Ingin Berhenti Merokok ? Puskesmas Kota Dompu Punya Layanan Klinik UBM

Kategori Berita

.

Ingin Berhenti Merokok ? Puskesmas Kota Dompu Punya Layanan Klinik UBM

Koran lensa pos
Selasa, 07 Januari 2020
Dewi Laila Mahligai Putri, S. KM., M. Kes (Kepala Puskesmas Kota Dompu)

Dompu, Lensa Pos NTB - Puskesmas Kota Dompu kini dilengkapi dengan Klinik Usaha Berhenti Merokok), yaitu ruang khusus untuk konsultasi bagi perokok dengan tujuan agar berhenti merokok. 
Kepala Puskesmas Kota, Dewi Laila Mahligai Putri, S. KM., M. Kes mengemukakan klinik ini memberikan layanan kepada pasien perokok karena untuk berhenti merokok bukanlah perkara yang mudah bagi seorang perokok.
Ia menjelaskan berdirinya klinik ini didasari beberapa pertimbangan.
Salah satunya hasil kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) di 6 kelurahan dan 2 desa. Dari kegiatan tersebut ditemukan salah satu masalah utama kesehatan adalah masih tingginya angka perokok pada keluarga maupun anggota keluarga.
"Kalau dalam satu keluarga ada 10 orang anggota tetapi yang merokok hanya satu anggota keluarga saja maka keluarga itu dikatakan tidak sehat," ungkapnya.
Ia menegaskan rokok adalah pintu awal masuknya penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini menjadi prioritas utama 12 Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas. Karena itu, ia menegaskan bahwa merokok sangat membahayakan bagi kesehatan. 
"Kita sangat berharap masyarakat tidak ada yang merokok karena rokok itu pintu masuknya berbagai macam penyakit. Tetapi merubah perilaku dari merokok menjadi tidak merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan karena itulah kami siapkan Klinik UBM ini sebagai ruang konsultasi bagi perokok dan bisa dicek langsung kandungan carbon monoksida di paru-parunya. Selanjutnya tergantung pasien mau terus merokok atau mau berhenti," jelasnya.

Dela nenyebut Klinik UBM ini juga didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang telah mendapatkan pelatihan khusus di Denpasar Bali bersama beberapa petugas utusan dari beberapa Puskesmas lain di Dompu. Di samping itu juga dilengkapi peralatan smokerlyzer untuk mengukur kadar karbon monoksida (CO).
"Setiap pasien di pemeriksaan umum maupun lansia yang perokok maupun yang mengalami batuk-batuk kita arahkan untuk menuju Klinik UBM untuk melakukan pemeriksaan," tuturnya.
Asri Miarti, A. Md. Kep sedang memperlihatkan hasil pengukuran kadar karbonmonoksida dengan smokerlyzer

Sementara itu, Petugas Pengelola Klinik UBM Puskesmas Kota Dompu, Asri Miarti, A. Md. Kep menjelaskan smokerlyzer CO Detector adalah alat yang membantu untuk mengukur kadar gas Carbon monoksida dalam napas dan juga aliran darah seseorang dengan melakukan tes napas. Pasien diminta untuk menarik napas dalam-dalam lalu memasukkan sebuah selang pendek yang dihubungkan dengan alat smokerlyzer tersebut. Selanjutnya pasien diminta untuk mengeluarkan napas melalui selang itu dan langsung tertera angka penunjuk kadar Carbon monoksida dalam paru-paru pasien tersebut. 

Dikatakannya dilakukanya tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan rokok seseorang atau untuk mengetahui apakah orang tersebut merupakan perokok atau bukan. Smokerlyzer Co Detector ini sangat mudah digunakan, tidak perlu dimasukkan dalam tubuh hanya tinggal meniupnya saja hasil akan terlihat pada layar yang tertera pada alat tersebut.
Smokerlyzer 

"Kalau di bawah angka 6 berarti paru-parunya masih bagus. Kalau antara 6-10 itu masih tengah-tengah tapi kalau di atas 10 paru-parunya sudah bermasalah," jelasnya.
Lebih lanjut ia berharap bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok, ia siap untuk memberikan layanan konsultasi setelah melakukan pemeriksaan melalui alat smokerlyzer CO Detector di Klinik UBM Puskesmas Kota Dompu. (AMIN).