RAN dan Moringa Kidom Gelar Workshop Pemasaran Produk Teh Kelor

Kategori Berita

.

RAN dan Moringa Kidom Gelar Workshop Pemasaran Produk Teh Kelor

Koran lensa pos
Senin, 30 Desember 2019


Dompu, Lensa Pos NTB -Yayasan Rai Aina Ngantu (RAN) bekerja sama dengan Perusahaan teh celup "Moringa Kidom" 
menggelar kegiatan Workshop tentang Pemasaran Produk Teh Kelor.
Kegiatan tersebut dihelat di Gedung PKK Dompu pada hari Ahad (29/12/2019). Hadir sebagai peserta adalah sekitar 100 orang petani, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat.
Adapun narasumber adalah Presiden RAN, Ir. Muhammad Ruslan dan Owner Moringa Kidom (Kilo Dompu), Nasrin Mukhtar.

Nasrin memgungkapkan di Desa Malaju Kilo telah ada mesin produksi teh kelor yang memiliki kemampuan memproduksi 6 ribu sachet teh celup per jam. 
"Mesin seperti ini baru ada 2 di Indonesia. Yang satunya di Malang belum digunakan dan yang satu di Desa Malaju," ungkapnya.

Mesin tersebut juga telah dilengkapi dengan mesin penghalus dan pengering sehingga menghasilkan produk teh celup berkualitas tinggi.  
Di sisi lain produk Teh Kelor "Moringa Kidom" ini telah menjangkau pasaran dalam negeri bahkan di luar negeri. Bila di awal produksinya hanya membutuhkan 3 ton per bulan, kini perusahaan tersebut membutuhkan bahan baku daun kelor 40 ton per bulan.

"Kami siap membeli dengan harga 2 ribu per kilo daun kelor," ucapnya.

Ia menyebut saat ini permintaan pasar luar negeri terhadap bubuk kelor sangat tinggi. Di Turki, misalnya memesan 500 ton bubuk kelor per bulan untuk kebutuhan pakan onta, kambing, dan domba. Sedangkan pengusaha di negara Oman memesan 1 ton bubuk kelor per bulan dan di Korea membutuhkan 4 kontainer daun kelor kering seminggu.

"Permintaan ini belum bisa disuplay karena kita belum mampu memenuhinya. Investor mau membeli kalau ada ketersediaan bahan baku secara kontinyu.
Di sisi lain masyarakat mau menanam kalau ada yang beli.
Karena itulah kami memfasilitasi supaya masyarakat mau menanam supaya saat dibutuhkan, bahan baku bisa tersedia," paparnya.

Untuk itu, saat ini pihaknya bekerja sama dengan RAN sedang gencar melakukan pembibitan tanaman kelor di Sumbawa, Dompu, dan Bima.
Target kami di Dompu satu juta pohon, di Bima satu juta pohon. Di Sumbawa  sudah terealisasi 800 hektare dan di Taliwang 60 hektare.

Nasrin meyakini bahwa kelor akan dapat memberikan nilai tambah income bagi masyarakat.
Selain jagung masyarakat bisa panen kelor sebagai tambahan pendapatan.

Bahkam ia optimis tanaman bernama latin moringa oleifera ini akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Secara sederhana ia mengungkapkan pengalamannya. Satu pohon kelor berusia 3 bulan bisa menghasilkan satu kilogram daun kelor dengan harga Rp. 2.000/kg. Bila dalam 1 Ha ditanami 10 ribu pohon maka bisa memproduksi 10 ton. Sehingga bisa mendapatkan 20 juta per tiga bulan.
Dengan semakin besarnya tanaman maka akan semakin banyak daun kelor yang bisa dipanen sehingga dalam setahun bisa panen minimal 4 kali.
Di sisi lain tanaman kelor tidak membutuhkan biaya produksi seperti untuk pembelian pupuk.dan obat-obatan sehingga penanaman kelor sangat menguntungkan bagi masyarakat.
"Sekali tanam untuk seumur hidup," tuturnya.

Presiden RAN Muhammad Ruslan mengemukakan bahwa masyarakat tidak perlu ragu-ragu lagi untuk mengembangkan tanaman kelor untuk peningkatan kesejahteraannya.

"Ini potensi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Pertama dari sisi potensi bahan baku sangat mudah diperoleh dan dikembangkan. Kedua, Pak Nasrin yang memproduksi teh kelor ini sudah punya pengalaman dan ketiga, peluang pasarnya di dalam negeri sampai ke luar negeri sangat terbuka lebar," ungkap tokoh yang familiar disapa Dae Olan yang juga merupakan Bakal Calon Bupati Dompu ini.

Ia mengatakan fakta ini merupakan peluang yang harus disambut dengan antusias. Masyarakat ditantang untuk penyediaan bahan baku secara kontinyu dan berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar.


Diakuinya masyarakat sudah terbiasa dengan menanam jagung. Untuk beralih menanam kelor bukanlah sesuatu yang mudah. Maka solusinya jagung tetap berjalan dan tanaman kelor dijadikan sebagai pagar dengan jarak tertentu. Tetapi pada tahap selanjutnya harus dilakukan penanaman kelor secara intensif dalam suatu lahan khusus. Seperti masyarakat NTT saat ini menanam 10 ribu pohon kelor dalam 1 Ha.

"Untuk tahap awal jagung tetap jalan, Kelor dijadikan tanaman pagar yang dapat menambah income bagi petani," tandasnya.

Dikatakannya daun kelor dapat memberikan manfaat secara ekonomi dan secara ekologi. Hutan lestari rakyat sejahtera. (AMIN).