Ilyas Yasin Jadi Narsum Literasi di STKIP Tamsis Bima

Kategori Berita

.

Ilyas Yasin Jadi Narsum Literasi di STKIP Tamsis Bima

Koran lensa pos
Rabu, 14 Agustus 2024
Ilyas Yasin saat menjadi narasumber pada kegiatan bedah buku di Kampus STKIP Tamsis Bima, Senin (12/8/2024)


Koranlensapos.com - Dosen STKIP Yapis Dompu llyas Yasin M.MPd tampil sebagai salah satu narasumber pada kegiatan bedah buku di kampus STKIP Taman Siswa Bima, Senin (12/8/2024).  

Membawakan materi tentang literasi, Ilyas menyatakan bahwa sebagai kerja-kerja kebudayaan dan kemanusiaan maka kegiatan literasi harus benar-benar dilakukan secara ikhlas apalagi di tengah masih lemahnya dukungan kebijakan pemerintah saat ini. “Kerja-kerja literasi ini basisnya kesukarelaan, volunteer. Karena itu para pegiat literasi benar-benar diuji keasabaran dan kesetiaannya di tengah lemahnya dukungan kebijakan pemerintah maupun rendahnya minat baca masyarakat,” ujarnya. 

Menyinggung serbuan media sosial dan trend buku elektronik, Ilyas menyatakan bahwa pada dasarnya tidak masalah jika publik lebih suka membaca  buku elektronik daripada buku cetak, sebab itu hanya soal pilihan media saja. Apalagi di era digital sekarang, hal itu mungkin tidak terhindarkan. “Yang jadi masalah adalah jika rendahnya minat baca disebabkan faktor-faktor nonedukatif seperti ketagihan media sosial berjam-jam dalam sehari,” tegasnya. 

Menjawab pertanyaan, Ilyas menyatakan bacaan fiksi dapat menjadi titik masuk dalam membangun minat baca di kalangan siswa maupun mahasiswa, apalagi setelah sastra masuk kurikulum sekarang sehingga menjadi peluang bagi para penulis lokal menulis berbagai cerita rakyat untuk menumbuhkan kecintaan membaca  anak-anak. 

Dia juga berharap Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang sudah berjalan selama ini juga bisa naik level dari ajakan membaca buku menjadi menulis buku. “Ajakan dan program Gerakan Literasi Sekolah seperti membaca 15 menit sebelum pembelajaran itu sudah bagus, tetapi kita juga harus naik level. Tidak hanya kegiatan membaca buku tapi juga harus menulis buku,” katanya. 

Karena itu, kata dia lagi, melatih kemampuan menulis siswa harus menjadi prioritas di masa mendatang, sebab menulis merupakan aktivitas yang kompleks dan tahapan paling sulit dari empat keterampilan berbahasa yakni berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Meski sulit, menurutnya, tapi menulis dapat dilatih. Selanjutnya ide dan hasil tulisan harus menjadi bahan percakapan. Menegaskan pentingnya menulis, mengutip ungkapan pemikir Prancis Derrida, Ilyas menyatakan bahwa pikiran yang tidak ditulis tidak ada artinya. 
“Karena itu sebuah ide dan hasil pikiran tidak boleh hanya sekadar dibaca dalam hati atau dimuat  di jurnal tapi harus jadi bahan perbincangkan publik,” terangnya sambil mengingatkan akademisi agar tidak bersikap pragmatis seperti menerbitkan buku hanya mengejar ISBN (nomor seri buku, red.) untuk keperluan pelaporan BKD (Beban Kerja Dosen) saja.  
Selain  Ilyas Yasin pembedah lain adalah Mulyadi, M.Pd dengan moderator Nailah Fauziyah, MA, keduanya dosen STKIP Taman Siswa Bima.

Kegiatan bedah buku dibuka oleh Wakil Ketua Bidang Akademik STKIP Taman Siswa Bima Dr Syarifudin MSi. Kegiatan tersebut  sekaligus bagian dari program “Goes to Campus” Narasi Kita Publishing, sebuah lembaga penerbitan yang berbasis di Kabupaten Dompu. 

Terdapat dua buku karya dosen dan mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima yang dibedah yakni “Peta Kunci Menguasai Materi Dasar Matematika” karya Dr Syarifudin, MSi dkk dan “Best Practice Pembelajaran Sekolah Dasar di Bima” yang ditulis Didit Haryadi, M.Pd dan mahasiswa.

Kegiatan dihadiri Direktur Narasi Kita Publishing yang juga dosen STIE Yapis Dompu Fahrudin Ahmad, M.Ag, dosen, puluhan mahasiswa STKIP Taman Siswa dan beberapa kampus lain di Bima, guru, serta pegiat literasi dari Bima dan Dompu (tim).