Waketum MUI Dompu Usul Penataran P4 Perlu Dikembalikan

Kategori Berita

.

Waketum MUI Dompu Usul Penataran P4 Perlu Dikembalikan

Koran lensa pos
Selasa, 03 Maret 2020

Dompu, Lensa Pos NTB - Pada masa Orde Baru penanaman Nilai-Nilai Luhur Pancasila melekat kuat dalam jiwa generasi bangsa.
Program Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) Pola Pendukung 17 jam yang dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) untuk pelajar maupun masyarakat umum
pada masa itu cukup efektif untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila, UUD 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Demikian ulasan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Dompu, HM. Yakub A. Wahab, S. Ag yang menjadi peserta dalam Workshop Penguatan Ideologi Pancasila dan NKRI Harga Mati yang digelar di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu beberapa hari lalu.

Namun ia mengatakan sayang seribu sayang cara itu sudah ditinggalkan seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi. Untuk itu ia berharap kepada pemerintah agar program Penataran P4 dihidupkan kembali untuk membangun mental anak-anak bangsa ini agar menjadi pribadi-pribadi yang sesuai dengan Nilai-Nilai Luhur Pancasila.

"Saya titip harapan mungkin cara-cara dulu perlu dikembalikan.
Cara yang pernah dilakukan BP7 dulu mungkin perlu dihidupkan kembali," usulnya.

Tokoh agama yang biasa disapa Haji Eko ini mengatakan selain dalam bentuk Penataran P4, pada masa itu juga sering dilaksanakan Cerdas-Cermat tentang 36 Butir Nilai-Nilai Luhur Pancasila mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa dan umum mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi sampai tingkat nasional. Menurutnya hal itu sangat tepat untuk membentuk karakter anak-anak bangsa sehingga menjadi pribadi-pribadi yang memiliki moral Pancasila. Di samping mereka memahami sendiri merekapun berupaya menyebarluaskan nilai-nilai luhur Pancasila kepada masyarakat dan keluarga di sekitarnya.

Karena itu ia mengusulkan pula agar pada masa sekarang ini upaya-upaya semacam itu dikembalikan lagi.
"Apa sih susahnya ? Melalui cerdas-cermat anak-anak kita diberi pemahaman tentang nilai-nilai luhur Pancasila. Siapkan hadiah untuk anak-anak kita untuk memotivasi," ujarnya.

Ia mengaku salut dengan Pemerintah Daerah Lombok Timur saat itu. Bila peserta cerdas-cermatnya bisa tembus sampai ke tingkat nasional diberi hadiah langsung menjadi PNS. 
"Ini sangat memotivasi bagi generasi kita untuk menghayati Nilai-Nilai Pancasila dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Usulan senada dilontarkan pula oleh Mukhlis dari Kecamatan Kempo yang menjadi peserta dalam acara tersebut. Ia mengusulkan agar mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dikembalikan lagi seperti dulu. Ia mengatakan memang saat ini berganti nama menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tetapi muatan materinya berbeda.
"Mata pelajaran PMP lebih menekankan masalah moral dalam bertingkah laku berbangsa dan bernegara. Walaupun sekarang ada Pendidikan Kewarganegaraan tetapi beda materinya karena PMP penekanannya pada moral," ucapnya.
Tokoh muda ini juga mengusulkan agar dalam kegiatan apapun dibudayakan untuk bersama-sama membaca teks Pancasila untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di dalam jiwa setiap masyarakat. Ia menyebut hal positif ini ia jumpai di berbagai daerah di Jawa Tengah yang ia kunjungi.

"Saya pernah di Jawa Tengah di sana setiap kegiatan sekecil apapun selalu diawali dengan pembacaan teks Pancasila ini perlu kita contohi," pungkasnya. (AMIN).

.