Honai
Honai adalah tempat tinggal suku pedalaman Pengunungan Tengah Papua sama dengan rumah pohon bagi suku korowai atau rumah kaki seribu bagi suku Asmat Papua, semua berfungsi sebagai rumah tinggal.
Honai adalah tempat istirahat atau tempat tidur pada malam hari. Pada siang hari nyaris tidak ada aktivitas di dalam Honai, karena Pace dan Mama semua pergi ke kebun dan anak-anak bermain di dapur sambil menunggu Pace dan Mama pulang dari kebun membawa Erom (ubi) tingkon/kasbi (singkong).
Di dalam honai tidak ada apapun. Yang ada hanya tungku perapian di tengah-tengah, ini bisa dimaklumi karna suhu di Pegunungan Tengah Papua bisa mencapai 5 Derajat Celcius.
Honai ada dua macam Honai Laki yang ditempati oleh Pace dengan anak laki-lakinya atau keluarga lainya. Di dalam honai laki-laki terdiri dari dua tingkat. Honai laki-laki mampu menampung 15 sampai 25 orang. Honai kedua adalah Honai perempuan yang ditempati mama dengan anak perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Untuk honai perempuan tidak bertingkat. Adapun dapur terpisah sendiri.
Bentuk Honai itu bulat seperti lingkaran tanpa dilengkapi jendela dan hanya ada satu pintu. Dindingnya menggunakan kayu beratapkan daun ilalang. Alas tidur adalah rumput-rumput kering.
Bentuk Honai yang bundar mempunyai filosofi, kita terlahir dalam satu ikatan cinta dan kasih sayang yang hanya terpisahkan oleh kematian.
(Ditulis oleh Bahub Pos Ramil Eragayam Peltu Syamsul Kamar selaku kapoktuud Minvet IX/13 Mataram Distrik Eragayam Pegunungan Tengah Papua).