MGMP di SMP 3 Woja, Ini Poin - Poin Penting Penekanan Dua Narasumber

Kategori Berita

.

MGMP di SMP 3 Woja, Ini Poin - Poin Penting Penekanan Dua Narasumber

Koran lensa pos
Rabu, 20 Juli 2022

 

Pengawas SMP Dinas Dikpora Kab. Dompu, Abdul Khaer, M. Pd dan Khairul Amar, S. Pd saat menyampaikan materi dalam kegiatan MGMP di SMPN 3 Woja, Selasa (19/7/2022)


Dompu, koranlensapos.com - SMP Negeri 3 Woja, Selasa (19/7/2022) menggelar kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bertajuk "Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Peningkatan Mutu Pelayanan Sesuai Kebutuhan Peserta Didik". 

Dua orang Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Dompu diundang sebagai pemateri dalam kegiatan dimaksud. Keduanya adalah Abdul Khaer, M. Pd dan Khairul Amar, S. Pd.

Abdul Khaer dalam paparannya menjelaskam bahwa tujuan pendidikan nasional telah termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Di tangan kita inilah tugas dan tanggung jawab mencerdaskan anak - anak bangsa ini," tandasnya.

Dalam upaya pencerdasan anak - anak bangsa ini, guru harus menempatkan diri sebagai sosok pendidik (edukator) dan motivator yang mendorong siswa untuk terus belajar dengan penuh semangat. 

Kaitan dengan itu, guru harus menyiapkan dengan baik perangkat dan desain pembelajaran. Dikatakannya perencanaan (planing) yang baik pasti akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

"Jangan berharap pembelajaran akan berhasil bila tidak ada planing yang baik," ujarnya.

Apalagi dengan adanya Kurikulum Merdeka yang kini tengah digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenbudristek) memungkinkan bagi guru untuk semakin mempersiapkan desain pembelajaran yang menyenangkan dipadukan dengan kondisi kekinian.

Selain desain pembelajaran, guru juga harus memiliki performa (penampilan) yang menarik dibarengi dengan akhlak yang mulia dari guru sebagai figur teladan bagi siswa. Dikatakannya performa guru sangat memengaruhi minat belajar siswa. Guru - guru yang mengampu mata pelajaran yang 'ekstrim' (sulit,red) seperti Matematika, IPA dan Bahasa Inggris harus memiliki performa yang menarik sehingga siswa menjadi tertarik drngan pelajaran tersebut. 

Ditekankan pula bahwa guru tidak boleh marah dengan siswa - siswinya. Apalagi sampai ringan tangan melakukan tindakan pemukulan. Hal itu harus benar - benar dihindari. 

"Ada persoalan bersama keluarga di rumah, jangan baper (bawa perasaan) akhirnya marah - marah di hadapan siswa," tegasnya.

Menurut Abdul Khaer, penanaman karakter pada siswa akan bisa berhasil apabila guru juga berkarakter.

Lebih lanjut Abdul Khaer menyampaikan agar memiliki rasa bangga menjadi seorang guru. Karena dengan pendidikan yang telah dilakukan telah mampu menanamkan karakter dan perubahan pada para siswa dari tahun ke tahun tanpa terasa pahala terus mengalir. Kebanggaan guru kian bertambah apabila para siswanya berhasil meraih kesuksesan menggapai cita - citanya.

"Anak orang lain yang sukses gurunya yang bangga karena dulu adalah siswanya, itulah hebatnya guru," ucapnya.

Abdul Khaer mengemukakan dengan perkembangan zaman saat ini, memudahkan para siswa untuk mengakses informasi apa saja. Maka tugas guru yang terpenting adalah mendidik mereka agar bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. 

"Guru tidak sebatas mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik. Sehingga anak - anak akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Inilah yang dimaksud pendidikan berkarakter. Pendidikan berkarakter sederhana saja sebenarnya bagaimana anak - anak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik," jelasnya.

Dikatakannya peran guru sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa sehingga tidak heran jika pendidikan selalu ditempatkan pada posisi nomor wahid. Ia menyebut Jepang sejak dulu sangat memprioritaskan masalah pendidikan. Ketika terjadi bom atom di Kota Hirosima, pemimpin negara tersebut menanyakan pertama kali berapa orang guru yang masih tersisa. Menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru.

"Maka mari kita bangga menjadi guru. Kita harus bangga. Qadarullah kita ditakdirkan menjadi guru mari kita benar - benar mendidik siswa kita dengan baik," paparnya seraya mengajak agar para guru selalu saling mendukung terutama antara guru mata pelajaran yang serumpun. Begitu pun dengan guru antar mata pelajaran. 

Sementara itu, Khairul Amar, S. Pd memfokuskan tentang Kurikulum Merdeka. Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, langkah pertama yang harus dilakukan oleh sekolah adalah menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang memuat Visi, Misi, tujuan dan Program sekolah, karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah. 

"Di samping itu,  KOSP juga memuat  tema yang dipilih oleh sekolah dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)," paparnya.

Setelah menyusun KOSP, lanjut Amar, guru menganalisis Capaian Pembelajaran untuk selanjutnya dibuat Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) kemudian melanjutkan dengan menyusun MODUL
 AJAR

Kemudian untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik,  guru perlu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi yakni diferensi Proses, diferensiasi Konten dan Diferensia Produk.  
"Sebelum menerapkan pembelajaran diferensiasi ini guru perlu melakukan pemetaan kebutuhan murid melalui Assesmen Awal (Assesment Diagnostik)," tutupnya. (emo).