Jelang Closing Program, RIF Dorong Dompu Menuju KPPN Berdaya Saing

Kategori Berita

.

Jelang Closing Program, RIF Dorong Dompu Menuju KPPN Berdaya Saing

Koran lensa pos
Senin, 02 Maret 2020
Miftahul Su'adah, PIC RIF Kab. Dompu


Dompu, Lensa Pos NTB - Responsive Innovation Fund (RIF) Kanada yang mensupport program Kawasan Perdesaaan Prioritas Nasional (KPPN) Agropolitan Jago Kala Kabupaten Dompu sejak bulan April 2019 lalu akan mengakhiri tugasnya (closing) pada bulan April 2020 ini. 
Tetapi dengan berbagai langkah terobosan yang dilakukannya lembaga ini terus mendorong untuk mewujudkan Kawasan Agropolitan Jago Kala Kabupaten Dompu untuk menjadi KPPN Berdaya Saing dari  60 KPPN di Indonesia.

Person In Charge (PIC) RIF Kabupaten Dompu, Miftahul Su'adah, ST mengemukakan di penghujung program pendampingannya di Kabupaten Dompu, RIF ingin mewujudkan peningkatan ekonomi bagi masyarakat di 18 desa yang ada di Kecamatan Manggelewa dan Kilo sebagai lokus KPPN di Kabupaten Dompu. 
Jagung yang dihasilkan oleh pertanian masyarakat tidak lagi dijual dalam bentuk pipilan tetapi diolah menjadi produk-produk yang memiliki branding sehingga memiliki nilai jual yang lebih menguntungkan.

"Komoditi jagung kita rubah paradigma dari petik - jual menjadi
petik-olah-jual sehingga ada peningkatan nilai dari satu komoditas," paparnya.

Contoh sederhana dikemukakan Kabid Fisik dan Prasarana di Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu ini adalah mengolah jagung pipilan menjadi beras jagung. Produk ini memberikan nilai ekonomis yang menguntungkan bagi petani dan menyehatkan untuk dikomsumsi oleh masyarakat sebagai salah satu usaha diversifikasi (penganekaragaman) pangan dengan memanfaatkan potensi lokal.
Bahkan ia menyebutkan beras jagung  Bumdesma Dompu habis terjual dalam acara pameran produk di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat pada 17 Februari 2020 lalu.

"Jus jagung, tepung jagung dan beras jagung Dompu jadi favorit saat pameran di Mempawah beberapa waktu lalu," ungkap Su'ad.

Diakuinya beras jagung memang masih belum familiar di konsumsi oleh masyarakat Dompu sendiri. Di sinilah peran dinas terkait untuk mendorong dan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa penganekaragaman pangan itu akan lebih menyehatkan.
"Beras jagung menurut saya nantinya bisa jadi produk andalan," jelasnya.

Dikatakannya RIF memang akan closing di bulan April 2020 ini. Akan tetapi pengembangan KPPN Agropolitan Jago Kala di Kabupaten Dompu tetap akan berlanjut. Karena KPPN ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 dan berlanjut lagi di RPJMN 2020-2024.
"Ada program RIF ini karena ada program KPPN. Program KPPN ini akan tetap berlanjut sesuai dengan visi misi Bapak Presiden RI Jokowi," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengingatkan meski masyarakat menyandarkan perekonomiannya di sektor pertanian namun tidak boleh mengabaikan kelestarian lingkungan. Kedua-duanya harus sejalan. Manfaatkan lahan pertanian secara intensif dan lingkungan harus tetap dijaga kelestariannya. Masyarakat tidak boleh merusak kawasan hutan untuk dijadikan sebagai area penanaman jagung.
"Pertanian berbasis lingkungan adalah wajib karena kunci utama keberhasilan produksi adalah lingkungan sebetulnya. Ketika air di hulu tidak terjaga bagaimana mau mengaliri air ke hilir. Tinggal kesadaran masyarakat yang diharapkan," tandasnya mengakhiri. (AMIN).