Sekilas Tentang BO Dompu

Kategori Berita

.

Sekilas Tentang BO Dompu

Koran lensa pos
Minggu, 04 Agustus 2024
Yeyen Seprian Rachmat, M. Si 



Koranlensapos.com - BO Dompu menjadi pertanyaan publik hingga kini. Terutama di kalangan pemerhati sejarah dan budaya daerah di Kabupaten Dompu NTB.

Berbagai tanda tanya bergelayut dalam pikiran publik di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu mengenai BO Dompu yang sebenarnya. Apakah BO Dompu itu? Benarkah BO Dompu itu ada? Apa isinya? Siapa penulisnya? Di mana buku itu berada saat ini ? Dan beberapa pertanyaan lain yang menunjukkan rasa penasaran masyarakat tentang buku catatan yang dinilai bersejarah itu.

Tanda tanya publik perihal BO Dompu mulai sedikit terjawab. Yeyen Seprian Rachmat saat menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Seminar Sehari Budaya Dompu, Kamis (1/8/2024) sedikit membuka tabir tentang BO Dompu meski tidak menyampaikannya secara utuh dan gamblang karena keterbatasan ruang dan waktu.

Cucu Sultan Dompu ke-21, Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin II itu mengungkapkan dalam paparannya secara zoom bahwa BO Dompu merupakan buku catatan kerajaan/kesultanan Dompu.

Catatan itu ditulis pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin II (1947-1958). Pencatat BO Dompu adalah juru tulis istana yang ditugaskan oleh Sultan.

Apa saja yang dicatat  di dalam BO?

"BO mencatat seluruh peristiwa yang dianggap penting pada masa pemerintahan Sultan yang sedang berkuasa, dan mengutip kembali hal-hal penting pada masa pemerintahan Sultan sebelumnya," sebutnya.

Lebih lanjut Yeyen membeberkan bagian-bagian dari catatan BO Dompu itu meski tidak dipaparkan secara mendetail. Disebutnya secara global BO Dompu memuat 7 bagian.

Pertama, BO Dompu mencatat beberapa kejadian di wilayah Kesultanan Bima yang ada hubungannya dengan Kesultanan Dompu;
Kedua, mencatat tentang aturan hukum dan adat dengan menerapkan hukum Islam terkait sholat, puasa, zakat dan lain-lain;
Ketiga, mencatat tentang pelantikan Sultan Muhammad Tajul Arifin I, 30 Oktober 1805;

Keempat, mencatat kembali tentang pemberian tanah wakaf Sultan Muhammad Salahuddin kepada gurunya Syech Abdul Gani Bin Subuhi Bin Ismail pada tanggal 5 September 1863;

Kelima, mencatat silsilah keturunan Raja/Sultan Dompu

Keenam, mencatat riwayat Kesultanan Dompu sesudah tahun 1934 (sesudah pengasingan Sultan Sirajuddin dan kedua putranya); dan

Ketujuh, mencatat surat-surat penting, hari-hari besar, kelahiran dan kematian. (emo).