“Londo Iha” Masih Banyak Terjadi di Dompu

Kategori Berita

.

“Londo Iha” Masih Banyak Terjadi di Dompu

Koran lensa pos
Selasa, 08 Mei 2018


Dompu, Lensa Post NTB - Kasus 'Londo Iha' (kawin lari) masih marak terjadi di Dompu. Untuk menutupi aib keluarga, akhirnya dengan sangat terpaksa pihak keluarga menikahkan. Hasil kajian KPI Wilayah NTB, terjadinya kasus 'londo iha karena sudah terjadi 'kebobolan gawang' alias hamil di luar nikah. "Mereka menikah karena sudah ada tanda kutipnya (hamil duluan,red)," ungkap Presidium Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) NTB, Astuti Maryani. Ditegaskan Tuti, akar masalah terjadinya persoalan di atas adalah pergaulan bebas anak-anak dan remaja yang sudah melampaui batas-batas kewajaran. "Bukan hanya di kota, di pedesaan pun sudah luar biasa (pergaulan bebas di kalangan remaja)," ungkapnya. Karena itu, ia mengimbau kepada seluruh anggota dan pengurus KPI dan Balai Perempuan yang ada di Kabupaten Dompu untuk bekerja keras melakukan langkah-langkah perubahan terhadap pola pikir generasi muda di Kabupaten bersemboyan Nggahi Rawi Pahu ini. "Kita ini adalah penggerak perubahan. Bagaimana upaya kita untuk merubah pola pikir anak-anak kita," tegasnya. Kepada para orang tua, Astuti Maryani juga mengimbau agar selalu melakukan pendekatan kepada anak-anaknya supaya tidak terpengaruh dengan pergaulan-pergaulan bebas yang berpotensi merusak fisik maupun mentalnya. Sherly Sembiring (Sekwil KPI NTB) menerangkan kasus perkawinan anak di NTB berada pada kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera.

Sementara itu, Syamsuddin, SE dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Dompu mengemukakan bahwa DP3A Kabupaten Dompu saat ini sedang melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah SMP dan SMA sederajat guna mencegah terjadinya kasus perkawinan anak. "Bahkan ada anak SMP yang drop out dari sekolah karena kawin," ungkapnya. Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Dompu,  Aisyah Ekawati juga melihat kasus perkawinan anak tidak terlepas dari kebebasan mengakses internet. Dengan internet, anak-anak dan remaja dengan bebasnya mengakses apa saja yang diinginkannya. Menonton video-video porno sekalipun dilakukan secara beramai-ramai. Ia menyoroti kebebasan berinternet yang diberikan seluas-luasnya di masing-masing kantor desa saat ini memberikan dampak sangat buruk bagi anak-anak dan remaja. Hingga larut malam mereka masih menjelajah dunia melalui jaringan wifi yang disediakan oleh desa. "Jangan lagi anak-anak diberi kebebasan berinternet," sorotnya. Selain itu, Eka mengharapkan peran 3 orang srikandi yang duduk di DPRD Kabupaten Dompu untuk lebih peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap anak. "Dalam pertemuan membahas perempuan seharusnya 3 srikandi kita itu hadir untuk berbicara," pungkasnya. (emo)