Ruang Kerjanya Disegel Sehari, Kepala SMKN 1 Hu'u Mengaku Kecewa

Kategori Berita

.

Ruang Kerjanya Disegel Sehari, Kepala SMKN 1 Hu'u Mengaku Kecewa

Koran lensa pos
Sabtu, 11 Februari 2023

 

Aksi penyegelan ruang kerja Kepala SMKN 1 Hu'u oleh Ketua Komite Sekolah dan warga, Kamis (9/2/2023) namun dibuka kembali keesokan harinya, Jumat pagi (10/2/2023) 


Dompu, koranlensapos.com - Ruang kerja Kepala SMKN 1 Hu'u, Kamis (9/2/2023) sekitar pukul 08.00 Wita disegel oleh Ketua Komite sekolah tersebut, Sukrin bersama beberapa orang anggota masyarakat.

Namun berkat pendekatan Kapolsek IPDA Sumaharto, Camat Muhammad Iswan dan Kepala Desa setempat, keesokan harinya yakni Jumat pagi (10/2/2023), segel dibuka kembali sehingga Kepala Sekolah, Rosyidah, S. Pd bisa menjalani aktivitasnya sebagaimana biasa.

Ketua Komite SMKN 1 Hu'u, Sukrin menyebutkan bahwa penyegelan ruang kerja Kepsek itu dilatarbelakangi oleh 4 (empat) persoalan yang mendasar.

Sukrin menyebutkan satu per satu persoalan dimaksud.
Pertama, proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah tersebut dinilainya tidak berjalan dengan baik.

Kedua, tidak ada hubungan yang harmonis antara guru dan kepala sekolah.

Ketiga, pengurus komite sekolah tidak pernah diberikan informasi mengenai penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) serta segala bentuk pembangunan yang ada.

Keempat, terkait pengunduran diri operator sekolah dinilainya karena sikap arogansi kepala sekolah.

"Hasil kesepakatan antara komite dengan masyarakat dan Kades Daha serta Kapolsek meminta agar kepala sekolah diganti secepatnya. Bila tidak terealisasi, maka kami akan melanjutkan dengan aksi massa yang lebih besar lagi," kata Sukrin.

Sukrin menampik adanya rumor yang berkembang bahwa penolakan terhadap Rosyidah karena bukan orang Kecamatan Hu'u.

"Tidak juga seperti itu siapapun orangnya asalkan memenuhi persaratan dan dia mau memajukan SMK Hu'u dan bisa bekerja sama dengan guru-guru dan komite serta masyarakat," ucapnya.

     Kepala SMKN 1 Hu'u, Rosyidah, S. Pd



Sementara itu, Kepala SMKN 1 Hu'u, Rosyidah, S. Pd yang dikonfirmasi media ini mengaku kecewa dengan sikap Ketua Komite Sekolah yang dinilainya tidak profesional dengan cara menyegel ruang kerjanya. Apalagi dengan menggalang warga masyarakat untuk mendukung aksinya serta melaporkan kepada Kepala Desa setempat.

"Sangat saya sayangkan sikap Ketua Komite seperti itu. Kenapa harus dengan demo dan menyegel ruangan kerja saya. Sangat tidak profesional," ucapnya dengan nada kecewa.

Dikatakan Rosyidah, sikap profesional yang seharusnya dilakukan adalah dengan melaporkan dirinya kepada Kepala Cabang Dikbud (KCD) Kabupaten Dompu dan Pengawas Sekolah sebagai pihak yang berwenang.

"Atasan saya adalah KCD dan Pengawas Sekolah. Silakan laporkan tentang kinerja saya kepada beliau-beliau. Nanti beliau-beliau itu yang akan memanggil saya dan melaporkan kepada bapak Gubernur. Dan bila dinilai kinerja saya tidak baik, saya siap dimutasi ke mana pun oleh bapak Gubernur," bebernya.

Rosyidah menegaskan sangat tidak relevan jika dirinya dilaporkan kepada Kepala Desa.

"Kepala Desa memang pemimpin di desa ini tetapi beliau bukan atasan saya. Tidak tepat kalau melapor ke Kepala Desa," urainya.


Lebih lanjut Rosyidah memberikan klarifikasi terkait tudingan miring yang diarahkan kepadanya. Rosyidah membantah dikatakan bahwa KBM di sekolah yang dipimpinnya tidak berjalan dengan baik.

"Tidak benar bila dikatakan proses KBM di sini tidak kondusif. KBM di sekolah ini berjalan lancar," bantahnya.


Rosyidah menjelaskan kejadian penyegelan ini sebenarnya berawal dari masalah sepele. Bermula dari operator sekolah Dewi yang mengakses akun pribadi kepala sekolah untuk menilai kinerja guru. Bahkan operator sekolah telah mengganti password akun itu yang menyebabkan kepala sekolah tidak bisa memasukinya (mengakses).

"Yang menilai kinerja guru adalah kewenangan saya selaku kepala sekolah. Orang lain tidak berwenang," tandasnya.

Pasca kejadian itu, lanjut Rosyidah operator bersangkutan mengundurkan diri bahkan mengundurkan diri juga dari grup WhatsApp sekolah.

"Dia sendiri yang mengundurkan diri bukan dikeluarkan," kata Rosyidah.

Karena terjadi kekosongan operator sekolah, akhirnya pihaknya mencari operator pengganti. 

"Operator sekolah ini sangat kami butuhkan karena kami sedang didata untuk ujian sekolah, persiapan UKK, validasi sertifikasi guru, honorer, data dapodik dan lain-lain yang harus kami kirim sehingga operator sangat dibutuhkan," jelasnya.

Akhirnya pihaknya mendapatkan operator pengganti yakni Sirajuddin.

"Sebelumnya saya tanyakan terlebih dahulu kepada teman-teman di sini untuk menjadi operator tapi tidak ada yang bersedia dengan alasan sibuk sehingga pak Sirajudin kami angkat jadi operator," ulasnya.

"Setelah pak Sirajudin masuk jadi operator, saya gabungkan di grup WA mulai di situlah ada riak-riak," aku Rosyidah.

Dalam rapat bersama dewan guru pada hari Rabu (8/2/2023),  Rosyidah mengungkapkan persoalan mengenai pentingnya keberadaan operator sekolah saat ini untuk menggantikan Dewi yang telah mengundurkan diri. Karena itu, keberadaan operator pengganti tidak boleh ditunda. Operator baru juga dihadirkan dalam rapat itu.

Namun ternyata ada yang tidak setuju dengan pergantian operator sekolah. Bahkan dua orang peserta rapat melakukan aksi walk out alias meninggalkan ruang rapat. Rosyidah menyebut dua guru yang walk out itu Iswan, S. Pd (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum) dan Drs. Nasaruddin (Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Industri)

"Setelah keluar dari ruang rapat, langsung mereka melaporkan ke Kepala Desa dan masyarakat sehingga keesokan harinya yaitu hari Kamis (9/2/2023) terjadi aksi penyegelan itu," kata Rosyidah.

Rosyidah menyebut Iswan, S. Pd adalah Calon Kepala Sekolah yang telah mengantongi sertifikat dan merupakan suami dari Ibu Dewi (operator sekolah) yang mengundurkan diri tersebut.

Tapi anehnya, kata Rosyidah, yang dilaporkan kepada masyarakat bukan persoalan penyelewengan yang dilakukan operator, tetapi tentang KBM yang tidak kondusif. Mendapat laporan itu, masyarakat melaporkan pada komite sekolah yang akhirnya berbuntut penyegelan ruang kerja kepala sekolah itu.

Rosyidah menegaskan bahwa aksi massa itu bukan mewakili keseluruhan masyarakat Desa Daha karena yang melakukan aksi itu hanya segelintir orang.

"Yang demo itu hanya tujuh orang yang dikawal langsung oleh bapak Kapolsek," tuturnya.

Lagi-lagi Rosyidah menyangkal tudingan bahwa KBM di sekolah tersebut tidak berjalan dengan baik.

"Saat ini 126 siswa kelas 2 sedang Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Mataram, Sumbawa, Bima dan Dompu. Itu menunjukkan bahwa KBM di sini berjalan lancar. Kalau saat ini terlihat sepi bukan karena tidak belajar tetapi karena yang sekolah hanya kelas X dan XII saja. Sedangkan kelas XI sudah berangkat Prakerin," sanggahnya.

Rosyidah juga membantah jika dikatakan tidak ada keharmonisan antara dirinya dengan para guru.
Prestasi-prestasi yang diraih sekolah, guru dan siswa selama ini menjadi bukti nyata adanya manajemen kepala sekolah yang baik dan keharmonisan antara kepala sekolah dan guru.

"Prestasi-prestasi yang diraih adalah hasil kerja sama tim menunjukkan soliditas kepala sekolah dan guru-guru," ucapnya.

Ia menyebut penghargaan yang pernah diraih antara lain penghargaan SMK Negeri Gemilang Karya Terkualitas tahun 2022 dari Gubernur NTB pada acara Penganugerahan Anugerah Istimewa Sekolah (AISO) 2022. SMKN 1 Hu'u juga bermitra dengan PT. Sumbawa Timur Mining dalam memproduksi beras organik "Ana Ndai" dan pupuk cair organik". Juga kerja sama dengan Jayakarta Hotel di Senggigi dalam program pelatihan guru Tata Boga. 
Pihaknya juga banyak melakukan kerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam hal peningkatan kompetensi siswa bahkan kompetensi guru. Terakhir menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT. BISI Internasional. 

"Ini merupakan bukti-bukti kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru-guru," ujarnya.

Di akhir keterangannya, Rosyidah mengaku sangat leghowo dengan keputusan apapun yang diberikan oleh Gubernur NTB terhadap dirinya.

"Kalau oleh bapak Gubernur saya dipindahkan aamiin. Saya terima karena beliau atasan saya. Yang penting selama saya bekerja sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan saya. Beliau yang menilai kinerja saya," ucapnya.

KCD Dikbud Kabupaten Dompu, Muhammad Ihsan, M. Pd yang dikonfirmasi media ini perihal riak yang terjadi di SMKN 1 Hu'u memberikan tanggapan singkat.

"Kami sudah dan sedang mengusahakan solusi terbaik bagi semua agar kegiatan Sekolah tetap aman dan nyaman," ujarnya. (emo).