Projec BUDLOC CR, Program Kemitraan LP2DPM dan YRII Akan Dilaksanakan di Dompu

Kategori Berita

.

Projec BUDLOC CR, Program Kemitraan LP2DPM dan YRII Akan Dilaksanakan di Dompu

Koran lensa pos
Jumat, 26 Mei 2023

 

Kegiatan Kick Off Meeting Workshop Projec BUDLOC CR yang berlangsung di Aula Pendopo Bupati Dompu pada Kamis (25/5/2023)



Dompu, koranlensapos.com - Program Building and Deepening Low Carbon Climate Resilience (Budloc-CR) atau Program Membangun dan Memperdalam Pembangunan Rendah Karbon Berketahanan Iklim akan dilaksanakan di Kabupaten Dompu. Kegiatan yang didanai oleh Yayasan Relief Islamic Indonesia ini akan melaksanakan pendampingan di kawasan KPH Ampang Riwo yakni Resort Banggo (dalam wilayah administratif Desa Tekasire, Anamina dan Banggo), Resort Manggelewa-Kilo (masuk dalam wilayahadministratif Desa Suka Damai) dan Resort Pidang (di wilayah administratif Desa Kwangko) di Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu.

Kick off sebagai penanda dimulainya program tersebut, Kamis (25/5/2023) dilaksanakan Workshop Projec Budloc yang dirangkaikan dengan penandatanganan bersama dalam mendukung program tersebut. Sekaligus dilakukan pula penanaman pohon di pinggir Lapangan Beringin Dompu.

Acara yang digelar di Aula Pendopo Bupati Dompu itu dihadiri oleh Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan, 
Kapolres Dompu diwakili Kabag Sumda Kompol Burhanuddin, Dandim 1614/Dompu diwakili Pasi Intel Kapten Inf. Adisan, 
Deputi CEO II Yayasan Relief Islamic Indonesia Ade Reno Sudiarno 
beberapa Pimpinan OPD terkait, BKPH, Camat Manggelewa, beberapa Kades di Kecamatan Manggelewa, Team Program LP2DPM, Direktur LSM LESPEL, Direktur LBH SUG Dompu, tokoh masyarakat serta para Kelompok Tani Hutan dampingan program Budloc CR.

Deputi CEO II Yayasan Relief Islamic Indonesia, Ade Reno Sudiarno dalam sambutannya menyampaikan bencana yang melanda berbagai wilayah di Tanah Air sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim baik itu kekeringan, banjir dan naiknya suhu permukaan air laut.

Sikatakannya, Indonesia berada di peringkat ke 14 dunia terkait dengan risiko iklim dan nomor 9 dunia penghasil emisi gas rumah kaca.

"Khusus Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitan dengan bencana masuk dalam risiko sedang dan berdasarkan penelitian kami dengan ITB suhu panas akan bertambah naik 1 derajat pada tahun 2030. Salah satu yang menyebabkan pemanasan ini yakni alih fungsi lahan," ungkapnya.


Wabup Syahrul Parsan saat membuka acara dimaksud menyampaikan fakta yang terlihat langsung di depan mata bahwa hutan di Kabupaten Dompu sudah sangat memprihatinkan.

"Hampir seluruh wilayah hutan kita sudah gundul dan ini yang membuat kita sangat prihatin," ucapnya.



Ditegaskan Wabup, Pemda Dompu tidak pernah melarang masyarakat menanam jagung, akan tetapi tidak diperbolehkan melakukan penanaman di kawasan tutupan hutan negara. Fakta yang terjadi oknum-oknum masyarakat melakukan penanaman hingga ke puncak-puncak gunung. 

Hal demikian, lanjut Wabup berdampak besar terhadap kekeringan di Bumi Nggahi Rawi Pahu tersebut.

"Dulu sekitar 30 tahun lalu kalau kita menggali sumur, 3 meter sudah ada air. Sekarang ini 30 meter saja belum ada air karena air di permukaan tanah sudah hilang akibat penggundulan hutan," papar pensiunan Kepala Bidang Pengairan di Dinas PUPR Provinsi NTB itu.

Selain sumber mata air yang menyusut, Wabup juga menjelaskan penggundulan hutan berdampak terhadap sedimentasi di sungai, laut, jalan raya, di wilayah pemukiman penduduk bahkan masuk ke dalam rumah.

"Belum lagi akibat banjir yang meluap terjadi kerusakan, lahan pertanian dan jalan, timbulnya korban jiwa serta kehilangan harta benda," ujarnya.


Bukan hanya itu, lanjutnya kerusakan hutan menimbulkan pemanasan global, anomali cuaca serta berkurangnya oksigen. Untuk hidup sehat harmoni harus dengan hutan. Selain memberi oksigen yang cukup bagi manusia juga akan menjaga kehidupan berkelanjutan bagi para satwa.

“Mari jaga hutan dan kembalikan sesuai fungsinya, untuk kehidupan yang lebih baik, buat kita dan anak cucu kita kelak,” ajaknya.

Wabup mengemukakan pula bahwa masyarakat Dompu perlu belajar dari daerah lain yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan melindungi kawasan hutan agar tidak ada yang berani melakukan pengrusakan. Menurutnya menjaga dan melindungi hutan tidak akan berjalan baik tanpa dukungan dan kesadaran dari masyarakat yang ada di sekitar wilayah hutan.


Di akhir sambutannya, Wabup berharap kehadiran Islamic Relief Indonesia dengan proyek pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim atau Budloc CR ini dapat membuat hutan di Kabupaten Dompu lebih baik untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. 

Direktur Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2DPM) Kabupaten Dompu, Rustam Hardiatman mengemukakan Projec BUDLOC DR di Kabupaten Dompu akan berlangsung selama 2 (dua) tahun, yakni mulai Maret 2023 sampai dengan Maret 2025.

"Lokasi dampingan program ini yaitu di KPH Ampang Riwo Resort Banggo di wilayah administratif Desa Tekasire, Anamina dan Banggo, Resort Manggelewa-Kilo di Desa Suka Damai dan Resort Pidang di Desa Kwangko," jelas Rustam.

Dikatakannya, dampak yang diharapkan dari program ini yaitu Peningkatan Pendapatan dari anggota Kelompok Tani Hutan laki-laki dan Perempuan di 6 desa dampingan program di Kecamatan Manggelewa. Sedangkan output atau hasil yang diinginkan adalah pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.

Adapun kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yakni pembentukan/penguatan kapasitas Multi Stakeholder Platfom (MSP) dalam hal ini kelompok Kerja Pembangunan Rendah Karbon Berketahanan Iklim (Pokja PRKTI); 
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Inklusif; 
Pemodelan Corn Estate Ramah Iklim dan Berkelanjutan;
Pelatihan Pertanian Ramah Iklim (Climate Smart Agriculture-CSA) dan Berkeadilan Gender;
Demontasi Plot (Demplot) Pertanian Ramah Iklim;
Praktek Pertanian Ramah Iklim oleh anggota Kelompok Tani Hutan;
Dukungan Pembiayaan Modal Usaha melalui Micro Finance Syari’ah;
Pembentukan Kelembagaan Koperasi Syari’ah;
Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di daftar ke dalam Sistim Registrasi Nasional - Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI);
Measurement, Reporting and Vefifikation (MRV) dari aktivitas Mitigasi dan Adaptasi terhadap perubahan iklim untuk menperoleh Nilai karbon dari Perdagangan Karbon;


Selanjutnya juga outcome (dampak) dari Program Budloc CR ini diharapkan akan berkurangnya Konflik Pemanfaatan Hutan di 6 desa dampingan di Kecamatan Manggelewa. 
(emo).