RIF Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Konsentrat, Molase dan Silase di Kawasan Agropolitan Jago Kala Dompu

Kategori Berita

.

RIF Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Konsentrat, Molase dan Silase di Kawasan Agropolitan Jago Kala Dompu

Koran lensa pos
Kamis, 09 Juli 2020

Dompu, Lensa Pos NTB - Program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat di Kawasan Agropolitan Jago Kala (18 desa di Kecamatan Manggelewa dan Kilo) Kabupaten Dompu sebagai salah satu daerah yang masuk dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional terus berlanjut.

Pada hari Sabtu (4/7/2020) lalu telah dilaksanakan pelatihan pembuatan jamur tiram dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung sebagai media tumbuhnya.
Pada hari Kamis (9/7/2020) ini, program yang digandeng oleh NGO dari Kanada (Canada) melalui Proyek National Support for Local Investment (NSLIC) / National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSELRED) dengan nama RIF (Resposive Innovation Fund) ini kembali melakukan kegiatan pelatihan yakni Pelatihan Pembuatan Konsentrat, Molase dan Silase yang dihelat di aula Kantor Desa Nusa Jaya Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu.

Peserta kegiatan adalah perwakilan kelompok tani dan kelompok ternak, serta Bumdes/Bumdesma di Kecamatan Manggelewa dan Kilo.

Plh. Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu drh. Khaerul Akbar, M. Si mengungkapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dompu sebagai visi misi Bupati Dompu pengembangan komoditas unggulannya adalah Terpijar (Tebu Rakyat Sapi Jagung dan Rumput Laut).
Ia menerangkan pelatihan yang dilakukan oleh RIF ini dalam rangka memanfaatkan limbah jagung sebagai pakan ternak yang berkualitas bagi ternak.

"Hari ini yang kita lakukan adalah integrasi antara jagung sangat selaras dengan program hilirisasi Terpijar," jelas pejabat yang berlatar belakang sebagai dokter hewan ini.

Ia menyebut populasi ternak sejumlah 23 ribu di Kecamatan Manggelewa dan 16 ribu di Kecamatan Kilo. Di sisi lain Manggelewa dan Kilo adalah penghasil jagung terbesar di Kabupaten Dompu. Karena itu limbah jagung sangat melimpah ruah di kawasan ini.
"Kalau setiap satu hektar jagung yang dihasilkan sekitar 9 sampai 12 ton, maka limbahnya antara 1,5 sampai 2,7 ton per hektar," jelasnya.

Disebutnya limbah jagung selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan berdasarkan roadmap data pengembangan ternak di Kabupaten Dompu kendala terbesar adalah minimnya ketersediaan pakan. 70-80 persen biaya usaha habis di pakan. Hal itu disebabkan peternak di Kabupaten Dompu masih mengandalkan hijauan rumput sebagai pakan ternak. Waktu dan energi juga banyak dihabiskan untuk mencari rumput untuk pakan ternak.
"Padahal limbah jagung yang dibuang-buang selama ini dapat diolah menjadi pakan ternak yang sangat baik," ujarnya.


Lebih lanjut Kabid Ekonomi Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada RIF yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Selanjutnya ia berharap kegiatan pelatihan ini dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan ternak di Kabupaten Dompu sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan bagi peternak.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu melalui 
Kabid Pakan Ir. Nurhayati menerangkan dalam RPJMD Kabupaten Dompu bahwa peningkatan berat badan hewan yang harus dicapai adalah 250-300 kg. 

"Salah satu penunjang untuk meningkatkan berat badan sapi adalah dengan peningkatan kualitas pakan," paparnya.

Kabupaten Dompu dengan program Terpijar ingin memanfaatkan limbah jagung sebagai pakan berkualitas bagi ternak.
Selama ini yang diberikan pada ternak adalah rerumputan hijau dan legum. Sementara pakan hijauan dan legum ini hanya tersedia di musim hujan dan kesulitan diperoleh di musim kemarau. 
Untuk itu melalui pelatihan ini peternak diberikan pembekalan agar peternak dapat membuat sendiri pakan ternak yang bisa disimpan sampai 6 bulan lamanya. Sehingga tidak lagi kesulitan mendapatkan pakan ternak.
Di sisi lain silase yang dibuat dapat meningkatkan berat badan hewan karena mengandung nilai gizi yang sangat baik bagi pakan ternak.
Kasi Teknologi Pakan, drh. Cipung Multi Suryandani menyebut hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan hasil yang luar biasa. Dalam seminggu terjadi penambahan berat badan sapi mencapai 12 kg.

Sebagai narasumber kegiatan ini adalah drh. Cipung Multi Suryandani dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu dan Ashfaraini, S. Pt dari Gapura Mas Dompu.
Pada kesempatan tersebut PIC RIF Dompu, Miftahul Suadah, ST berharap agar kegiatan pelatihan ini dapat memberikan nilai manfaat bagi pengembangan peternakan di Kabupaten Dompu. Untuk itu ilmu yang diperoleh dapat dipraktekkan dan selanjutnya juga ditularkan kepada masyarakat di sekitar.

"Kami tidak menginginkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini berhenti sampai di sini saja, tetapi hendaknya diterapkan dan ditularkan kepada yang lainnya bahkan di kecamatan lain dari Manggelewa dan Kilo," harapnya. 
Salah seorang peserta menyampaikan ucapan terima kasih atas pelaksanaan pelatihan pembuatan konsentrat, molases dan silase yang dilaksanakan oleh RIF tersebut. 
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Agus Buraidin, S. Pd Pendamping Kawasan Perdesaan Ditjen PKP Kemendes PDTT. (AMIN).