Kriteria Sekolah Ramah Anak, Ini Uraian Selengkapnya Oleh Wakil Ketua PW IGI NTB

Kategori Berita

.

Kriteria Sekolah Ramah Anak, Ini Uraian Selengkapnya Oleh Wakil Ketua PW IGI NTB

Koran lensa pos
Sabtu, 24 Juli 2021

         Khairil Anwar, S. Pd (Wakil Ketua PW IGI NTB)


Mataram, koranlensapost.com - Hari Anak Nasional (HAN) kembali diperingati pada tanggal 23 Juli 2021 ini. Meski tidak diperingati dengan kemeriahan sebagaimana tahun-tahun sebelum merebaknya wabah Covid -19, namun ada nilai dan makna yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah upaya untuk terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA) atau Madrasah Ramah Anak. Hasilnya anak senang, guru tenang, orang tua bahagia.

Hal tersebut mendapat perhatian dari Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hairil Anwar, S. Pd. Hairil mengemukakan bahwa amanat untuk melindungi anak selama mereka berada di semua tempat memerlukan banyak sekali upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua sektor termasuk anak itu sendiri. 

Selama mereka berada di satuan pendidikan, maka pemerintah membuat suatu kebijakan perlindungan anak di satuan pendidikan yang dinamakan Sekolah Ramah Anak (SRA). 

SRA harus dapat memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat perdamaian.

"SRA dikembangkan dengan harapan untuk memenuhi hak dan melindungi sepertiga hidup anak yaitu 8 (delapan) jam satu hari selama mereka berada di satuan pendidikan," jelas Hairil.

Dijelaskannya SRA adalah perubahan paradigma untuk menjadikan orang dewasa di satuan pendidikan menjadi orang tua dan sahabat peserta didik dalam keseharian mereka berinteraksi di satuan pendidikan, sehingga komitment agar satuan pendidikan menjadi SRA adalah komitmen yang sangat penting dalam menyelamatkan hidup anak.

Terkait hal itu, sosok muda yang juga merupakan Fasilitator Nasional SRA ini mengajak kepada para Kepala Sekolah/Madrasah untuk mewujudkan T3MU MESRA (Mau – Mampu – Maju Menuju Sekolah/Madrasah Ramah Anak) di lingkungan satuan pendidikan masing-masing.

"Saya mengajak Bapak/Ibu Kepala Sekolah/Madrasah, MARI MEWUJUDKAN T3MU MESRA," ajaknya.

Bagaimana cara mewujudkan T3MU MESRA itu ?
Bersumber pada Buku Pedoman SRA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Republik Indonesia, guru Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri Dompu ini menguraikannya secara gamblang hal tersebut dari huruf A sampai D.

Inilah selengkapnya :

A. UPAYAKAN PROSES BELAJAR YANG RAMAH ANAK 
1. Penerapan disiplin positif, ketegasan tanpa kekerasan dan merendahkan martabat anak
2. Adanya komunikasi dua arah bahkan multi arah
3. Menggunakan bahasa positif dalam berkomunikasi
4. Menghargai perbedaan anak
5. Selalu menilai perilaku positif anak (fokuslah pada sikap positif)
6. Memberikan motivasi belajar
7. Membangun keakraban dengan anak (guru sahabat anak)
8. Melihat masing-masing anak sebagai karakter yang unik
9. Guru mengingatkan hal-hal terkait pembentukan karakter positif anak, misalnya: empati, non diskriminasi, anti radikalisme, cinta negara, bahasa, budaya dan perbedaan budaya menghargai HAM, social, cinta kebersihan, anti bullying, dsb
10. Adanya proses pembelajaran di luar kelas, misalnya: di teras, di halaman sekolah, di sawah dekat sekolah, di museum, dsb
11. Melibatkan orang tua dan pihak lain sebagai guru/memberi informasi (= kelas inspiratif)
12. Pendidik dan Tenaga Kependidikan menjadi tempat curhat anak
13. Kepala Sekolah/Madrasah dan Pendidik menerima dan menyapa anak-anak yang dating setiap paginya
14. Menanamkan rasa cinta tanah air (contohnya: mengumandangkan lagu Nasional dan lagu Daerah)
15. Mengubah system point yang semula mengukur kesalahan anak menjadi mengukur kebaikan anak
16. Perlombaan kelas yang menyenangkan yang melibatkan anak secara penuh
17. Mengumumkan anak yang mendapat poin terbanyak setiap pecan yang dikumpulkan dari informasi yang dikumpulkan setiap harinya dari seluruh anak oleh wali kelas
18. Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan
19. Dll.

B. UPAYAKAN SARANA PRASARANA YANG RAMAH ANAK
1. Adanya papan nama, minimal spanduk Satuan Pendidikan Ramah Anak
2. Memastikan ruangan cukup cahaya dan sirkulasi udara serta penerangan yang cukup
3. Menumpulkan ujung meja
4. Memberi rambu-rambu tempat yang membahayakan (dinding retak, tangga curam, dll)
5. Menghindarkan tanaman yang berduri atau beracun dari jalur anak berjalan
6. WC dalam kondisi bersih, ada air mengalir, mempunyai penerangan yang cukup, bak WC dibersihkan sepekan sekali dan diberi Abate dan anak-anak diajarkan untuk menyiram
7. Pintu dibuka keluar, jika pintu dibuka ke dalam maka pada waktu proses belajar pintu harus terbuka/agak terbuka
8. Jika sekolah/madrasah mempunyai UKS maka harus dipastikan UKS berfungsi dengan baik
9. Disediakan tempat cuci tangan sesuai kemampuan sekolah/madrasah
10. Disediakan rambu-rambu untuk pengurangan resiko bencana
11. Adanya slogan untuk mengingatkan kebersihan, kawasan tanpa asap rokok, kawasan tanpa napza, dll
12. Penataan lingkungan dengan melibatkan seluruh warga sekolah/madrasah
13. Jika ada kantin, pastikan makanan di kantin tidak mengandung zat berbahaya (kantin sehat)
14. Penataan kelas yang menyenangkan dengan melibatkan anak
15. Memastikan anak-anak tidak mendapatkan kecelakaan di sekolah/madrasah yang disebabkan sarana prasarana 

C. UPAYAKAN ADANYA PARTISIPASI ANAK
1. Mengkomunikasikan program sekolah/madrasah dengan melibatkan anak
2. Anak dilibatkan sejak mengisi check list potensi, perencanaan sampai pelaksanaan dan monitoring
3. Anak sebagai pengawal SRA dan peer educator

D. UPAYAKAN ADANYA PARTISIPASI ORANG TUA, TOKOH MASYARAKAT, DUNIA USAHA DAN ALUMNI
1. Mensosialisasikan  SRA kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menumbuhkan kesadaran akan pemenuhan hak dan perlindungan anak.
2. Membuat grup komunikasi setiap kelas dengan orang tua
3. Melibatkan orang tua dalam penataan lingkungan sekolah/madrasah
4. Melibatkan orang tua dalam penggunaan sarana (misalnya: menumpulkan ujung meja, menghiasi sekolah/madrasah, dll
5. Orang tua sebagai nara sumber
6. Melibatkan orang tua dalam menyiapkan sarapan sehat
7. Melibatkan tokoh masyarakat, dunia usaha, dan alumni. (emo).