TP-PKK Dompu Gelar Seminar Parenting Ketahanan Keluarga

Kategori Berita

.

TP-PKK Dompu Gelar Seminar Parenting Ketahanan Keluarga

Koran lensa pos
Rabu, 11 Desember 2019


Dompu, Lensa Pos NTB - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Dompu, Senin (9/12) menyelenggarakan Seminar Parenting Ketahanan Keluarga di aula Pendopo Bupati Dompu.

Kegiatan seminar dimaksud dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK, Keluarga Berencana (KB), dan Kesehatan tahun 2019 tingkat Kabupaten Dompu dengan tema "Ketahanan Keluarga Melalui Pola Asuh Anak dan Remaja Penuh Cinta dan Kasih Sayang".

Seminar ini diikuti oleh Pengurus dan Anggota TP-PKK Kabupaten Dompu, Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Dompu, Pengurus dan Anggota TP-PKK Kecamatan, Desa dan Kelurahan Se-Kabupaten Dompu, Guru, para orang tua dan pemerhati masalah anak dan remaja di Kabupaten Dompu.

Ketua TP-PKK Kabupaten Dompu, Hj. Ery Ariani H. Bambang dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi dan pengalaman antara para orang tua, guru, pendidik, pemerhati masalah anak dan remaja serta pemangku kebijakan masalah anak dan remaja di daerah ini.

"Melalui kegiatan seminar ini kita ingin mencari formulasi yang tepat bagi tumbuh dan kembang anak remaja, sehingga bisa menjadi anak dan remaja yang hebat, kreatif, imajinatif, inovatif dan hebat ke depannya, melalui pola asuh yang tepat dan terarah," ujarnya.

Sementara itu, Psikolog Lalu Yulhaidar, S.Psi., M.Psi yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan seminar ini menjelaskan tumbuh kembang anak sangat tergantung pada pola asuh dari orang tua. Pola asuh yang tepat akan menjadikan anak remaja dapat tumbuh dan kembang secara normal dan sehat
Dalam hal pola asuh, juga harus dapat memahami dan mengenal jenis kepribadian dari anak dan remaja.

Dikatakannya ada empat jenis kepribadian anak dan remaja yang penting untuk diketahui. Keempat jenis kepribadian dimaksud adalah, Sanguinis, Koleris, Melankolis dan Plegmatis.
Seorang anak yang memiliki tipe Sanguinis memiliki kepribadian
enerjik, ramah, memberikan kesan ceria dalam kondisi apapun, dan suka memotivasi orang lain. Para Sanguinis memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka.
Anak dengan tipe Sanguinis juga biasanya akan memulai pembicaraan, bersifat optimis, dan dapat dengan mudah berteman dengan siapapun. Namun, mereka biasanya memiliki pola yang tidak teratur dalam menjalankan aktivitas, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.
Adapun anak bertipe Koleris memiliki sikap tegas, berorientasi pada tujuan, dan dapat mengatur sebuah tindakan dengan cepat. Anak berkeperibadian Koleris cenderung mencari kesetiaan dan penghargaan dari orang lain atas kemampuan dirinya.
Biasanya anak Koleris juga menyukai tantangan dan dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang sulit sekalipun. Kedisiplinan dan kemampuan mereka untuk tetap fokus terhadap suatu hal membuat dirinya berpotensi menjadi seorang pemimpin yang baik.
Namun, hal tersebut juga dapat menyebabkan diri mereka menjadi 'gila kerja' (workaholic), keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
Sedangkan Melankolis adalah tipe kepribadian yang memiliki ciri sikap pendiam, pemikir, dan perfeksionis. Sikap perfeksionisnya membuat sang anak mampu menyelesaikan tugas secara sistematis dan tepat waktu, namun tak jarang hal tersebut juga membuat mereka menjadi pesimis, kritis, dan sering kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan.
Anak dengan tipe kepribadian melankolis cenderung membutuhkan kepekaan dan dukungan dari orang lain. Mereka juga biasanya membutuhkan ruang dan kesunyian untuk memikirkan sesuatu sebelum mereka bertindak, menulis, atau membicarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
Sedangkan anak dengan kepribadian Plegmatis biasanya memiliki pembawaan yang selalu merasa cukup terhadap apa yang dimiliki, sederhana, mencari kedamaian dengan lebih banyak diam, tidak mudah bergaul walaupun sesungguhnya mereka menyukai berada di dekat orang banyak, dan mampu menyeimbangkan diri mereka sendiri.
Bagi orang lain, anak dengan tipe plegmatis terlihat lebih lamban, namun hal tersebut bukan karena mereka tidak sepintar dan setangkas orang lain, melainkan namun ini justru karena mereka memiliki penguasaan diri yang baik dan awas terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan mampu mengatakan hal yang tepat pada waktu yang tepat.
Pada dasarnya anak dengan tipe ini tidak menyukai resiko dan tantangan, mereka juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Walaupun mereka cenderung menghindari masalah yang dapat membebankan diri mereka, tetapi mereka dapat menyelesaikan tugas di bawah tekanan.
Anak dengan tipe ini juga merupakan individu yang setia serta selalu berusaha menghormati keluarga mereka dan membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
Dari keempat tipe kepribadian tersebut sebenarnya tidak ada yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya. Seorang anak tetap dapat memiliki sikap-sikap yang ada dalam kesemua tipe kepribadian di atas, hanya saja akan terdapat salah satu tipe kepribadian yang sifatnya lebih dominan dalam diri sang anak.
Beragam manfaat dapat diperoleh dengan mengetahui tipe kepribadian apa yang menjadi dominan dalam diri sang anak. Misalnya, kita jadi dapat menentukan cara mendidik anak dengan tepat sesuai dengan tipe kepribadian dominannya, membangun pendidikan karakter yang lebih baik kepada sang anak, menemukan solusi tepat ketika sang anak memiliki suatu permasalahan, menggali potensi yang dimiliki anak, dan memudahkan proses komunikasi antara orang tua dan anak.
Jika orang tua dapat memahami dan mendampingi anak-anaknya dengan pola asuh yang sesuai dengan kepribadian dominannya, maka niscaya hubungan antara orang tua dan anak dapat lebih harmonis. (AMIN).