Peringatan Hari Jadi Dompu ke-209 Diwarnai Aksi Unras Tuntut Kenaikan Harga Jagung

Kategori Berita

.

Peringatan Hari Jadi Dompu ke-209 Diwarnai Aksi Unras Tuntut Kenaikan Harga Jagung

Koran lensa pos
Kamis, 18 April 2024
Aksi unjuk rasa di Kantor Pemda Dompu, Kamis (18/4/2024) usai Upacara Peringatan Hari Jadi Dompu ke 209. Massa aksi menuntut perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap petani akibat anjloknya harga jagung saat ini. Tampak dalam gambar aktivis sekaligus petani jagung, Son Marhaen sedang melakukan orasi


Dompu, koranlensapos.com - Peringatan Hari Jadi Kabupaten Dompu ke-209 diwarnai aksi unjuk rasa, Kamis (18/4/2024).

Unras yang berlangsung di Kantor Pemda Dompu usai pelaksanaan Upacara Peringatan HUT Kabupaten Dompu ke-209 itu dilakukan oleh sekitar seratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pergerakan antara lain HMI-MPO, LMND dan GMNI.
Terlihat hadir juga aktivis senior seperti Son Marhaen (Ahmad) dan Bang Jago (Wahyu).

Sejak awal memasuki pintu gerbang Pendopo sebelah timur, massa aksi dijaga ketat oleh aparat keamanan dari Kepolisian dan TNI. Nyaris terjadi ketegangan antara massa aksi dengan aparat kepolisian ketika sejumlah mahasiswa hendak membakar ban bekas. Namun ketegangan itu tidak berlangsung lama meskipun pembakaran ban bekas tetap dilakukan. Hal itu berkat upaya mediasi yang dilakukan oleh Danramil 1614-01/Dompu, Kapten Kav. M. Kasim dan Kasat Intelkam IPTU Abdul Haris.

Massa aksi menuntut kepada pemerintah untuk memikirkan nasib petani jagung saat ini. Harga jagung terus mengalami kemerosotan setiap hari. Dari angka Rp. 8.000 per kilogram pada bulan Februari hingga awal bulan Maret lalu, kini penurunan telah mencapai angka 3.800 sampai 4.100 tergantung kadar airnya. 

Untuk itu, massa aksi meminta agar Bupati Dompu, Kader Jaelani keluar menemui massa aksi untuk memberikan pernyataan sikap dalam membantu petani yang sedang menjerit karena anjloknya harga jagung saat ini.

"Kami minta Bupati keluar untuk menemui massa aksi," pinta Son Marhaen dalam orasinya.

Namun teriakan para mahasiswa menuntut Bupati Kader Jaelani keluar menemui mereka tidak mendapat tanggapan karena pada saat bersamaan, Bupati Dompu bersama sejumlah pejabat lainnya sedang berziarah ke Makam Pahlawan Sultan Manuru Kupa di Komplek Masjid Raya Baiturrahman Dompu.

Aksi mahasiswa berlanjut di depan Kantor Paruga Parenta Bumi Nggahi Rawi Pahu. Suasana kian memanas. Para mahasiswa hendak merangsek masuk ke dalam gedung Kantor Pemda Dompu tersebut. Namun dihalau oleh aparat kepolisian. Bentrok pun tak terhindarkan antara massa aksi dengan aparat kepolisian hingga sempat terjadi aksi pukul memukul. Akibat huru hara tersebut, seorang mahasiswa dan satu mahasiswi pingsan dan kemudian dilarikan ke RSUD Dompu untuk mendapatkan perawatan. 

Aksi menuntut kenaikan harga jagung juga terjadi sehari sebelumnya, Rabu (17/4/2024). Para mahasiswa dan petani yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat melakukan aksi blokade jalan di Desa Tekasire Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu. Hal itu praktis menimbulkan kemacetan arus lalulintas karena di lokasi tersebut tidak ada jalur alternatif. Aparat kepolisian dibantu TNI membuka paksa penutupan jalan yang menggunakan batu dan kayu itu. Bentrok pun terjadi antara massa aksi dengan aparat kepolisian. Massa aksi tidak menginginkan jalan itu dibuka kembali sebelum tuntutan mereka untuk menaikkan harga jagung direstui oleh para pemilik gudang jagung di Manggelewa.

Akibat bentrokan itu pula, dua orang mahasiswa harus dilarikan ke Rumah Sakit Pratama Manggelewa guna mendapatkan perawatan medis. 

Pada hari Rabu (17/4/2024) pula, massa IMM juga menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Dompu dan dilanjutkan ke Kantor Pemda Dompu. Tuntutan massa IMM juga sama, meminta perhatian pemerintah untuk memperhatikan nasib petani jagung saat ini akibat anjloknya harga jagung. Sementara petani dihadapkan dengan kelangkaan dan kemahalan pupuk. Demikian juga benih dan obat-obatan selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Belum lagi kenaikan ongkos buruh tanam dan buruh petik. Petani juga dihadapkan dengan risiko gagal tumbuh hingga gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu.

Terkait dengan keluhan yang dialami petani, Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu telah menyurati Badan Pangan Nasional. Dalam surat tertanggal 16 April 2024 yang ditandatangani Bupati H. Kader Jaelani itu memohon kepada Bapanas untuk melakukan perbaikan harga jagung. Sebab Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2022 yang mengamanatkan harga jagung Rp. 4.200 per Kg dengan Kadar Air 15% sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. (emo).