ada tempat nongki ala remajanya.
Keempat, peran orang tua yang belum optimal. Anak itu adalah manusia yang dihasilkan oleh orang tuanya. Remaja itu, tidak lahir dari baru. Tapi ada yang melahirkannya.
Sebagai orang yang melahirkan anak, maka harusnya orang tua yang mestinya hadir sebagai entitas pertama dan utama dalam mendidik, membina, mengarahkan sekaligus mengontrol anak-anaknya.
Lalu apa solusinya? Menurut saya pertama, perbaiki lampu jalan. Gelontorkan anggaran untuk memastikan bahwa jalanan khususnya di wilayah perkotaan Dompu terang benderang di malam hari. Bila perlu di beberapa titik pasang CCTV. Ini juga mendukung program smart city.
Kedua, berantas peredaran narkoba dan minuman keras. APH, Kepolisian harus komitmen dan konsisten soal ini. Kemudian, diharapkan Badan Narkotika Nasional (BNK) di Kabupaten Dompu segera dibangun.
Ketiga, menyediakan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan bakat serta minatnya. Bisa dengan membangun tempat-tempat arena mereka berkumpul seperti taman budaya, membangun sarana-sarana lain untuk menyalurkan bakat seperti arena traking_balapan. Memperbanyak kompetisi-kompetisi bagi remaja.
Keempat, pentingnya gerakan literasi keluarga. Literasi keluarga dimaksudkan untuk terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada orang tua akan pentingya menjaga, merawat, mendidik dan mengontrol anak-anaknya. Edukasi ini bisa dilakukan oleh pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa, kader posyandu, alim ulama dan sebagainya.
Lebih jauh, literasi keluarga dapat dimulai sejak pernikahan. Jika ada anak muda yang mau menikah, maka harus diberikan pelatihan dan pendidikan bagaimana menjadi orangtua. Bukan saja tentang bagaimana menjadi suami isteri. Nah, jika lulus berikan sertifikasi.
Selebihnya, peran dan partisipasi semua pihak seperti orang tua di rumah, guru-guru di sekolah, pemerintah mulai tingkat dusun, desa, Kecamatan hingga pemerintah Kabupaten, aparat TNI/Polri secara konkret dan konsisten sangat diperlukan.
Dengan demikian, anak-anak remaja kita tumbuh menjadi remaja yang sehat dan cerdas. Jauh dari hal-hal negatif. Sehingga ke depan bangsa dan daerah ini menjadi lebih baik.
Penulis adalah pengamat sosial politik