Sekilas Tentang Program Bucracce Islamic Relief Worldwide - Indonesiadi Dompu

Kategori Berita

.

Sekilas Tentang Program Bucracce Islamic Relief Worldwide - Indonesiadi Dompu

Koran lensa pos
Kamis, 30 Desember 2021

 

      Direktur LP2DPM, Rustam Hardiatman, SP bersama Bupati Dompu, Kader Jaelani (atas). Direktur LP2DPM sedang memberikan sambutan sekaligus memaparkan program Bucracce dalam acara Lokakarya di Gedung Samakai Dompu, Rabu (29/12/2021 (bawah)


Dompu, koranlensapos.com -Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2DPM) mulai 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2023 (2 tahun) akan menyelenggarakan 
Program Building Community Resiliance Against Cilimate Change (Bucracce) atau “Membangun Ketahanan Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim”.

Direktur LP2DPM sekaligus penanggung jawab program Bucracce, Rustam Hardiatman, SP dalam sambutannya saat Lokakarya bertajuk Komitmen Bersama Pengelolaan Hutan Multipihak yang dilaksanakan di Gedung Samakai, Rabu (29/12/2021) mengungkapkan bahwa program tersebut didanai oleh lembaga donor Islamic Relief –USA.

Dikatakannya kehadiran Program Bucracce ini melewati tahapan yang cukup panjang, melalui diskusi, konsultasi, observasi, FGD dan dukungan data dari berbagai pihak sehingga Islamic Relief World wide (IRW) Indonesia bersama-sama dengan LP2DPM mengangkat issue perubahan iklim (Climate Change).   


"Issue perubahan iklim menjadi issue dunia dan sampai saat ini menjadi perhatian bagi semua pihak, baik lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah yang selalu intens merancang dan menyusun sebuah kebijakan lewat program adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim. Dengan dilakukannya upaya adaptasi terhadap perubahan iklim, diharapkan ketahanan masyarakat akan meningkat sehingga risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalkan, antara lain dengan cara menyiapkan infrastruktur yang tahan terhadap bencana iklim, memperkuat kemampuan ekonomi, kapasitas social, transfer knowledge serta menerapkan teknologi adaptasi perubahan iklim yang sesuai dengan kondisi local.  Selain melakukan upaya adaptasi, masyarakat perlu terus didorong untuk melakukan tindakan mitigasi yang akan memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon akibat efek dari gas rumah kaca," urai Rustam memaparkan tentang latar belakang hadirnya program Bucracce tersebut.

Disebutnya beberapa aktivitas yang berkontribusi terhadap perubahan iklim yang ekstrim, yaitu kegiatan illegal logging, perambahan hutan, perladangan liar untuk alih fungsi pemanfaatan hutan dengan tanaman semusim sistim monokultur.  

"Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder lainnya untuk mencegah terjadinya aktivitas perusakan hutan, namun kegiatan tersebut tetap massif dilakukan oleh sebagian masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan dalam rangka mendukung program hutan lestari masyarakat sejahtera," ulasnya.

Rustam mengatakan dari tahun ke tahun hutan semakin berkurang. Sebagian besar kondisi hutan dan bukit serta lahan miring sudah gundul. Dengan kondisi hutan, perbukitan dan lahan miring yang gundul, daerah Dompu menjadi salah satu daerah yang rawan longsor dan banjir, akibat dari air hujan tidak lagi dapat diserap pepohonan sehingga langsung mengalir ke perkampungan warga, masuk ke dalam sungai dengan membawa sedimentasi sehingga menimbulkan masalah pendangkalan pada sungai, saluran drainase maupun pada bendungan.

Dibeberkan Rustam, dari beberapa fakta di atas menimbulkan beberapa persoalan lainnya. Di antaranya 
Berkurangnya sumber mata air dan debit air untuk sumber air bersih yang dibutuhkan oleh rumah tangga maupun untuk kebutuhan pertanian;
Pengelolaan kawasan hutan dengan sistim monokultur, tidak menerapkan konsep agroforestry dan tidak didukung oleh ketersediaan terasering mengakibatkan lapisan topsoil tanah sebagai humus semakin lama semakin tipis;
Keterbatasan modal usaha, membuat kelompok tani hutan memanfaatkan jasa rentenir dengan bunga yang sangat tinggi untuk menutupi biaya usaha. 
Muncul kasus percobaan bunuh diri karena stress akibat dari tanaman gagal tumbuh ataupun gagal panen;

Meningkatnya kasus ketidakadilan gender. Beban kerja perempuan lebih banyak, terjadinya kekerasan fisik maupun psikis pada perempuan. Belum lagi akses dan control terhadap sumber daya lebih dominan laki-laki;

Meningkatnya kasus penelantaran anak. Dimana anak usia sekolah dipekerjakan di lahan untuk membantu keluarga akibatnya pendidikan anak terabaikan, terjadi pelecehan seksual, anak-anak dibiarkan dan dipaksa tumbuh sendiri dalam lingkungan yang kurang kondusif sehingga banyak muncul kasus perkelahian, narkoba dan lain-lain.

"Dari beberapa potensi dan tantangan yang dikemukakan tersebut di atas, maka Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2DPM) atas dukungan dari Lembaga Islamic Relief (IR), Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu, bersama-sama dengan komunitas maupun stakeholder lainnya akan mengembangkan program “Membangun Ketahanan Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat," paparnya.

Lebih lanjut dikemukakan Rustam, 
tujuan dari Program Bucracce adalah 
Meningkatkan kesejahteraan, keamanan, dan perlindungan masyarakat terhadap bahaya iklim yang ditimbulkan dengan melestarikan hutan dan lahan tandus, meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi peran masyarakat sebagai penggerak risiko iklim dan penggerak kekerasan berbasis gender, dan meningkatkan kesiapsiagaan Masyarakat. 

Ditambahkannya, dampak yang diharapkan dari program Bucracce yakni peningkatan kapasitas masyarakat di Kabupaten Dompu dalam mengelola hutan tandus, lahan gersang dan pekarangan tidak produktif melalui mekanisme agroforestry, teknologi pertanian lahan miring (SALT- Sloping Agricultural Land Technology), dan usaha pekarangan untuk penghidupan masyarakat sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam mitigasi perubahan iklim, mengurangi peran mereka sebagai pendorong utama risiko bencana, dan mempromosikan kesetaraan gender.


"Pada akhir proyek, komunitas sasaran di Kabupaten Dompu akan lebih siap untuk bertahan, mengatasi, dan membangun kembali dengan lebih baik apabila ada guncangan yang disebabkan oleh keadaan darurat yang disebabkan oleh iklim," jelasnya.

Adapun lokasi Program Bucracce :  yaitu di wilayah  BKPH Topaso (Toffo, Pajo, Soromandi) di 3 Resort yaitu Resort Panca, Resort Pajo 1 dan Resort Pajo 2.

"Kami sangat berharap dengan hadirnya program Bucracce ini, semua pihak dapat bersinergi, bersama-sama bergandengan tangan demi mengembalikan fungsi hutan agar moto hutan lestari masyarakat sejahtera dapat terwujud," harapnya. (emo)