Kadistanbun Dompu : Masa Layak Panen Jagung Umur 120 Hari

Kategori Berita

.

Kadistanbun Dompu : Masa Layak Panen Jagung Umur 120 Hari

Koran lensa pos
Selasa, 08 Maret 2022

 



Dompu, koranlensapos.com - Saat ini para petani jagung di Kabupaten Dompu mulai sibuk dengan kegiatan pemanenan atau pemetikan. Warga setempat menyebutnya dengan Poke Jago atau Sepa Jago.
Apalagi setelah mendapatkan informasi harga jagung tahun ini cukup menggembirakan seperti tahun 2021 lalu. Hal itu membuat para petani cepat-cepat ingin memetik, lalu menggiling kemudian menjemur dan menjual. Bahkan ada juga yang langsung menjual tanpa melalui proses jemur. Pokoknya para petani ingin segera mengantongi fulus hasil jerih payah berbulan-bulan lamanya. Duit berwarna merah dan biru menggoda para petani agar segera melakukan pemanenan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP., MM menyebutkan masa panen jagung yang ideal adalah di saat jagung berumur 120 hari dihitung dari masa penanaman.

Dikatakannya, pemanenan di usia 120 hari ke atas sangat baik bagi mutu pipilan jagung yang dihasilkan.
Sebaliknya bila pemanenan dilakukan sebelum masa ideal 120 hari, akan berdampak pada penurunan mutu jagung.

"Idealnya pemanenan pada hari yang memang sudah umur panen (120 hari ke atas)," sarannya.

Syahroni menerangkan bagi pemetikan yang dilakukan sebelum masa ideal panen, bisa saja dengan menggunakan perlakuan penjemuran sehingga pipilan jagung yang dihasilkan benar-benar kering. Tetapi dari segi kualitas tetap tidak akan bisa sama dengan pemanenan pada umur 120 hari ke atas.

"Kalau sudah dipanen sebelum waktunya ya bisa saja digunakan perlakuan penjemuran tapi tentu akan berdampak pada mutu pipilan jagung yang dihasilkan," jelasnya.

Syahroni berharap agar petani bisa bersabar dan tidak terburu-buru melakukan pemanenan apabila belum saatnya agar mendapatkan hasil yang lebih bermutu dan harga yang lebih baik.

"Harapannya agar para petani bisa panen pada saat umur layak panen. Petani agar benar-benar menjaga kualitas pipilan jaguhg yang dihasilkan, karena mutu dan kadar air akan sangat menentukan harga," harapnya.

Apalagi secara keseluruhan budidaya jagung tahun ini relatif tidak banyak gangguan yang dialami petani 
baik berupa gangguan iklim maupun gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Kalaupun ada gangguan luasannya tidak terlalu meluas," ujarnya.

Syahroni menyebutkan produktivitas rata-rata jagung di Kabupaten Dompu sekitar 6,3 ton/ha. 
"Sebenarnya ada yang mencapai di atas 8 ton per hektar tetapi ada juga yang produktivitasnya masih rendah sekitar 4-5 ton sehingga rata-rata sekitar 6,3 ton," jelasnya. 
Dijelaskan Dae Roni, sapaannya produktivitas dipengaruhi banyak faktor terutama berkaitan dengan proses budidaya mulai dari kualitas benih, kondisi lahan, kecukupan pupuk, gangguan OPT, dan hal-hal teknis lainnya termasuk proses panen.

Syahroni menyinggung pula harga pipilan jagung saat ini masih di atas Harga Patokan Pemerintah (HPP) yakni 
berkisar antara 4.400 sampai 4.700 dengan kadar air 16 sampai 17 % (kering jemur). Berdasarkan HPP, harga acuan pembelian adalah Rp. 3.150/kg dengan kadar air 15 %. 
Sedangkan harga jagung pipilan tanpa jemur saat ini berkisar antara Rp. 3.200-3.300. 

Mantan Sekretaris Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu ini menyebutkan pula realisasi penanaman hingga pemanenan jagung di Kabupaten Dompu di musim hujan ini. Realisasi tanam sampai bulan Februari 2022 
sebanyak 55.892 ha. Jumlah areal tersebut tidak termasuk di dalamnya areal penanaman jagung yang ada di kawasan-kawasan hutan karena tidak termasuk dalam ranah tugas Distanbun Kabupaten Dompu.

"Lahan ini adalah lahan yang legal dan tercatat dalam statistika pertanian," tuturnya.

Sedangkan pemanenan juga sudah mulai berlangsung sejak bulan Januari 2022. Pada bulan Januari realisasi pemanenan sejumlah 573 ha, di bulan Februari meningkat menjadi 8.205 ha. Pada bulan Maret 2022 ini diperkirakan realisasi pemanenan paling banyak yakni sekitar 30.945 ha dan di bulan April 2022 diperkirakan sebanyak 15.496 ha. (emo).