Perjuangkan Pemenuhan Pupuk Bersubsidi, HMS Hadirkan Produsen Pupuk Kaltim dan Petrokimia di Dompu

Kategori Berita

.

Perjuangkan Pemenuhan Pupuk Bersubsidi, HMS Hadirkan Produsen Pupuk Kaltim dan Petrokimia di Dompu

Koran lensa pos
Selasa, 17 Maret 2020
FGD Pupuk Bahas Bersubsidi di Hotel.Tursina Dompu, Senin sore (16/3/2020)

Dompu, Lensa Pos NTB - Dalam rangka memperjuangkan pemenuhan pupuk bersubsidi bagi kebutuhan petani, Anggota DPR-RI, H. Muhammad Syafruddin, ST., MM menghadirkan produsen pupuk di Kabupaten Dompu. Mereka adalah Muhammad Yusri yang merupakan General Manager (GM) PT. Pupuk Kaltim dan perwakilan dari PT. Petrokimia Gresik.

Untuk menggali informasi langsung mengenai pupuk bersubsidi ini, akhirnya dihadirkan pula para distributor, agen, pengecer pupuk di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Diundang pula perwakilan kelompok tani.
Pertemuan berlangsung di Hotel Tursina Dompu dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) membahas penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Dompu.

Anggota Komisi IV DPR-RI ini saat membuka kegiatan tersebut menjelaskan FGD ini untuk memastikan stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Dompu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga petani tidak mengalami kesulitan lagi mendapatkan pupuk. Demikian pula harga pupuk bersubsidi diharapkan juga tidak mencekik leher petani.

"Kegiatan ini untuk memastikan sampai sejauh mana distribusi pupuk di Kabupaten Dompu ini apakah sudah memenuhi kebutuhan atau belum," tandas politisi 3 periode ini.
Dikemukakannya kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan di Kabupaten Bima dan Kota Bima.

Ia
mengatakan FGD ini sebagai wadah sharing antara pemerintah, petani, dan pupuk Kaltim serta Petrokimia sebagai penyedia pupuk di seluruh Indonesia agar tidak terjadi kekurangan kuota pupuk lagi sebagaimana yang terjadi selama ini.
"Saya tunggu permintaan kuota oleh pemerintah daerah melalui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dompu berapa sih kuota yang dibutuhkan oleh Kabupaten Dompu, yang teralisasi dan ke depannya," tandas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) utusan Daerah Pemilihan NTB I (Pulau Sumbawa) ini.
Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Ilham, SP menyampaikan luas baku sawah di Kabupaten Dompu versi agraria 16. 172 Hektare (Ha), sedangkan versi Distanbun sekitar 25.600 Ha.
Realisasi pupuk di Kabupaten Dompu adalah 19.167 ton (Urea), 2.190 ton (SP 36), 4.285 ton (ZA), 17.152 ton (NPK), dan Organik 5.253 ton.
"Kebutuhan ideal pupuk kita berdasarkan luas baku lahan adalah 35.000 ton untuk tahun 2020 ini," paparnya.
Ilham berharap semoga pada tahap kedua bisa dipenuhi sesuai kebutuhan sehingga aktivitas pertanian berjalan lancar. Ia mengaku kerap terjadi penghadangan oleh masyarakat saat pendistribusian pupuk disebabkan ketersediaan pupuk bersubsidi yang belum mampu memenuhi kebutuhan. Namun hal itu tidak terjadi pada tahun 2020 ini.

Sementara itu, Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin mengapresiasi kegiatan FGD tersebut karena dapat menjadi wahana yang tepat untuk membicarakan berbagai persoalan pupuk yang terjadi di Kabupaten Dompu dan permasalahan pertanian secara keseluruhan.
"Kalau petaninya maju maka negara juga akan maju," jelasnya.
Dikatakannya pertanian kita di Indonesia masih sering mengalami kendala karena sangat tergantung pada cuaca maupun ketersediaan pupuk. Di beberapa daerah terjadi kelangkaan cabai, bawang putih, dan lainnya.
Tetapi di Kabupaten Dompu fokus pada pemenuhan kebutuhan makanan pokok yaitu beras sehingga produksi beras setiap tahun surplus sekitar 70-80 ribu ton.
"Kabupaten Dompu termasuk daerah penyangga pangan untuk Bali dan Nusa Tenggara," sebutnya.

Bupati kemudian mengungkapkan areal penanaman jagung di Dompu saat ini sekitar 150 ribu Ha yang terdiri dari tanah tegalan, lahan yang legal dari hutan kemasyarakatan (HKm), hutan kemitraan, sawah yang dimanfaatkan untuk menanam jagung dan sawah yang memiliki sistem irigasi teknis yang berubah pola tanam. Namun demikian diakuinya ada juga sedikit areal hutan yang digunakan secara ilegal oleh masyarakat.
Dikatakannya areal penanaman jagung yang kian bertambah setiap tahun itu tentu membutuhkan alokasi pupuk yang semakin bertambah pula. Karena itu, ia berharap HMS bisa memperjuangkan untuk penambahan kuota pupuk bersubsidi demi kesejahteraan masyarakat Dompu.
HBY menyebut setiap tahun memang terjadi peningkatan alokasi pupuk bersubsidi. Dikatakannya penambahan kuota pupuk di Kabupaten Dompu setiap tahun adalah honor yang diperolehnya karena menjadi pembicara di berbagai acara nasional tentang jagung.
"Kalau jadi pembicara nasional tentang jagung dibayar oleh Dirjen PSP dengan seribu ton pupuk bersubsidi sekali bicara," tuturnya.


Muhammad Yusri, GM Pupuk Kaltim menginformasikan 5 pabrik pupuk Urea di Bontang Kaltim memproduksi 3,4 juta ton per tahun dengan produksi per hari 9 ribu ton.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Kabupaten Dompu hanya membutuhkan waktu produksi 3 hari saja. Namun persoalan distribusi pupuk bersubsidi tidak bisa dilakukan oleh pihak produsen karena harus merujuk pada alokasi yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian.
"Bagi kami dari Pupuk Kaltim maupun Petrokimia tidak masalah permintaan pupuk berapa saja akan kami penuhi. Kami siap mensupport kebutuhan pupuknya asalkan alokasinya ada yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian dan itu disesuaikan dengan alokasi anggaran dari pemerintah. Dan salah satu yang menentukan anggaran untuk alokasi subsidi pupuk adalah pak Syafruddin (Komisi IV DPR-RI, red)," paparnya.

Diakuinya setiap tahun terjadi penurunan alokasi pupuk.
Untuk NTB dari 169 ribu ton tahun 2019 turun menjadi 160 ribu ton di tahun 2020 ini. Sedangkan alokasi pupuk ke kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas Provinsi. Karena itu Yusri menyarankan Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu bisa berkoordinasi dengan provinsi untuk permintaan penambahan alokasi pupuk bersubsidi ini. Ia menyebut SK realokasi pupuk urea dari Dinas Pertanian Provinsi NTB untuk Kabupaten Dompu tahun ini sebesar 19 ribu ton.
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mengusulkan agar harga pupuk bersubsidi maupun non subsidi diturunkan lagi. Ada pula yang mengusulkan agar petani diberi bantuan bibit yang beekualitas supaya mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi. (AMIN).