Film Komedi "Kalampa Piti", Kocak Tapi Sarat Pesan Moral

Kategori Berita

.

Film Komedi "Kalampa Piti", Kocak Tapi Sarat Pesan Moral

Koran lensa pos
Sabtu, 01 Februari 2020


Dompu, Lensa Pos NTB - Sanggar Seni dan Budaya "JOMPA NDAI" Desa O'o kembali memproduksi film pendek bergenre komedi namun sarat pesan moral.
Film berbahasa daerah yang baru dipublikasikan di youtube pada 29 Januari 2020 tersebut berjudul "Kalampa Piti". Film ini mengangkat problematika kehidupan masyarakat yang menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan aturan agama. Yaitu meminjam uang riba dari rentenir dengan bunga tinggi. Akibatnya bunga pinjamannya kian menumpuk dari bulan ke bulan sehingga ia tidak sanggup lagi membayar.

Cerita berawal Dua Na (Arif Orte) meminta pinjaman uang kepada Guru Herman sebanyak Rp. 900 ribu dan akhirnya digenapkan Rp. 1 juta dengan kesepakatan bunga 30 % yang harus dibayar setiap bulan. Uang itu akan digunakan untuk membeli pupuk untuk tanaman jagungnya. 
Dua Na juga meminjam kepada Ari Mone sebanyak Rp. 1 juta tanpa bunga namun saat dibutuhkan harus segera dikembalikan.

Singkat cerita rupanya Dua Na ingkar janji. Ia tidak pernah membayar bunga pinjamannya kepada Guru Herman. (Guru Herman ini  ternyata bermodalkan pinjaman berbunga juga yang setiap hari menagih kepadanya).

Saat ditagih oleh Sumardin dan Iwan (anak buah Guru Herman), Dua Na yang juga berperan sebagai penjual bakso di kampungnya itu kerap mencari-cari alasan.

Saat ditagih ia juga kerap menghindar. Bila sang penagih (Sumardin) berhasil bertemu dengannya, berbagai alasan ia kemukakan. Kalau menagih di malam hari ia sebut wati pehe (pamali/tabu). Padahal waktu ia meminjam ke rumah Guru Herman dulu ia menyebut jangan percaya takhayul semacam itu. Ketika ditagih di ladang, lagi-lagi ia beralasan tidak membawa uang. Si penagih disuruh datang di rumahnya saja. Begitu pula bila ditagih saat ia berkendaraan dengan anaknya, ia jawab tidak membawa uang. Bahkan saat Sumardin menagih saat ia di ladang, Dua Na mengancam dengan parang sehingga Sumardin lari terbirit-birit dan selanjutnya melapor kepada Guru Herman sambil menangis.

Di sisi lain ia juga ingin meminjam di bank tersebut saat petugas bank melirik tempat usahanya.
Sampai pada akhirnya saat ia sedang melengkapi berkas untuk peminjaman di bank syariah, tidak lama kemudian datanglah Guru Herman bersama Sumardin dan Ari Mone untuk menagih hutang.
Tentu saja mereka marah-marah dengan sikap Dua Na yang selalu ingkar janji itu. Karena kesal, akhirnya mereka mengeroyok Dua Na. 
Beruntung pada saat bersamaan ada Ustadz (Iksan) yang melintas di depan lokasi kejadian dan segera melerai perkelahian itu.

Dua Na tidak kehilangan akal. Perlakuan itu ingin ia laporkan kepada polisi dengan dalih pasal pengeroyokan.

Ustadz berusaha menenangkan suasana. Sesaat kemudian Ustadz menanyakan duduk persoalan yang memicu terjadinya pertengkaran tersebut. Selanjutnya Ustadz mengutip dalil-dalil dari ayat Al-Qur'an dan Hadits yang menjelaskan keharaman riba yang mengancam terhadap pemberi pinjaman riba maupun penerima pinjaman riba.

JOMPA NDAI adalah sanggar seni dan budaya yang dirintis oleh beberapa pemuda kreatif di Desa O'o Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu.
Beberapa film pendek bergenre komedi-komedi segar namun mengandung pesan moral telah sukses diproduksi.
Seperti film berjudul NA'E NEFA 1 sampai NA'E NEFA 3 dan NGAHA AINA NGOHO. 

Film KALAMPA PITI yang berdurasi 1 jam ini diproduksi pada awal tahun 2020. Adapun para aktornya adalah Hermansyah salman, Arif orte, D. Jia, Sumardin, Firmansyah, Iwan, Fadlin, dan Iksan.
Sedangkan sutradara adalah Bolyansyah dan Cameramen Ansar.
Lokasi syuting adalah di Desa O'o.

"Pesan moral dalam film ini, hutang wajib dibayar, jauhkan hidup dari perkara riba, dan tolong menolong diperintahkan dalam agama tanpa pamrih," ungkap Hermansyah, pemeran utama dalam film tersebut. Herman menjelaskan film yang diproduksi seminggu ini diilhami dari fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Dompu saat ini. 
"Setelah ini akan diproduksi film tentang Pilkada yang mengangkat kebiasaan masyarakat mengambil kanan kiri uang para calon," pungkasnya. (AMIN).