Nasaruddin, SH |
Apakah faktor yang mendorong politisi muda ini ingin menjadi Bupati Dompu ? Apakah karena ingin menduduki tahta sebagai penguasa tertinggi di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini ? Ataukah karena ingin mengejar kekayaan ? Ataukah karena ingin meraih popularitas dan hal-hal lain yang bersifat materi duniawi ?
Bang Nas, sapaan alumni Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini membantah semua asumsi tersebut. Dengan tegas ia mengatakan bahwa komitmennya untuk menjadi Bupati Dompu pada periode 2021-2026 bukan karena semua itu melainkan semata-mata karena ingin membangun daerah. Dengan konsep gagasannya "Mewujudkan Industrialisasi Pertanian" ia ingin menjadikan masyarakat Dompu hidup lebih makmur dan sejahtera, aman dan damai serta religius.
"Untuk bisa mewujudkan semua itu saya harus menjadi Bupati karena bupati adalah penentu kebijakan meskipun dalam pelaksanaannya seorang bupati tidak bisa bekerja sendiri tetapi harus bermitra dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam membangun daerah ini," ucapnya.
Nasaruddin menyadari bahwa jiwanya terpanggil menjadi
kader partai bahkan diberi amanah sebagai Ketua Partai Politik. Maka sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya menjadi seorang pemimpin agar bisa berkontribusi di dalam membangun daerah.
"Ini kesadaran dari awal bahwa kita harus menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin," ujarnya.
Dikatakannya sejak masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa sudah berkecimpung dalam organisasi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan selanjutnya aktif dalam keorganisasian sosial maupun organisasi keagamaan lainnya. Semua itu merupakan proses penggodogan dan pembekalan diri untuk menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin masyarakat dalam kapasitas yang lebih besar dan memegang amanah dan tanggung jawab dalam skala yang lebih luas.
Ia menegaskan nawaitunya menjadi Bupati Dompu semata-mata merupakan panggilan hati untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi bagi masyarakat dalam berbagai sisi.
"Hanya dengan cara seperti itulah (menjadi Bupati,red) kita bisa berbuat yang lebih untuk masyarakat dan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat," tandasnya.
Ia merasakan dan benar-benar memahami kondisi sosial, politik, ekonomi masyarakat Dompu karena ia dibesarkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Dompu, pernah aktif di beberapa lembaga LSM, organisasi sosial kepemudaan, organisasi remaja keagamaan, menjadi politisi, anggota dewan, dan ketua komisi di DPRD Kabuoaten Dompu sehingga memahami betul kondisi riil yang ada di masyarakat dan apa yang diinginkan masyarakat.
"Kita menyatu bersama masyarakat. Keluhan-keluhannya kita dengar dan apa keinginan mereka itu saya tahu persis dan saya memahaminya sehingga itu sudah menjadi bagian dari kehidupan saya. Karena itulah saya harus mengambil peran yang lebih dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Itulah hal yang paling mendasar bagi saya untuk maju di Pilkada 2020," ujarnya.
Lagi-lagi ia menegaskan keinginan menjadi bupati adalah untuk menjawab persoalan yang selama ini ia alami, hadapi dan dengar langsung dari masyarakat dan bukan untuk mengejar kepentingan pribadi maupun golongan.
Di akhir penuturannya Nasaruddin mengatakan konsep industrialisasi pertanian bukan hanya bicara tentang pangan dan hortikultura saja tetapi memiliki pengertian yang sangat luas yang mencakup di dalamnya peternakan, kehutanan, perikanan, kelautan dan semua hal lainnya. Industrialisasi pertanian juga bukan hanya untuk komoditas jagung tetapi juga padi, kedelai, tebu, sapi, rumput laut dan komoditas lainnya yang bisa dikembangkan yang dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat dengan intervensi teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan hasil baik secara kuantitas maupun kualitas, serta menghemat waktu, tenaga dan biaya.
"Industrialisasi pertanian juga bukan berarti mengabaikan masalah lingkungan dan permasalahan sosial yang lainnya. Semua sektor harus jalan," pungkasnya. (AMIN)