Koranlensapos.com - Indonesia berdiri kokoh di atas keberagaman dan kemajemukan. Terdiri dari ratusan suku bangsa hidup berdampingan satu sama lain. Juga beragam bahasa, budaya, agama dan kepercayaan serta adat istiadat yang tumbuh dan berkembang di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian paparan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Dompu, Ardiansyah saat menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama bertema "Memupuk Persaudaraan Memperkuat Persatuan Bangsa" yang dilaksanakan oleh Pokja Kampung Moderasi Beragama Kecamatan Woja di Aula Kantor Kelurahan Simpasai, Selasa (6/8/2024) kemarin.
Ardiansyah menyebut keberagaman yang ada di bumi pertiwi ini merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa sebagai harta kekayaan yang tidak ternilai harganya.
Karena itu, mantan Camat Dompu ini mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama menjaga kemajemukan yang ada demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Mari kita rajut keberagaman ini demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan keutuhan NKRI," ajaknya.
Sosok yang familiar disapa Simpe Dian ini kemudian menguraikan tentang Wawasan Kebangsaan dengan memahami 4 Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
Dikatakannya sikap nasionalisme harus tertanam dalam kepribadian anak bangsa. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme akan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan.
Simpe Dian mengungkapkan pula rasa keprihatinannya terhadap nilai-nilai moralitas anak bangsa yang kian tergerus oleh arus globalisasi dan modernisasi saat ini. Hal ini ditandai dengan menurunnya rasa takzim (hormat) generasi muda kepada orang-orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat.
Di sisi lain peredaran narkoba yang begitu masif di Kabupaten Dompu juga kian mengkhawatirkan.
"Dalam catatan kami tahun ini ada 37 kasus narkoba di Kabupaten Dompu yang diproses di pengadilan. Sebanyak 188 napi kasus narkoba di LP Dompu. Jauh lebih banyak daripada kejahatan umum lainnya," ungkapnya sembari meminta para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda maupun tokoh wanita untuk mengambil peran dalam pencegahan peredaran narkoba ini.
Dikatakannya peredaran narkoba akan menggerus nilai-nilai moralitas anak bangsa. Narkoba merusak kesehatan fisik dan mental anak bangsa. Narkoba akan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat serta persatuan dan kesatuan bangsa.
Mantan Kabag Prokopim Setda Dompu ini juga menyoroti dampak negatif dari penyalahgunaan media sosial. Medsos hanya dijadikan sarana untuk mengumbar ujaran kebencian dan narasi-narasi yang belum tentu benar dan akhirnya menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
"Siber ini juga menjadi ancaman bagi kita di dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan," ucapnya.
Dilanjutkannya tata krama yang menjadi budaya masyarakat Dompu di masa lalu perlu untuk ditumbuhkembangkan. Antara lain sikap cua kaco'i angi (saling menghargai), cua tio angi (peduli, empati) cua lamba angi (saling mengunjungi), cua bantu angi (saling menolong), cua tuki angi (saling menopang), cua kambeke angi (saling memperhatikan).
"Budaya baik ini harus kita pertahankan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya. (emo).