Muna Sultra, Lensa Post NTB - Hari raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan dan kebahagiaan bagi kaum muslim di Indonesia, namun momen kebahagiaan itu menjadi hari duka bagi warga Muna Sulawesi Tenggara. Bagaimana tidak, seorang Warga Muna, Wa Tiba, ditelan ular piton dikebun miliknya bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1439 H, bahkan sebelumnya Ia telah mengajak anaknya untuk melaksanakan sholat Idul fitri di lokasi terdekat. Bagaimana kronologisnya? WaTiba (54), seorang ibu rumah tangga di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara tak kembali ke rumah Jumat (15/6/2018) Wita sekitar pukul 06.00 Wita. Padahal, bersama dua orang anaknya, keduanya akan bersiap ke lapangan terdekat untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. (Seperti dilansir di liputan6.com). Sebelumnya, ibu dua orang anak ini pamit kepada dua orang anaknya menuju kebun pada Kamis 14 Juni 2018 sekitar pukul 19.00 Wita. Kebun jagung miliknya yang berjarak sekitar satu kilometer, kerap dimasuki hama babi jika tak dijaga.
Tak kembali ke rumah hingga pagi hari, salah seorang anaknya kemudian melapor ke pamannya bernama La Miranda (48) untuk membantu mencari ibu mereka. Setelah dicek, ternyata La Miranda hanya menemukan sepasang sandal, senter, dan sebilah parang tergeletak di semak-semak di dekat kebun Wa Tiba. Curiga semak belukar yang teracak-acak di sekitar barang-barang milik Wa Tiba, La Miranda kemudian pulang kembali ke kampung. Dalam pikirannya, Wa Tiba diserang binatang buas. "Saya kemudian pulang kembali ke kampung, saya panggil warga lainnya termasuk anaknya untuk mencari adik kandung saya itu," ujar La Miranda.
Sekitar 100 orang warga kemudian menuju lokasi hilangnya petani yang suaminya masih berada di kota Kendari itu. Pencarian dipimpin langsung oleh Kepala Desa Lawela bernama La Fariz. Sekitar pukul 09.30 Wita, seorang warga bernama La Ode Fendi, terpekik di dalam hutan sekitar 15 meter dari lokasi semak tempat Wa Tiba meninggalkan sepasang sendal miliknya. Seekor ular piton sepanjang 7 meter melintang dengan perut tengah menggembung. La Ode Fendi kemudian berteriak memanggil rekan-rekannya yang tengah sibuk mencari. Warga yang sudah berada di sekitaran lokasi kemudian mengepung dan berusaha membunuh ular yang sudah tak bisa banyak bergerak. "Kami kepung, ular itu sudah tak banyak melawan, langsung kami potong kepalanya dengan parang," kata Sofian, salah seorang warga Desa Lawela. Setelah berhasil dilumpuhkan, warga sepakat membelah perut ular untuk memastikan. Kemudian semua terbelalak ngeri, Wa Tiba yang mereka cari terbaring sudah tak bernyawa dengan tubuh penuh lendir di dalam perut ular. Sebelum ditemukan di dalam perut ular, Wa Tiba Diduga tak sempat memberikan perlawanan. Diduga ular berukuran besar itu dengan cepat bisa melumpuhkan ibu dua orang anak itu.
Kapolsek Katobu, Iptu Hamka mengatakan korban ditemukan di dalam semak-semak di pinggir kebunnya. Jarak antara parang dan ular sekitaran 30 meter.Sementara, parang dan sendal korban ditemukan berdampingan di dalam kebunnya. Diduga, ular tersebut menyergap korban dengan gerakan cepat. "Kami duga, korban langsung ditarik ke semak-semak, berjarak sekitar 30 meter. Disitu korban langsung ditelan," ujar Kapolsek Katobu. Kapolsek melanjutkan, lokasi kebun tempat Wa Tiba ditemukan sebenarnya tidak ada kali atau sungai besar. Malah, di lokasi itu banyak bebatuan cadas dibanding sumber air. "Hanya, menurut sejumlah warga mereka pernah melihat ular berukuran cukup besar," tambahnya.
Tak kembali ke rumah hingga pagi hari, salah seorang anaknya kemudian melapor ke pamannya bernama La Miranda (48) untuk membantu mencari ibu mereka. Setelah dicek, ternyata La Miranda hanya menemukan sepasang sandal, senter, dan sebilah parang tergeletak di semak-semak di dekat kebun Wa Tiba. Curiga semak belukar yang teracak-acak di sekitar barang-barang milik Wa Tiba, La Miranda kemudian pulang kembali ke kampung. Dalam pikirannya, Wa Tiba diserang binatang buas. "Saya kemudian pulang kembali ke kampung, saya panggil warga lainnya termasuk anaknya untuk mencari adik kandung saya itu," ujar La Miranda.
Sekitar 100 orang warga kemudian menuju lokasi hilangnya petani yang suaminya masih berada di kota Kendari itu. Pencarian dipimpin langsung oleh Kepala Desa Lawela bernama La Fariz. Sekitar pukul 09.30 Wita, seorang warga bernama La Ode Fendi, terpekik di dalam hutan sekitar 15 meter dari lokasi semak tempat Wa Tiba meninggalkan sepasang sendal miliknya. Seekor ular piton sepanjang 7 meter melintang dengan perut tengah menggembung. La Ode Fendi kemudian berteriak memanggil rekan-rekannya yang tengah sibuk mencari. Warga yang sudah berada di sekitaran lokasi kemudian mengepung dan berusaha membunuh ular yang sudah tak bisa banyak bergerak. "Kami kepung, ular itu sudah tak banyak melawan, langsung kami potong kepalanya dengan parang," kata Sofian, salah seorang warga Desa Lawela. Setelah berhasil dilumpuhkan, warga sepakat membelah perut ular untuk memastikan. Kemudian semua terbelalak ngeri, Wa Tiba yang mereka cari terbaring sudah tak bernyawa dengan tubuh penuh lendir di dalam perut ular. Sebelum ditemukan di dalam perut ular, Wa Tiba Diduga tak sempat memberikan perlawanan. Diduga ular berukuran besar itu dengan cepat bisa melumpuhkan ibu dua orang anak itu.
Kapolsek Katobu, Iptu Hamka mengatakan korban ditemukan di dalam semak-semak di pinggir kebunnya. Jarak antara parang dan ular sekitaran 30 meter.Sementara, parang dan sendal korban ditemukan berdampingan di dalam kebunnya. Diduga, ular tersebut menyergap korban dengan gerakan cepat. "Kami duga, korban langsung ditarik ke semak-semak, berjarak sekitar 30 meter. Disitu korban langsung ditelan," ujar Kapolsek Katobu. Kapolsek melanjutkan, lokasi kebun tempat Wa Tiba ditemukan sebenarnya tidak ada kali atau sungai besar. Malah, di lokasi itu banyak bebatuan cadas dibanding sumber air. "Hanya, menurut sejumlah warga mereka pernah melihat ular berukuran cukup besar," tambahnya.
Warga desa di sekitar Desa Lawela heboh dengan ditemukannya ular tersebut. Ratusan warga langsung memadati halaman rumah korban. Sejumlah warga lainnya langsung menuju kebun tempat korban ditemukan ditelan ular. Malah, sejumlah warga dari ibukota Kabupaten Muna langsung berbondong menuju lokasi desa berjarak 35 kilometer dari ibukota Kabupaten. Sejumlah warga yang penasaran mengaku salah alamat saat hendak menuju lokasi desa tempat korban ditemukan ditelan ular. "Katanya di Desa Gea, ternyata setelah kami cari Gea itu nama lorong. emang ngeri, soalnya dia ditelan hidup-hidup masih berpakaian lengkap," ujar Samsul, warga yang penasaran penemuan korban ditelan ular itu. (Tim LP.NTB/lip.6)