Dompu, Lensa Post NTB - Desakan kepada pemerintah daerah agar segera membangun museum untuk mengamankan dan menyelamatkan benda-benda bersejarah di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini kian menguat.
Sebelumnya para pegiat budaya dari Gong 2000 dan Majelis Saka Dana Dompu (Makkadana) telah menyampaikan harapan kepada pemerintah daerah untuk membangunkan museum yang berfungsi untuk mengamankan benda-benda warisan budaya nenek moyang rakyat Dompu tempo dulu. Museum tersebut juga berfungsi sebagai wisata budaya yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik.
Kini, desakan tersebut kembali dilontarkan oleh beberapa tokoh masyarakat Kandai Satu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB. Di antaranya adalah H. Nurdin Abdullah (mantan Lurah Kandai Satu periode 1980-1991), H. Taufik Usman dan Ursin Makaharu. Mereka menyampaikan statemen terkait hal itu dalam acara desiminasi ekskavasi situs Doro Mpana yang dihadiri oleh tim dari Balai Arkeologi Bali, juga arkeolog dari Puslit Arkenas (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) Jakarta. Hadir pula salah satu pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu.
Ketiga tokoh masyarakat Kandai Satu tersebut menyebutkan benda-benda bernilai sejarah yang ditemukan oleh masyarakat di sekitar situs Doro Bata, Doro Mpana, makam Waro Kali Kelurahan Kandai Satu telah cukup banyak. Ada yang menemukan hulu keris, mata tombak, batu dimpa, kuburan duduk, gerabah, keramik, tembikar, cincin bahkan gelang emas peninggalan masa lampau. Tetapi karena tidak ada wadah tempat menyimpan, akhirnya barang-barang tersebut hilang atau dijual kepada orang lain di luar daerah.
"Kami usul kepada pemerintah daerah Kabupaten Dompu untuk segera membangun museum," desak mereka.
Ursin Makaharu menyebutkan masih banyak juga barang-barang peninggalan di masa lampau yang masih disimpan oleh masyarakat sekitar.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Bali, Eka Juliawati berharap juga adanya dukungan pemerintah daerah dalam pelestarian budaya.
"Harapan kami agar Pemda selalu mendukung kegiatan penelitian arkeologi dan berperan aktif dalam pelestarian cagar budaya," harapnya.
Eka juga bersepakat agar benda-benda bersejarah yang masih disimpan oleh masyarakat dapat dikumpulkan dan untuk sementara pihak kelurahan dapat membuatkan ruangan khusus untuk mengamankan barang-barang tersebut.(emo).
Sebelumnya para pegiat budaya dari Gong 2000 dan Majelis Saka Dana Dompu (Makkadana) telah menyampaikan harapan kepada pemerintah daerah untuk membangunkan museum yang berfungsi untuk mengamankan benda-benda warisan budaya nenek moyang rakyat Dompu tempo dulu. Museum tersebut juga berfungsi sebagai wisata budaya yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik.
Kini, desakan tersebut kembali dilontarkan oleh beberapa tokoh masyarakat Kandai Satu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB. Di antaranya adalah H. Nurdin Abdullah (mantan Lurah Kandai Satu periode 1980-1991), H. Taufik Usman dan Ursin Makaharu. Mereka menyampaikan statemen terkait hal itu dalam acara desiminasi ekskavasi situs Doro Mpana yang dihadiri oleh tim dari Balai Arkeologi Bali, juga arkeolog dari Puslit Arkenas (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) Jakarta. Hadir pula salah satu pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu.
Ketiga tokoh masyarakat Kandai Satu tersebut menyebutkan benda-benda bernilai sejarah yang ditemukan oleh masyarakat di sekitar situs Doro Bata, Doro Mpana, makam Waro Kali Kelurahan Kandai Satu telah cukup banyak. Ada yang menemukan hulu keris, mata tombak, batu dimpa, kuburan duduk, gerabah, keramik, tembikar, cincin bahkan gelang emas peninggalan masa lampau. Tetapi karena tidak ada wadah tempat menyimpan, akhirnya barang-barang tersebut hilang atau dijual kepada orang lain di luar daerah.
"Kami usul kepada pemerintah daerah Kabupaten Dompu untuk segera membangun museum," desak mereka.
Ursin Makaharu menyebutkan masih banyak juga barang-barang peninggalan di masa lampau yang masih disimpan oleh masyarakat sekitar.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Bali, Eka Juliawati berharap juga adanya dukungan pemerintah daerah dalam pelestarian budaya.
"Harapan kami agar Pemda selalu mendukung kegiatan penelitian arkeologi dan berperan aktif dalam pelestarian cagar budaya," harapnya.
Eka juga bersepakat agar benda-benda bersejarah yang masih disimpan oleh masyarakat dapat dikumpulkan dan untuk sementara pihak kelurahan dapat membuatkan ruangan khusus untuk mengamankan barang-barang tersebut.(emo).