Keluarga Besar Yakub dalam acara Wisuda S1 Imam Alfafan di UMY, Yogyakarta (dok. Andi Fardian). |
Dompu, Lensa Pos NTB - Menjadi penulis buku bukan hal yang mudah. Faktanya tidak semua orang bisa melakukannya. Karena membutuhkan keseriusan, ketekunan, kerja keras serta pantang menyerah. Hari demi hari lebih banyak dihabiskan untuk membaca dan menulis.
Tetapi ada fakta yang cukup mengagumkan. Tiga bersaudara kandung asal Desa Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat di usia yang masih belia telah mampu menulis sejumlah buku yang sudah diterbitkan. Bahkan buku-buku hasil karya mereka telah beredar di pasaran buku nasional sederet dengan buku-buku buah karya para penulis kesohor lainnya. Kehebatan tiga bersaudara ini seolah mematahkan asumsi bahwa menulis itu sulit.
Mereka adalah Andi Fardian, Imam Alfafan dan Miftahul An'am.
Ketiganya adalah putra-putra dari pasangan Moh. Yakub, S.Pd (mantan Kepsek SMAN 1 Hu'u) dan ibu Nurdewiyati, S.Pd (guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Woja).
Andi Fardian telah menulis 12 buku, Imam Alfafan 3 buku dan Miftahul An'am telah menulis 4 buku.
"Lembo Ade" salah satu judul buku buah karya Andi Fardian Yakub |
Andi Fardian mulai menulis saat ia masih berstatus sebagai mahasiswa semester 6 di FKIP Unram.
"Saya mulai menulis tahun 2012. Judul buku pertama "Gelora yang Tak Terpadamkan" usia saya waktu itu 19 tahun," ungkap Andi Fardian ketika dikonfirmasi media ini via WhatsAppnya.
Buku-buku hasil karya pria kelahiran Ranggo 24 Juni 1993 ini yang lainnya berjudul "Menulis Itu Sehat", "Kolom - Kolom Untuk Dompuku", "Mahasiswa" (Figur yang Memiliki Idealisme dan Intelektualitas), "Lembo Ade", "Dekade yang Dinamis", "Forum Anak dan Masalah - Masalahnya", "The Contributing Sense", "Guru & Masalah - Masalahnya Dalam Pembelajaran", "Politik, Kok, Dibenci", dan akan segera terbit buku berjudul "Bersedekah Lewat Tulisan".
"Dompu Nggahi Rawi Pahu yang Dirindukan", salah satu buku karya Imam Alfafan Yakub |
Sedangkan buku-buku hasil karya adiknya Imam Alfafan antara lain berjudul "Kugapai Bintang", "Dompu, Nggahi Rawi Pahu yang Dirindukan".
Sedangkan Miftahul An'am buku - buku karyanya antara lain "Mimpiku Idolaku", "Catatan Seorang Independen", "Kau Utama dan Bukan Pertama Kau Tahu Itu ?", dan "Siswa & Mahasiswa" (Figur yang Kritis dan Akademis) hasil karya kolaborasi dengan sang abang Andi Fardian.
"Miftahul An'am mulai menulis buku saat ia masih berusia 15 tahun. Dia satu-satunya anak Dompu yang menulis buku yang karyanya sudah diterbitkan saat masih berusia 15 tahun," kata Andi Fardian memuji adiknya tersebut.
"Mimpiku Idolaku", buku pertama karya Miftahul An'am Yakub yang ditulis saat masih duduk di kelas XI di SMAN 1 Dompu |
Andi Fardian mengemukakan ada 4 hal yang memotivasi dirinya dan kedua adiknya untuk menulis yaitu pertama, ingin menjadi pribadi yang maju dari hari ke hari dengan menghasilkan sesuatu; kedua, ingin membanggakan orang tua dan keluarga; ketiga, ingin bermanfaat bagi banyak orang; dan keempat, ingin membesarkan nama Dompu-NTB.
Saat ini Andi Fardian sedang melanjutkan pendidikan S2 Magister Pembangunan Sosial dan Kemasyarakatan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sedangkan Imam Alfafan tengah menempuh S2 Magister Kebijakan Publik di Universitas Islam Malang (UNISMA) dan Miftahul An'am (Prodi Hubungan Internasional, UMM Malang).
Penulis kawakan asal Desa Ranggo juga yakni Ilyas Yasin sangat mengapresiasi ketekunan ketiga bersaudara ini dalam menghasilkan suatu karya tulis yang diterbitkan dalam sebuah buku.
"Saya berharap mereka menandai kebangkitan generasi baru Dompu, terutama di bidang literasi. Dan paling penting bisa terus menularkan virus positif tersebut khususnya kepada generasi milenial senafas dengan semboyan Dompu, tidak sekadar Nggahi (berwacana) tapi juga mengeksekusi wacana sehingga menjadi Rawi (berbuat sesuatu) dan Pahu (karya nyata)," harapnya. (AMIN)