Sungguh Miris, Dompu Punya Sejumlah Gedung Mentereng, Kantor MUI, FKUB dan Museum Kapan Dibangun ?

Kategori Berita

.

Sungguh Miris, Dompu Punya Sejumlah Gedung Mentereng, Kantor MUI, FKUB dan Museum Kapan Dibangun ?

Koran lensa pos
Jumat, 11 Maret 2022

 



Dompu, koranlensapos.com - Masyarakat Kabupaten Dompu patut berbangga karena keberadaan sejumlah bangunan yang mentereng dan megah. Sebut saja misalnya Kantor Pemda Dompu yang bernama "Paruga Parenta Nggahi Rawi Pahu". Gedung raksasa berlantai tiga tersebut disebut sebagai bangunan Cluster I Pemda Dompu yang dibangun pada masa kepemimpinan Bupati Dompu dua periode H. Bambang M. Yasin (HBY).
Di dalam Cluster I ini ada Ruangan Bupati Dompu, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, dan beberapa Kepala Bagian Setda Dompu beserta staf. Di dekat ruang kerja Bupati Dompu terdapat ruang rapat. Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ada di dalamnya. Seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Komunikasi dan Informasi.

Bangunan Cluster II berada di Jalan Bhayangkara berseberangan dengan Markas Komando Kepolisian Resort (Mako Polres) Dompu.
Gedung ini dibangun pula pada masa pemerintahan H. Bambang M. Yasin dan Wabup Arifuddin, SH (HBY-ARIF). Pun tidak kalah menterengnya. 
Beberapa OPD bergabung menghuni bangunan raksasa yang juga berlantai tiga ini. Antara lain Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM.

Masjid Raya Baiturrahman Dompu tidak kalah menterengnya. Arsitektur bangunan Masjid yang menjadi ikon kebanggaan masyarakat Dompu ini sangat indah dengan sejumlah kubah Aneka model dan ukuran serta eksotis nan menakjubkan. Apalagi di halaman depan bagian timur dan utara terdapat taman-taman bunga yang indah dan bersih plus menyejukkan mata yang dilengkapi air mancur. Nuansa keasrian di jantung kota sangat dirasakan ketika berada di halaman Masjid Agung tersebut. Tidak mengherankan bila di sore hari banyak kalangan anak-anak muda mengabadikan moment untuk ber-swafoto atau foto bersama di lokasi ini. 
Di bagian dalam masjid pun tidak kalah cantik dan nyaman. Sehingga kaum Muslimin sangat merasakan kenyamanan dan kekhuyu'an ketika melaksanakan ibadah sholat di masjid ini. Renovasi total Masjid Agung Baiturrahman juga dilakukan pada masa kepemimpinan H. Bambang M. Yasin.
Untuk pelayanan kesehatan juga Kabupaten Dompu sudah memiliki gedung-gedung yang megah. Bangunan Rumah Sakit Umum Dompu dan kantor-kantor Puskesmas rata-rata bagus dan megah. Terbaru adalah Kantor UPTD Puskesmas Dompu Kota yang berlokasi di dekat perempatan Sawete Kelurahan Bali Kecamatan Dompu. Desain bangunannya sangat apik dan elok. 
Bangunan Kantor Kecamatan Dompu juga layak diacungi jempol.

Beberapa bangunan di atas patut membuat masyarakat Dompu bangga. Yang paling utama bahwa masyarakat mendapatkan kenyamanan dalam pelayanan. Khusus untuk bangunan Masjid Agung Baiturrahman, memberikan nuansa kenyamanan dan kekhusyuan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Namun di balik kemegahan dan keindahan sejumlah bangunan di atas, ada beberapa hal yang membuat hati sedih dan miris. Hingga saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Dompu belum memiliki kantor atau sekretariat yang tetap. Ibarat kaum nomaden, tempatnya berpindah-pindah. Dulu pernah menumpang di salah satu ruangan di Masjid Agung Baiturrahman. Setelah itu pindah ke bangunan lama bekas Polsek Dompu yang kini di atas lokasi tersebut dibangun Kantor UPTD Puskesmas Dompu Kota. 
Setelah itu lembaga yang notabene pengurus-pengurusnya adalah para ulama dan menjadi rumah besar bagi Umat Islam itu dipindahkan ke bangunan lama Kantor Bakesbang Poldagri di Kekurahan Simpasai Kecamatan Woja. Berseberangan dengan pintu gerbang Kantor Dinas PUPR Kabupaten Dompu.

"Kantor MUI dipindahkan ke bekas Kantor Kesbang, tapi tidak bisa dipakai lagi karena kurang layak. Air saja tidak ada bagaimana mau memberikan pelayanan kepada masyarakat ?," kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Dompu, H. Ali H. A. Gani, S. Sos kepada media ini beberapa waktu lalu.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai tempat bernaung dan kebersamaan bagi tokoh-tokoh agama di Kabupaten Dompu juga hingga kini belum memiliki kantor yang resmi. Satu ruangan untuk sekretariat pun belum punya. Selama ini semua kegiatan sosialisasi tentang moderasi beragama yang dilakukan oleh FKUB Kabupaten Dompu masih meminjam aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu. Demikian pula kegiatan pertemuan para tokoh agama membahas berbagai persoalan yang berhubungan dengan kerukunan umat beragama di Kabupaten Dompu.
Informasi yang dihimpun media ini dari sejumlah sumber, bahwa perjuangan untuk memiliki kantor sudah dilakukan oleh para Pengurus FKUB Kabupaten Dompu sejak masa kepemimpinan Drs. Dahlan HAR selama dua periode. Pemerintah pusat sudah menyediakan anggaran untuk pembangunan kantor tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah adalah menyiapkan lokasi. Akibat belum ada realisasi penyediaan lahan yang  tepat, sekitar tahun 2014, dana itu dikembalikan lagi ke kas negara. Akhirnya hingga kini FKUB belum memiliki sekretariat sendiri. 

Sejumlah Pengurus MUI dan FKUB Kabupaten Dompu sempat menyampaikan uneg-uneg kepada Pemkab Dompu agar bangunan lama bekas UPTD Puskesmas Dompu Kota bisa dimanfaatkan sebagai Sekretariat Bersama MUI, FKUB, BAZNAS maupun beberapa Ormas Islam. Namun para pengurus MUI dan FKUB harus menelan 'pil pahit' karena di gedung tersebut akan digunakan untuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Dompu.

Para Pengurus MUI dan FKUB juga pernah menyampaikan keinginan agar Pemda Dompu membangunkan Islamic Center. Di dalamnya bisa dimanfaatkan pula sebagai Sekretariat Bersama (Sekber). Namun itu pun belum terwujud hingga kini. Masih menjadi mimpi di siang bolong, padahal pelayanan kepada masyarakat berlangsung setiap saat. 

Demikian pula dengan museum. Hingga kini masih sebatas angan-angan belaka. Sejak bertahun-tahun silam pihak Yayasan Kesultanan Dompu (YKD) maupun para pemerhati sejarah dan budaya Dompu mendesak kepada pemerintah agar segera membangun museum ssbagai tempat untuk mengoleksi benda-benda peninggalan sejarah dan budaya Dompu di masa lampau. Namun lagi-lagi hanya ibarat pepesan kosong. Seperti lirik lagu Doa Malam Dian Piesesha janji janji kini semua tinggal janji. 

Informasi terbaru yang diperoleh media ini cukup membuat batin para pecinta sejarah dan budaya Dompu teriris bagai disayat sembilu. Benda-benda pusaka peninggalan Kesultanan Dompu yang dititipkan di Museum Negeri NTB hanya dicampakkan begitu saja di lantai gudang. Sementara peninggalan sejarah dari daerah-daerah lain di NTB ini dipajang di etalase-etalase yang bagus dan dapat dilihat oleh para pengunjung. 

"Saya tidak dapat mengungkapkan rasa sedih saya menyaksikan peninggalan nenek moyang Dou Dompu tergeletak begitu saja di lantai gudang di Museum NTB," ucap salah seorang pemerhati sejarah dan budaya Dompu. 

Sambil meneteskan air mata, ia berharap Pemkab Dompu segera merespon persoalan ini. Museum harus segera dibangun agar benda-benda peninggalan sejarah Dompu yang tercampakkan itu dapat diselamatkan. Setidaknya anak cucu ke depan dapat melihat kembali bukti-bukti keberadaan Dompu di masa lampau yang semakin tenggelam dan ditenggelamkan ini. 

Persoalan lain terkait peninggalan sejarah dan budaya Dompu adalah  beberapa cagar budaya yang masih dikuasai oleh pemilik lahan. Pemerintah Daerah dinilai tidak ada niat baik untuk membebaskan lokasi dimaksud agar bisa aman dari kerusakan. Demikian pula halnya dengan pelindung Makam Sultan Syamsuddin, Sultan Dompu Pertama yang keberadaannya sudah lapuk dan mau roboh. 
"Situs tersebut merupakan situs klasik tiga peradaban yang sampai saat ini dibiarkan tanpa perhatian dengan tidak adanya upaya untuk melakukan pemagaran keliling. Dan jangan heran, saat sekarang ada belasan warga yang telah menguasai tanah situs untuk membangun rumah kediaman," sebut salah seorang pegiat sejarah Dompu. (emo).