Hj. Fitri Gianti, Mantan Istri H. Saifurrahman Salman Tutup Usia

Kategori Berita

.

Hj. Fitri Gianti, Mantan Istri H. Saifurrahman Salman Tutup Usia

Koran lensa pos
Rabu, 08 Januari 2020
Almarhumah Hj. Fitri Gianti

Mataram, Lensa Pos NTB - Innaa Lillahi wa innaa ilaihi roji'uun.
Warga Kabupaten Dompu diselimuti duka. Mantan istri Bupati Dompu H. Syaifurrahman Salman, Hj. Fitri Gianti meninggal dunia.
Berdasarkan informasi, almarhumah meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Mataram pada Selasa malam (7/1/2020) pukul 23.10 Wita.
"Mohon dimaafkan semua kesalahan Almarhumah. Semoga Almarhumah ditempatkan di surganya Allah SWT," tulis H. Syaiful dalam postingan di akun facebooknya Ndai Hss.

Selanjutnya jenazah almarhumah dipulangkan ke rumah duka di Kelurahan Dasan Agung Baru belakang Kantor Dinas Sosial Provinsi NTB atau utaranya Wisma Dompu.
Berdasarkan informasi, jenazah almarhumah insa Allah akan dimakamkan di pemakaman umum Kota Mataram Rabu siang (8/1/2020) ba'da dzuhur ini.

Kepergian almarhumah membuat orang-orang dekatnya kaget. Karena baru sekitar sebulan almarhumah mengirimkan kabar gembira pernikahannya dengan suami keduanya Tajuddin, seorang kontraktor. 
Iringan doa menyertai kepergian mantan Direktur Yayasan Bina Cempi (YBC) ini.

Terakhir mantan "Ibu Dompu" ini  menjabat sebagai Pengurus Haji di Asrama Haji Mataram.
"Kami sangat shock dan berduka atas kepergian Umi Fitri. Rasanya kami belum percaya dengan ini semua," ungkap yuniornya, Siti Aisyah Ekawati.

Berikut tulisan Akademisi Ilyas Yasin mengenang sosok almarhumah :

MENGENANG  TOKOH  LSM PEREMPUAN

Pagi ini dinding saya diramaikan oleh berita kepergian Hj. Fitri Gianti. Kepulangannya cukup mengagetkan teman dan sahabat-sahabatnya. Padahal baru sekitar tiga pekan  lalu beliau merayakan pernikahan (kedua)-nya. 

Banyak teman  terutama, ‘alumni’ Yayasan Bina Cempe (YBC) Dompu---sebuah LSM perempuan yang pernah dipimpinnya---turut menghadiri hari bahagianya di Mataram. Sejak selesai masa jabatan suaminya sebagai bupati Dompu Mbak Fitri---begitu kami menyapanya---tinggal di Mataram, di samping  ia menjadi ASN di Kanwil Kemenag NTB. 

Mbak Fitri dan Pak Syaifurrahman----mantan suaminya---adalah sama-sama pendekar LSM. Keduanya masing-masing  memimpin LSM yang berbeda waktu di Dompu. 

Tahun 2001 adalah awal perkenalan saya dengan almarhumah. Kami  sama-sama terlibat dalam program pendampingan anak bermitra dengan Plan Internasional.  Waktu itu saya juga memimpin sebuah LSM baru. Jujur, sebagai orang baru di bidang ini saya banyak belajar  darinya. Kami sering berdiskusi  dan saya menyerap pengetahuan dan pengalaman darinya  saat  bertemu dan melaksanakan program ini.  

Ketika   suaminya  terpilih jadi wakil bupati ----hingga akhirnya menjadi bupati menggantikan Abubakar Ahmad karena ditahan KPK dalam kasus korupsi----Mbak Fitri memberikan warna baru dalam posisinya sebagai ‘first lady’. Ia tidak hanya terjebak dengan peran dan seremoni  tapi seringkali memanfaatkan  posisinya  untuk  menyuarakan isu-isu perempuan  yang  menjadi konsennya. 

Saya serimg mengikuti pernyataan  dan komentarnya di media soal perempuan dan anak seperti  KDRT, diskriminasi, subordinasi, beban-ganda, stereo type, kesehatan  dan  gizi  anak. Meski akhirnya Syaifurrahman pun terjerat masalah hukum, tapi program populisnya tentang pendidikan dan kesehatan gratis  cukup berkesan  dalam memori publik, bahkan hingga kini. 

Sejak masuk dalam lingkaran kekuasaan praktis saya tak pernah bertemu dengan Mbak Fitri, begitu pula sejak ia berdomisili di Mataram. Kami hanya saling menyapa di medsos. Tapi saya mengenang dengan jelas kiprahnya di YBC. 

Meski kini lembaga tersebut masih eksis di bawah kepemimpinan generasi lapisan kedua Mbak Eka Ybc, tapi saya kira di tangan Mbak Fitri LSM  ini berada di puncak kejayaannya.  Berkat bimbingannya  juga  beberapa alumninya kemudian menyebar dan bekerja baik di pemerintahan maupun  berkiprah di lembaga pengembangan masyarakat. 

Selamat jalan Mbak Fitri, kami selalu mengenangmu….(AMIN).