Ini Kisah Menarik Tentang Wulansari, Atlet Nasional 11 Tahun Asal Madaprama Dompu

Kategori Berita

.

Ini Kisah Menarik Tentang Wulansari, Atlet Nasional 11 Tahun Asal Madaprama Dompu

Koran lensa pos
Sabtu, 23 November 2019
Wulansari (tengah) bersama pelatih tenis meja Kamtesa, Om Good (kaos biru) dan Bendahara Kamtesa, Muslim (kaos merah putih)
Dompu, Lensa Pos NTB - Wulansari, gadis cilik asal Desa Madaprama Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB patut diacungi jempol.
Di usianya yang masih sangat belia yakni 11 tahun, putra pasangan H. Abdullah dan Hj. Mahani ini telah mendulang seabreg prestasi nasional.
Informasi yang dihimpun media ini, pada tahun 2018 meraih medali emas sebagai juara I dalam Kejuaraan Indonesia Emas di Jakarta. Pada tahun yang sama Juga mendapatkan juara dalam kompetisi di Bandung, Banten, dan Jakarta.

Ia kembali meraih Juara I event Seleknas (Seleksi Nasional) 2019, dan Juara I Danrem Cup 2019 di Tangerang. 
Sejumlah medali dan piala telah diperolehnya dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut.

Bagaimanakah kisah Wulan mengenal cabang olahraga bernama pingpong ini ?
Ditemui media ini, gadis cilik yang berkulit kuning langsat ini menuturkan awal mulanya ia mengenal dunia tenis meja.
Saat ia masih berusia sekitar 8 tahun (kelas 2 SDN 40 Madaprama), ia diajak oleh kakak sepupunya yang bernama Rahmi untuk menonton latihan tenis meja di Yayasan Pendidikan Olahraga (YPO) Kamtesa yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.
Di saat Wulan sedang asyik menonton anak-anak yang sedang berlatih, tiba-tiba ia didatangi oleh Dahlan, sang pelatih di klub tersebut. Lalu ia diajak untuk ikut latihan juga. Mulanya hanya dikenalkan cara memegang bet, lalu dilatih cara memukul bola. Beberapa hari berlatih, Wulan mulai merasakan kesenangan dengan olahraga ini. Tenis meja akhirnya menjadi hobi yang digelutinya setiap hari. Motivasi yang ditanamkan oleh sang pelatih kepadanya bersama teman-teman lainnya memompa semangat mereka untuk terus berlatih tanpa mengenal lelah. Apalagi club-club tenis meja yang ada di Kabupaten Dompu kerapkali mengadakan kompetisi. Bahkan pemain-pemain tenis meja se Pulau Sumbawa diundang untuk mengikuti event tersebut. Wulan bersama rekan-rekannya juga tak ketinggalan, selalu diikutkan dalam kompetisi dimaksud. Bahkan anak-anak belia ini dipertemukan dengan atlet-atlet dewasa.
Kalah dan menang bagi Wulan dkk adalah hal biasa. Karena itulah doktrin yang selalu disampaikan oleh pelatih. Kalah tak boleh membuat kecil hati dan kecewa, menang tak boleh membuat jumawa dan membusungkan dada. Kalah Menang Tetap Sabar begitulah kepanjangan dari Kamtesa, nama klub tersebut.

Singkat cerita pada tahun 2017, Kamtesa mengirim 7 orang anak untuk belajar lebih dalam lagi tentang pertenismejaan ke PTM  STONI yang ada di Bantargebang Bekasi-Jawa Barat. Salah satunya adalah Wulansari yang saat itu baru berusia 9 tahun.

Pelatih Om Good mengisahkan keberangkatan Wulan dkk ke STONI atas restu dari orang tua masing-masing. Untuk bisa belajar di sekolah tenis meja ternama tersebut, seorang siswa mulanya harus membayar mahal. Tetapi bila memiliki prestasi, akan dikurangi bahkan digratiskan.
Seperti ketujuh anak yang diutus Kamtesa itu. Awal masuk dikenai biaya Rp. 4 juta per bulan yang harus ditanggung oleh orang tua masing-masing. Beberapa bulan kemudian, karena terbentur biaya, lima di antaranya tidak bisa melanjutkan pendidikan di klub tersebut. Sedangkan yang masih bertahan hingga kini hanya Wulansari dan Irfan Sulistiawan. Bahkan keduanya kini digratiskan karena prestasi yang telah mereka raih. Juga menjadi sponsor salah satu pabrik sepatu di Jakarta.

Saat ini Wulan sudah lolos dalam Seleksi Nasional (Seleknas) 2019 untuk mengikuti Kejuaraan di negeri jiran Malaysia.

Sang pelatih, Dahlan mengaku kesuksesan anak tidak terlepas dari dukungan yang luar biasa dari kedua orang tuanya. Demikian pula dengan Wulan, dukungan orang tuanya telah mendorong semangat Wulan untuk meniti prestasi di cabang olahraga ini. 
"Latihan yang kami berikan kepada anak-anak ini tidak ada manfaatnya kalau tidak ada dukungan orang tua. Dukungan orang tua Wulan luar biasa," ucap sosok yang familiar disapa Om Good ini.


Kepada kedua orang tuanya Wulan menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas dukungan dan doanya yang mengantarkan dirinya sebagai anak paling bungsu dari 4 bersaudara menapaki tangga-tangga prestasi. 

"Ini semua atas doa kedua orang tua saya H. Abdullah dan Hj. Mahani," ungkapnya.

Ucapan yang sama ia sampaikan kepada para pelatih dan pengurus di YPO Kamtesa yang telah memberikan ilmu yang banyak serta bimbingan dan arahan kepadanya tentang olahraga tenis meja.
Wulansari bersama Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin, dan Kadis PPPA Dompu, Hj. Daryati Kustilawati, M.bsi dan ibunya Hj. Mahani (jilbab kuning)
Kebanggaan terpancar dari wajah Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin saat menyambut kehadiran Wulan di Gedung PKK Kabupaten Dompu, Kamis (21/11/2019) lalu. 
Di hadapan para pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa dan Kepala Kelurahan yang hadir pada acara Workshop Perlindungan Perempuan dan Anak itu, Bupati mengapresiasi kesuksesaan yang telah diraih Wulan. Karena Wulan dilatih tenis meja hanya di bawah pohon kelapa tetapi mampu mencetak prestasi membanggakan sampai ke tingkat nasional bahkan akan mewakili Indonesia dalam kejuaraan di Malaysia dan Singapura. 
"Hebatnya lagi, kesuksesan Wulan tanpa grasa grusu meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah. Saya sebagai Bupati dan orang Dompu ikut bangga dan insya'allah mulai hari ini masa depan Wulan menjadi tanggung jawab kita semua yang ada di Kabupaten Dompu," tandasnya.

Kepada kedua orang tua Wulan, Bupati berpesan biarlah si Wulan menjadi atlit selama-lamanya. Tidak perlu dikhawatirkan karena Wulan tidak fokus pada pendidikan formalnya. Karena untuk meraih prestasi tidak harus dengan bersekolah tinggi. 
"Orang kaya di dunia ini bukan pegawai negeri tetapi atlet, seniman, dan pengusaha seperti Cristiano Ronaldo itu. Biarkan Wulan ini menjadi atlit pingpong dan nanti selanjutnya akan menjadi pelatih pingpong. Itu namanya profesional. Wulan tidak perlu disekolahkan dalam pendidikan formal. Cukup ijazahnya sebagai pemain pingpong kelas dunia," kata Bupati.
Selanjutnya Bupati meminta doa seluruh masyarakat Dompu agar Wulan berhasil meraih prestasi yang mengharumkan nama bangsa di event tenis meja internasional di Malaysia dan mendoakan pula  semoga lahir Wulan-Wulan lainnya di Kabupaten Dompu. (AMIN).