Tim Mabes Polri Kunker di Dompu

Kategori Berita

.

Tim Mabes Polri Kunker di Dompu

Koran lensa pos
Sabtu, 25 September 2021

 



Dompu, koranlensapost.com - Sebanyak 4 (empat) orang perwira polisi dari Mabes Polri di bawah pimpinan Kompol Dian Indra, S. IK melakukan kegiatan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Dompu NTB.

Kegiatan diawali dengan pertemuan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu pada hari Kamis (23/9/2021). Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu Drs. H. Syahrir, M. Si, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Dompu H. Ali H. A. Gani, S. Sos dan Abubakar,SH serta Sekretaris Drs. Tirmizi. Hadir pula Kasat Intelkam Polres Dompu IPTU Makrus, S. Sos dan Pimpinan Pondok Pesantren Utsman Bin Affan (UBA) Ustadz Zainuddin, S. Pd. I.


Pada kesempatan tersebut, Tim Mabes Polri menyampaikan maksud kedatangan untuk menggali informasi terkait kehidupan beragama di Kabupaten Dompu serta menerima masukan-masukan untuk langkah-langkah dan program selanjutnya agar kehidupan beragama senantiasa berjalan harmonis dan kondusif di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber-Bhineka Tunggal Ika ini.

Kakan Kemenag Kabupaten Dompu H. Syahrir menyambut baik kunjungan rombongan Tim dari Mabes Polri di Kabupaten Dompu. Ia mengemukakan kehidupan beragama di Kabupaten Dompu sangat kondusif dalam 2 (dua) tahun terakhir ini. Tidak ada gejolak yang terjadi akibat adanya pengaruh kelompok-kelompok radikal.

"Alhamdulillah Dompu saat ini aman dan kondusif," ungkapnya.

Syahrir mengatakan kondisi demikian tidak bisa dilepaskan dari sinergitas yang solid berbagai komponen di dalam memberikan pemahaman tentang 4 (empat) Pilar Kebangsaan dan Moderasi Beragama kepada masyarakat. 
"Kami juga sering melakukan pertemuan dengan tokoh agama untuk mengatasi ideologi yang mengarah pada radikalisme," ujarnya.

Diakuinya tokoh-tokoh yang pernah terlibat dalam kelompok radikal kini sudah menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah di dalam upaya bersama mewujudkan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara.


Ustadz Zainuddin dari Ponpes UBA mengemukakan pada umumnya orang-orang yang diduga tergabung dalam kelompok radikal sebenarnya tidak mengetahui sama sekali bahwa ia telah masuk (terlibat) dalam kelompok-kelompok yang dicurigai berbahaya itu. Karena keikutsertaan dalam kelompok pengajian itu didasari dengan kehausan akan ilmu agama. Hal itu ia contohkan dengan pengalaman pribadinya sendiri.


"Setelah mengetahui ada teman yang ditangkap baru mengetahui ternyata  sudah bergabung dalam kelompok seperti ini," ucapnya.

Lebih lanjut ia memberikan masukan bahwa komunikasi merupakan solusi paling tepat untuk mengajak kepada orang-orang yang diduga pernah terlibat dalam kelompok radikal ini. Tidak ada masalah yang tidak bisa disslesaikan apabila dibicarakan dengan baik-baik
"Poin yang paling baik adalah bicara baik-baik. Jangan langsung dituduh teroris karena akan menimbulkan reaksi. Ajak bicara," sarannya.

Ia menegaskan hanya satu kata untuk bisa merangkul orang-orang yang pernah diduga terlibat dalam kelompok radikal yaitu bicarakan dengan baik-baik. Kalau dibicarakan dengan baik-baik pasti akan ada titik temunya.

Hal yang sama disampaikan oleh Wakil Ketua MUI Kabupaten Dompu Abubakar, SH. Dikatakannya beberapa tahun lalu sempat disebut-sebut Bima dan Dompu sebagai zona merah kelompok radikal maupun teroris. Namun belakangan ini tidak lagi demikian. Hal itu tidak terlepas dari upaya komunikasi dan pendekatan yang dibangun oleh pemerintah bersama MUI, Kemenag, TNI, POLRI, FKUB maupun tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda. Menurutnya pendekatan persuasif merupakan upaya paling ampuh mengatasi kelompom-kelompok ini. 

"Jangan jaga jarak dengan mereka. Solusinya kita harus komunikasi," usulnya. 


Usai pertemuan tersebut, tim mendapatkan kesempatan untuk memberikan arahan kepada para pimpinan pondok pesantren agar senantiasa menanamkan tentang 4 (Empat) Pilar Kebangsaan kepada para santri yaitu pemahaman Nilai-Nilai Luhur Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.




Kunjungan selanjutnya di Rumah Qur'an Desa O'o asuhan Ustadz Taqiyuddin, S. Pd.I. Tim banyak mendapatkan pencerahan dan masukan dari Ustadz Taqiyuddin terkait dengan upaya-upaya pendekatan terhadap orang-orang yang pernah atau masih terlibat dalam kelompok radikal. 

Taqiyuddin mengemukakan keikutsertaan orang-orang dalam kelompok diduga radikal umumnya karena ketidaktahuan. Karena itu, menurutnya pendekatan ekonomi atau pendekatan hukum saja tidak cukup untuk merangkul kelompok ini tetapi dibutuhkan pendekatan persuasif. Komunikasikan dengan baik-baik agar mereka bisa menjadi warga negara yang baik berlandaskan kepada Pancasila dan UUD 1945.


Kegiatan kunjungan dilanjutkan pada hari Jumat (24/9/2021) pukul 09.15 Wita di kediaman orang tua almarhum Budiman yang ditembak mati oleh Densus 88 di Poso beberapa waktu lalu. Tim menyerahkan bantuan sembako untuk keluarga almarhum Budiman.


Selanjutnya pada pukul 10.00 sampai 11.00 tim mengunjungi Ponpes Utsman Bin Affan yang disambut dengan hangat oleh Ustadz Zainuddin, S. Pd.I dan Ustadz Mustakim. 


Kegiatan diakhiri dengan Sholat Jumatan di Masjid Raya Baiturrahman Dompu. 
Sebagai informasi bahwa pada Kamis, 30 September 2021 yang mendatang di Ponpes UBA Desa O'o akan dilaksanakan Sosialisasi 4 (Empat) Pilar Kebangsaan yang akan difasilitasi oleh Mabes Polri.