Marlia sedang menyampaikan keluhan dan keprihatinan terkait kerusakan hutan di Dompu
Dompu, Lensa Post NTB - Aksi
pengrusakan hutan terus terjadi seiring dengan program jagung di Bumi Nggahi
Rawi Pahu ini. Hal itu dikeluhkan oleh seorang tokoh perempuan asal Desa Saneo
Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, Marlia dalam acara Konsultasi Publik yang
digelar oleh Yayasan Bina Cempe (YBC) di aula Bappeda dan Litbang Kabupaten
Dompu, Sabtu (29/9) lalu.
"Kerusakan
hutan terjadi di mana-mana. Sejauh mata memandang yang dilihat hanya
penggundulan hutan," sorotnya.
Ia menyebutkan
kerusakan hutan tidak hanya terjadi di wilayah Saneo tempat ia tinggal, tetapi
juga di seluruh wilayah di Kabupaten Dompu. "Coba kita tengok bagaimana
masifnya kerusakan hutan di Taropo, di Kecamatan Pekat atau di Hu'u sungguh
memprihatinkan," keluhnya. Dikatakannya, fungsi hutan juga secara otomatis
hilang berbarengan dengan maraknya aksi penggundulan hutan. Sumber mata air
semakin menipis, akibat pepohonan yang sudah amblas di sekitar kantong-kantong
mata air. Demikian pula tanaman produktif yang selama ini dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat untuk diambil buahnya hanya tinggal kenangan saja. Semuanya
hanya tinggal cerita kepada anak cucu.
"Dulu
kami di Saneo sebelum ada program jagung, biasa mengambil buah kemiri di hutan,
sekarang sudah tidak ada lagi karena sudah ditebang semuanya untuk menanam
jagung," ujarnya.
Demikian pula
madu hutan menjadi mata pencaharian bagi warga desa Saneo kala itu.
"Sekarang tidak bisa lagi mengambil madu karena pepohonan besar sudah
habis," imbuhnya. Karena itu, ia berharap pemerintah dan aparat penegak
hukum mengambil sikap tegas untuk mencegah terjadinya aksi pengrusakan hutan
yang lebih meluas lagi. Apalagi sesaat lagi akan memasuki musim hujan, bila tak
ada ketegasan pemerintah dan aparat penegak hukum, maka aksi pengrusakan
kawasan hutan semakin melebar.
Selain merusak
hutan, Marlia melihat program jagung juga semakin menambah utang petani.
Diakuinya berkat program jagung banyak pihak investor maupun perbankan yang
menawarkan modal usaha pertanian dalam bentuk pinjaman.
Namun faktanya
tidak sedikit yang tidak mampu melunasinya. (emo)
"Banyak yang tidak mampu membayar akhirnya
hutangnya semakin bertambah. Apalagi yang pinjam pada rentenir bunganya
berlipat ganda," pungkasnya sembari berharap pemerintah mengevaluasi
program jagung di Kabupaten Dompu. (emo)