Istana Kerajaan Dompu, Jejak Sejarah yang Semakin Terkubur

Kategori Berita

.

Istana Kerajaan Dompu, Jejak Sejarah yang Semakin Terkubur

Koran lensa pos
Sabtu, 06 Februari 2021

                Foto: Asi Dompu Zaman Sultan M.Tajul                                     Arifin Sirajuddin (1947-1958). 

                  Sumber: Panglima La Cibo.


Dompu, koranlensapost.com - Dompu adalah sebuah kerajaan yang sangat tua. Jauh sebelum Kerajaan Majapahit di Jawa berdiri, Kerajaan Dompu sudah ada.

Hal ini telah dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan dalam proses penelitian dan eksavasi (penggalian) situs-situs klasik di Doro Bata dan Doro Mpana (Kandai Satu) oleh Balai Arkeologi Denpasar (sekarang Balai Arkeologi Bali,red) sejak tahun 1989  (lihat selengkapnya catatan I Wayan Rema dan I Wayan Sumerata dalam Berita Penelitian Arkeologi 2018).

Namun jejak sejarah itu ibarat cerita dongeng saja. Kian bertambah tahun kian hilang dalam ingatan masyarakat di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini. Terkubur seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu penyebabnya adalah karena Dompu tidak lagi memiliki istana. 

Dikutip dari Blog Kambali Dompu Mantoi menyebutkan bahwa Istana Kerajaan Dompu dari zaman ke zaman berpindah-pindah tempat.  
"Semuanya sudah dibongkar atau dihancurkan sehingga tidak bisa ditemukan kini," tulis pemilik blog itu..

Disebutkan bahwa Istana Dompu pertama kali dibangun berlokasi di Negeri Tonda (Dusun Tonda Desa Mumbu Kecamatan Woja saat ini). 
"Istana ini sudah dibongkar ketika Ibu Kota Kerajaan Dompu dipindah  ke Negeri Bata," beber penulis.

Selanjutnya Istana kedua dibangun di Negeri Bata (Lingkungan Doro Bata Kandai Satu Kecamatan Dompu). Istana ini sudah rusak akibat letusan Gunung Tambora tahun 1815 lalu dipindahkan ke Negeri Rato.

Istana ketiga (Asi 'Bou) dibangun tahun 1815 di Negeri Rato (Lingkungan Rato, Kelurahan Karijawa Kecamatan Dompu saat ini). 
Faisal mengemukakan pada tahun 1942 Jepang menghapus Kerajaan Dompu dan menggabungkannya dengan Kerajaan Bima. Karena Dompu menolak digabung ke Bima, istana ini dihancurkan oleh tentara Jepang pada tahun 1942. Kayunya diambil Jepang untuk membangun bunker perlindungan Perang Dunia II. 
"Hanya bagian SANCAKA (DAPUR) yang dapat diselamatkan dan kini masih berdiri tersembunyi di balik pemukiman padat Lingk. Rato - Karijawa. Pada tahun 1966 lahan bekas istana tersebut diwaqafkan untuk pembangunan Masjid Raya Bairurrahma," ujarnya.

Lebih lanjut di blog tersebut memuat bahwa pada tahun 1947, Kesultanan Dompu kembali memisahkan diri dari Bima setelah 5 tahun bergabung. Diangkat kembali Sultan Dompu dan dibangunlah istana bergaya Belanda pada tahun 1947 itu. Istana Dompu bergaya Belanda ini sebagai istana Dompu yang keempat. Berlokasi di Bada di dekat jembatan Raba Laju. 

Pada tahun 1980-an, istana bergaya Belanda ini dibongkar untuk perluasan bangunan RSUD Dompu.

"Jadilah Kesultanan Dompu dianggap tidak ada karena tidak ada istananya. Padahal Kesultanan Demak saja tidak ada istananya," tulis pemilik blog. (AMIN).
.