
Dompu, koranlensapos.com - Jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Dompu hingga pertengahan September 2025 sebanyak 128 kasus.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Hj. Maria Ulfa kepada koranlensapos.com, Rabu (17/9/2025).
(Dalam sebuah wawancara di bulan April 2025 lalu, Maria Ulfa menjelaskan update resmi data positif HIV di Kabupaten Dompu dimulai tahun 2021. Yakni setelah RSUD Dompu memiliki layanan Pengobatan dan Dukungan Pengobatan) HIV. Sebelumnya pasien HIV di Kabupaten Dompu ditangani RSUD Bima yang telah lebih dahulu memiliki layanan PDP HIV).
Kabid P2P mengemukakan dari jumlah tersebut di atas, 16 orang di antaranya telah meninggal dunia.
"Sisanya masih ada 112 positif HIV. Dari jumlah itu ada juga yang lost contact (kehilangan kontak) karena sudah ke luar daerah, tapi sekitar 1 atau 2 persen saja," ungkapnya.
Para pengidap HIV ini, lanjutnya, secara rutin mengonsumsi ARV (Antiretroviral). Obat ini berfungsi menekan jumlah virus HIV, mencegah kerusakan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita HIV/AIDS. ARV diambil di RSUD sebulan sekali untuk diminum setiap hari.
Maria Ulfa menjelaskan kegiatan skrining terus dilakukan di kelompok-kelompok rentan dan berisiko. Skrining itu sebagai tahap awal untuk mengidentifikasi seseorang terinfeksi HIV atau tidak.
Kadis Kesehatan, Omiyati Fatimah pada kesempatan yang sama mengilustrasikan kasus penularan HIV ibarat fenomena gunung es. Yang mencuat ke permukaan baru sebagian. Kemungkinan masih ada warga positif HIV yang belum teridentifikasi.
Ditegaskannya, skrining penting dilakukan guna mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan itu. Skrining ini memang tahapan awal, namun bila dicurigai seseorang mengarah pada positif HIV, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan.
"Ini pekerjaan berat buat kita. Tapi kita tidak sendiri. Ada BNK, ada BNN. Kita kolaborasi.
Kita lakukan skrining di komunitas-komunitas sasaran," ujarnya.
Kabid P2P menambahkan lagi, upaya-upaya memutus mata rantai penularan virus HIV terus dilakukan pula. Sosialisasi kepada masyarakat bahkan ke sekolah-sekolah dilakukan. Juga mengedukasi para pengidap HIV untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya bila melakukan hubungan seksual dengan pasangannya agar tetap memakai kondom. Demikian pula bagi pekerja seks, diimbau agar selalu memakai kondom.
"Bukan ranah kami melarang orang menjadi pekerja seks. Ranah kami mengedukasi kesehatan dan pelayanan kesehatan," pungkasnya. (emo).