Inspiratif, Penyuluh Lingkungan di DLH Dompu Perkenalkan Briket Bonggol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Kategori Berita

.

Inspiratif, Penyuluh Lingkungan di DLH Dompu Perkenalkan Briket Bonggol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Koran lensa pos
Rabu, 16 Oktober 2024
Koranlensapos.com - Penggunaan briket sebagai bahan bakar alternatif sudah mulai gencar dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun bagi masyarakat di Kabupaten Dompu NTB istilah briket masih dirasakan asing. Apalagi cara penggunaannya.

Muhammad Irfan Fahmi, Penyuluh Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu mencoba memperkenalkan briket ini kepada masyarakat di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu.

Di kediamannya di Husna Farm Karijawa, MIF Ahmad memproduksi briket untuk digunakan sendiri. Pengenalan tentang cara pembuatan briket juga berkolaborasi dengan para pelajar yang tergabung dalam SISPALA (Siswa Pecinta Alam) SMAN 2 Dompu pada 14 Oktober lalu dalam program "DLH Masuk Sekolah".

Di berbagai daerah, umumnya briket dibuat dari bahan baku arang kayu atau arang batok kelapa. Namun berbeda dengan briket hasil produksi Irfan. Gagasan out of the box-nya muncul. Ia memproduksi briket dengan menggunakan bonggol (tongkol) jagung. Bonggol jagung merupakan limbah pertanian yang hanya berserakan begitu saja di ladang-ladang masyarakat di Kabupaten Dompu.

Briket terbuat dari bonggol jagung hasil produksi MIF Ahmad Karijawa

"Saya membuat briket dari bonggol jagung karena di daerah kita sangat mudah didapatkan dan selama ini hanya menjadi limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan," ungkap alumni Fakultas Teknik Universitas Diponegoro - Semarang tersebut.

Menurutnya pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk pembuatan briket sangat ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

"Tujuan dan maksud saya
mengenalkan pembuatan briket dari bonggol jagung ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan penciptaan energi terbarukan berbasis bioenergi," jelas Irfan.


Dikemukakannya semenjak 13 tahun yang lalu, Kabupaten Dompu mendapat predikat sebagai sentra komoditas jagung. Terakhir tahun 2023 berhasil membukukan 232.616 ton jagung kering pipilan. Mengacu pada produksi jagung tersebut, potensi limbah bonggol yang dihasilkan sekitar 46.000 ton atau sekitar 20% dari jumlah produksi jagung

"Limbah bonggol jagung yang berlimpah selama ini belum dimanfaatkan sebagai bahan yang bernilai ekonomi," ucapnya.

Menurutnya limbah jagung yang berlimpah harus dimanfaatkan agar tidak berdampak pada penurunan kualitas lingkungan (tutupan lahan, kualitas udara, emisi karbon). 

MIF Ahmad bersama para guru dan SISPALA SMAN 2 Dompu foto bersama sebelum melakukan pengenalan pembuatan briket, Senin (14/10/2024)

"Alhamdulillah melalui program "DLH Masuk Sekolah", pimpinan memberi mandat kepada saya selaku Pejabat Fungsional Penyuluh Lingkungan untuk mengenalkan Pembuatan Briket Bonggol Jagung kepada Komunitas SISPALA SMAN 2 Dompu sebagai wujud untuk perbaikan lingkungan dan penciptaan energi terbarukan berbasis bioenergi," sebutnya.


Dipaparkan Irfan, briket bonggol jagung merupakan alternatif bahan bakar untuk mengurangi ketergantungan dari energi fosil dan penggunaan arang kayu yang merusak tegakan di kawasan hutan dan areal lainnya.

Penggunaan briket bonggol jagung merupakan upaya mitigasi penurunan emisi karbon sektor FOLU (Forest and Other Land Uses) atau pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan) 
dan energi sehingga berkontribusi terhadap pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2050 sebagai upaya membatasi pemanasan global.
(emo).